O9

64 11 3
                                    

"Lin, Jino kemana dah?"

"Mana gua tau, dia kan pacar lu dongo!"

"Si anjing ngegas, Anetha aja belum ketemu masa tu anak ngilang."

Daniel melanjutkan pencarian nya menuju taman belakang, sedangkan Guanlin menuju dalam rumah.

Daniel mengedarkan pandangan nya saat sudah berada di taman belakang, tapi tak terlihat Jino ada disana.

"Tsk.. gua nyusul si tiang ajadah."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Eungh.."

"Jino! Lo bangun!? Please bantuin gue lepasin tali ini!"

Jino langsung sepenuhnya tersadar, melihat sosok perempuan yang tak asing di hadapan nya. Seperti Aneth.

"Aneth? Itu lo?!"

Aneth mengangguk cepat, "lepasin gue, lo ga di iket."

Jino mengangguk, ia mencoba bangun, tapi ia sadar, badan nya kaku. Karena ada pisau yang sudah siap memotong lehernya jika ia bergerak.

"Gue ga bisa Neth." Lirihnya.

"Ah.. iya, gue liat, nyawa lo lebih penting dari nyawa gue."

Lampu ruangan menyala, memperlihatkan laki laki datang dengan wajah yang tertutup topeng.

"Ah.. akhirnya aku mendapatkan kalian berdua, tapi dua laki laki itu belum aku dapatkan.. hmm... Jinora, kamu sebenernya tidak penting disini, tapi.. kamu harus menyaksikan ini."

Jino meneguk silvia nya kasar, jantungnya berdegup kencang, takut laki laki bertopeng itu melakukan yang tidak pantas dihadapan nya.

Sedangkan Aneth sudah diam, tak berkutik. Seperti pasrah.

"Jangan apa apain Anetha!!" Bentak Jino.

Laki laki itu tak menghiraukan, lalu membuka topengnya perlahan, "kita ketemu lagi kak."

"L-loh? Dongpyo?!"

"Masih ingat? Baguslah, jadi aku dapat membunuh perempuan ini dihadapan mu sebagai teman."

.
.
.
.
.
.
.

"Anjirlah, kita cari kemana lagi?"

Guanlin mengacak rambut nya kesal, ia terlalu marah, sekarang sudah pukul 7 malam. Tapi mereka harus menemukan Anetha dan Jino segera.

"Tadi ada gudang, kita cek aja."

Daniel mengangguk, lalu mereka menuju ke gudang untuk menyelidiki lebih lanjut apa isi gudang itu.

Ceklek

Ceklek

"Bisa?"

"Kagak, gua cari kawat dulu bentar."

Guanlin pergi meninggalkan Daniel sendiri untuk mencari kawat di dapur, ia membuka laci, dan mengubrak abrik seisi dapur, tak di temukan nya sang kawat.

Akhirnya dirinya memutuskan untuk kembali, tapi Daniel sudah tak disana. Guanlin mengedarkan penglihatan nya tapi sama sekali tidak menemukan Daniel disana.

Tok!!

Tok!!

Tok!!

Tok!!

Tok!!

"G-guanlin! Lepasin gua anjing! Arhhggh.. Guanlin tolong gua!!"

Bruagh!!

"Bang?! Bang? Bang Daniel!?" Guanlin ikut mengetuk ngetuk pintu ber cat putih tersebut, ia mendengar jelas teriakan dari Daniel di dalam sana.

"Duh anjir, gimana ini?" Gumam nya, ia langsung berlari ke arah luar rumah untuk mencari benda yang dapat merusak engsel pintu.

Guanlin menemukan cangkul yang berada tak jauh dari vila, berada di balik pohon. Guanlin langsung membawa cangkul itu masuk kedalam vila.

Bugh!

Satu pukulan tak berhasil, walau engsel pintu hampir rusak, Guanlin terus mencoba sampai akhirnya pintu itu dapat terbuka sepenuhnya.

"Ah.. akhirnya,"

Guanlin masuk ke dalam gudang tersebut, terlihat banyak barang barang lusuh yang tertutup kain putih disana.

Guanlin merasa ada benda yang aneh di dalam sana, untuk apa tumpukan kardus di tutupi kain putih. Ia mengambil langkah perlahan untuk mendekat ke arah kotak itu.

Guanlin membuka kain itu, dilihatnya kotak kotak itu seperti menutupi sesuatu, Guanlin putuskan untuk menurunkan kardus itu dan melihat apa di baliknya.

"Tangga? Ada basement?" Gumamnya, ia menuruni tangga itu sampai akhirnya ia sampai di anak tangga terakhir.

"Bersih banget, kayak ada yang rawat."

Langkah kakinya menelusuri lorong bercat putih itu, sampai akhirnya ia menemukan pertigaan lorong. Guanlin memilih untuk belok kanan.

Sampai di penghujung ruangan, ia menemukan lift. Seperti lift, tapi bukan.

Guanlin memberanikan dirinya untuk memencet tombol hijau yang ada disamping pintu tersebut, sampai akhirnya pintu itu terbuka menunjukan sebuah ruangan.

"Oh hai! Pintar sekali, kamu datang tanpa rasa sakit seperti apa yang teman teman mu rasakan, selamat datang..."








Ndee, makin gaje bener cerita ini, jangan lupa voment nya, mampir di sebelah juga, hehe.. thanks yuww..

-ichi

||Coulrophobia|| [E N D ✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang