chapter 1

47 7 2
                                    

Lima belas menit sebelum pukul 15.00. Louise tengah bersiap untuk pertemuannya dengan Johnny Seo. Tentu ia belum tau banyak mengenai pria itu, melainkan sebuah foto selfie yang ia kirimkan kemarin malam.

'Here's my picture so you know what I look like.'

*sends picture*

Sejenak ia berbaring di kasur kayunya yang ber-sprei krem itu. Ia perhatikan foto selfie itu dengan lekat. Pria bernama Johnny Seo itu memiliki wajah yang ramping, rambutnya berwarna hitam, hidungnya mancung, dan bibirnya berwarna pink serta terlihat plump. Dan juga, tatapan matanya yang tajam.

Is this guy a model or something?

He's gorgeous...

-

"KI GUE PERGI KE CAFETERIA!" teriak Lou kepada Kiara yang sedang berada di toilet. Kiara adalah teman Lou sekaligus roommate-nya.

"HAH NGAPAIN??"

"NGE-GUIDE, KAN UDAH BILANG KEMAREN."

"Oh iya, HATI-HATI."

Dan dengan itupun, Lou berjalan keluar dari area dormitory dengan sepatu boots-nya yang berwarna coklat, tak lupa dengan coat favoritnya. Akhir-akhir ini cuaca dingin, angin dengan mudah membuatnya menggigil. Sebenarnya ini agak aneh, karena tubuh Lou sudah cukup untuk menjaganya tetap hangat dan ditambah lagi ia memakai pakaian tebal yang juga hangat.

-

Lou akhirnya sampai di depan cafeteria kampus NNC yang sering ia kunjungi demi mencicipi minuman-minuman apapun selain coffee, sembari nge-journal ataupun belajar mengenai materi sekolah. Terkadang, ia pergi ke sana hanya untuk bersantai.

Salah satu alasan kenapa Louise senang menghabiskan waktu di cafeteria kampus NNC adalah nuansa tenang dan nyaman cafeteria itu sendiri.

Saat ia masuk ke dalam bunyi lonceng pintunya pun juga berbunyi. Ia memberi senyum hangat kepada mbak-mbak di counter dan langsung melihat ke sekitar, untuk menemukan Johnny.

Oh, I think that's him. gumam Lou saat melihat pria jangkung duduk di... tempat favoritnya?

-

"Hello... Johnny?"

Louise hampir ternganga saat ia melihat pria itu secara langsung. Wajah tampan pria itu semakin terlihat jelas dari jarak dekat. Ditambah lagi pria itu terlihat sangat tinggi. Kaki jenjangnya hampir tampak sesak duduk di kursi cafeteria yang terasa cukup untuk Louise.

Maybe he's a good guy...

Yeah, let's not jump to conclusions.

Pandangan pria itu akhirnya tertuju ke sumber suara yang memanggilnya. Tatapannya tajam dan dingin.

"Iya. Kamu Louise?"

Nada suaranya terdengar dingin dan apatis. Hal ini agak membuat Lou merasa tidak enak. Meskipun demikian ia tetap mencoba untuk ramah.

"Yes." jawab Lou tersenyum. "Panggil Lou aja."

Lou pun menduduki dirinya di kursi depan pria itu.

"Mau order sesuatu dulu?" tanya Lou.

"Sudah tadi." jawabnya dengan melirik coffee di tepi kiri meja kecil itu.

"Ohh, kamu sukanya coffee ya? Kalo aku lebih prefer teh-" perkataan Lou terputus.

"To the point saja, tunjukkan saya area kampus. Waktu saya tidak banyak."

Sepertinya pria itu tidak ingin basa-basi. Lou mencoba untuk mengerti, tetapi tetap saja kalimat pria itu seakan-akan merampas sisa-sisa positivity yang tersisa dari Lou.

Stay Away From Me . Johnny SeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang