1O [ E N D ]

94 12 2
                                    

Kini ruangan penuh bercak darah itu sudah ramai, dengan adanya Guanlin, Daniel, Jino, Taehyung, Jimin, Aneth, dan pasukan 4 laki laki yang ada di tengah tengah mereka.

"Hmm.. kalian terlalu bodoh."

"Mau lu apa?! Kenapa begini?! Lu tuh siapa?! Kenapa lu selalu ngincer Aneth hah?!!" Bentak Jimin, ia masih cukup untuk mengeluarkan suara.

Salah satu laki laki itu mendekat ke arah Jimin, ia mengeluarkan pisau tajam dari kantung celana nya. "Diam, atau mati."

Sontak Jimin langsung bungkam, laki laki bertopeng badut yang lain mendekati Aneth dan mendekatkan pisau ke kepalanya.

"Pasti kalian mau tau gua siapa, dan mau temen temen gua, tapi.. gua ga sebodoh lu Dongpyo, lu dengan mudah nya buka topeng."

Dongpyo mendecak, "suka suka gua lah kak!"

"Tapi sepertinya kita lebih seru party tanpa topeng,"

Laki laki itu menurunkan pisau nya, ke arah pipi Aneth lalu menggores nya, hampir sobek.

Lalu setelahnya laki laki itu membuka topengnya, di susul dengan 2 laki laki lagi yang belum membuka topeng.

Semua orang terkejut, atensi nya tak terputus dengan orang yang berani menculik mereka.

"Hyunjin?!! Kak Changbin?! Dan lo?! Felix?" Bentak Jino, mereka yang di sebut namanya hanya terkekeh, Felix mendekat ke arah Jino.

"Bagaimana kabarmu, kakak ku."

"Ga usah lu manggil adek gua dengan embel embel kakak!! Lu bukan adek kita!" Sahut Taehyung.

Jino terdiam, jadi sebenarnya Felix saudara kandungnya? Orang yang selama ini ia kira adalah tetangga masa kecilnya.

"Lu diam, gua ga bicara sama lu Abimanyu."

"Oh iya kak, apa kabar? Baik? Kkk...ga nyangka ternyata orang yang waktu itu kenalan sama aku, temen kakak ya?"

"L-lo adek gue? Gimana bisa?"

Felix menyugar rambut merahnya, lalu menyamakan tinggi badan nya dengan Jino, "nama asli aku, ada marga Abimanyu, tapi dengan bejatnya.. manusia itu buang aku kak."

Jino menoleh ke arah Taehyung yang tengah menunduk, "bang? Felix bener?"

Taehyung mengangguk, Jino kecewa. Kenapa bisa Taehyung merahasiakan itu sedari dulu.

"Udah, urusan keluarga kalian nanti, Ga penting." Celetuk Hyunjin, ia membisikan sesuatu ke arah Changbin. Setelah itu Changbin pergi.

"Felix, lo ikut Changbin, bawa jalang itu ke sini." Felix mengangguk faham lalu pergi menyusul Changbin.

"Lepasin Anetha." Akhirnya Guanlin mengeluarkan suaranya setelah pukulan di rahang dengan tongkat kasti itu mulai mendingan.

"Ga bisa, ga ada jaminan nya." Hyunjin menyender pada tiang dimana Aneth di ikat.

"Gua bakal kasih apapun, asalkan Anetha lepas."

Hyunjin menyringai, melepaskan ikatan Aneth dari tiang itu sehingga Aneth jatuh tersungkur karena sudah kehabisan tenaga.

"Anetha lepas, dan sekarang lu harus turutin apa permintaan gua," ucap Hyunjin di selingi senyuman nya.

"Apa aja, bakal gua lakuin."






"Bunuh Anetha dan jadi pacar gua."

Semuanya terkejut, terutama Dongpyo sang adik. Tapi ia mendukung apa yang selalu kakak nya ingin lakukan.

Aneth merangkak menuju Hyunjin, lalu bersimpuh sembari memegangi kaki Hyunjin, "Hyunjin, please... kalau lo mau apa apa, bunuh aja gue, jangan Buat Guanlin membunuh gue."

Hyunjin dengan enteng nya menendang wajah Aneth hingga terjatuh ke belakang, membuat Jino yang melihatnya makin geram. Jino langsung mengambil pisau yang ada tepat di lehernya lalu menendang orang yang memposisikan pisau itu ke lehernya.

"Ga ada adab!! Gua tau maksud lu apa!! Dan lu pikir kita ga bisa apa apa?! Lu salah!!!" Bentak Jino sambil menarik kerah baju Hyunjin lalu mengarahkan pisau yang ia pegang ke pelipis Hyunjin.

Hyunjin terkekeh, ia menyingkirkan pisaunya dengan enteng. "Lu pikir gua takut? Pyo, ikat dia di tiang."

Jino langsung di tarik menuju tiang dan di hantuk kan badan nya, di ikat. Tidak sama seperti ikatan milik Aneth tadi.

Daniel juga tak terima tapi ia tak bisa berbuat apa apa, keadaan nya dirinya sekarang tengah di todong pistol tepat di kening nya, jika peluru itu di lepas maka siap siap kepalanya akan bolong. Guanlin juga begitu.

Taehyung dan Jimin? Mereka di pindahkan ke ruangan eksekusi yang lain.

Hyunjin tersenyum, ia berjalan menuju Guanlin. Mengambil alih pistol yang di todongkan itu, dan duduk di pangkuan Guanlin.

Hyunjin menggigit pistolnya dan menggoyangkan pistol yang di gigitnya sampai terayun.

Guanlin merasa risih, ia mencoba memberontak tapi dadanya di tekan oleh Hyunjin sampai nafasnya terenggal.

"Jadi pacar gua, atau Aneth mati."

Guanlin gugup setengah mati, ia tak ingin menjadi milik Hyunjin, tak juga ingin Aneth mati. Tapi Aneth di belakang sana hanya tersenyum, dan mengangguk.

"G-gua, g-gua bakal jadi pacar lu." Jawab Guanlin ragu, membuat Hyunjin tersenyum kemenangan.

Sedangkan Daniel dan Jino menatapnya kecewa, seakan akan merutuki Guanlin sebagai manusia terbodoh yang ada.

"Bunuh gua Hyun, lepasin Jino, Daniel, sama Guanlin, Pyo.. gua tau lo orang baik, tapi lo semudah itu denger hasutan kakak lo?"

Dongpyo menjadi kelu, rasanya ia terlalu bodoh untuk mengikuti kemauan sang kakak.

"Gausah bacot," Hyunjin bangkit, sebelum bangkit, ia menyimpan pistolnya dan mengecup singkat bibir Guanlin.

Dan Guanlin di ikat.

Hyunjin berjalan dengan anggun layaknya seorang perempuan menuju Aneth yang masih terduduk tak berdaya. Mencengkram rahangnya agar Aneth dapat menatap manik mata nya.

"Sorry.. tapi, kayaknya lo emang harus mati. Karena lo bakal ngerusak hubungan gue sama Guanlin nanti."

Hyunjin mengeluarkan pisau tumpul, lalu tersenyum manis, "selamat tinggal Anetha.."











Srek...






"Akh..."





















E N D



gue tau, ini ga jelas banget, gabisa bikin alur yang ngena banget gitu!! Keselll:<

Akhirnya end juga ini cerita, apa ada yang mau epilog?

Yaudah yaudah, jangan lupa voment nya

Makasiiii

-ichi

||Coulrophobia|| [E N D ✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang