Pagi hari selalu datang untuk menyambut insan yang di hidupkan tuhan, membuat orang-orang akan berfikir tentang "Hari baru, semangat baru".
Berbeda dengan yang lain, aku malah selalu berpegang teguh dengan "Hari baru, kenangan dulu". Sulit memang, sulit sekali untuk melupakan semua hal yang sudah ku lalui dengan Kean dan berfikir bahwa hal itu tidak perna terjadi.
Aku mendengar nama ku terus di sebut sebut dengan ketukan pintu dan suara kakak kakak ku sebagai backsoundnya. Seperti ini lah setiap pagi, ibuku datang ke kamarku untuk membangunkan ku, dan kedua kakak ku akan bertengkar tentang apapun di pagi hari, aku yakin ini sudah menjadi rutinitas mereka.
Aku menyahut dan membukakan pintu untuk ibuku, bertujuan memberi tahu padanya kalau aku sudah terbangun.
Tapi saat aku membuka pintu, bukan sapaan selamat pagi seperti biasanya, yang ibu katakan malah tentang mataku yang sudah pasti membengkak karena menangis semalam.Ceklek
"Rayna udah bangun bu"
"Astaga Rayna, matamu kenapa?"
"Gak apa-apa bu, rayna suka kok mata bengkak"
"Jangan aneh Rayna, ibu tau kamu sedih, tapi jangan jadi orang jahat yang bikin Kean ga tenang di alam sana"Plashh
Ucapan ibu barusan seperti menamparku, bahkan persis seperti apa yang dulu perna Kean katakan padaku sebelum pergi, apa skenario-nya memang seperti ini?
"Kamu memang bakal sedih, tapi kamu bakalan jadi orang jahat kalo kamu sedih dan buat aku ga tenang disana nanti"
Aku terdiam, bahkan posisi ku dan ibu masih seperti tadi. Sampai akhirnya suara ibu membuat ku tersadar.
"Sana mandi, terus siap-siap sekolah. Mana tadi ga sholat subuh, mau jadi apa kamu" -Kata ibuku sembari meninggalkan kamarku.
Aku tahu mataku akan membengkak, tapi aku harus bagaimana? Aku tidak bisa menolak dan berhenti menangis saat memori nya kembali bersahutan di otakku.
Serasa lelah dengan fikiranku, aku pun memilih untuk masuk ke kamarku dan mengikuti apa yang ibu suruh.
Setelah rapih, aku berjalan kebawah untuk mencari sesuatu yang bisa ku pakai untuk mengempes mataku yang membengkak ini.
Aku terus mengaplikasikan esbatu yang sedang ku pegang ini pada mataku satu persatu secara bergantian.
"DOOOORRRR!!"
Tentu saja aku tersentak kaget, sudah kupastikan, ini pasti kegiatan kakak ku yang menyebalkan."Apasih?!!" -tanya ku kesal, tetapi dia malah tertawa, lalu matanya memusatkan pada esbatu yang sedang ku tempelkan pada mataku.
"Esbatu nya ko taro di mata? Emang matanya mau diminum?"
Yatuhan..... aku benarkan? Tidak salah kan aku bilang dia ini menyebalkan? Dia ini kakak perempuan ku, namanya Yuna. Kalau kalian bertemu dengan kakak laki-laki ku, maka akan lebih menyebalkan."Emang kakak mau minum mataku?!" -jawab ku tak santai lalu bergegas menuju meja makan, meninggalkan dia yang sedang tertawa lepas tidak jelas.
------------------------------------
Sarapannya sudah selesai, sekarang aku sedang memakai sepatu lalu bergegas pergi ke sekolah.
"Lu berangkat sama siapa?" -kata kak Yuna
"Sama Kean, sebentar lagi dia dateng ko, buat jemput kaya biasanya" -gumam ku sepelan mungkin.
"Eh malah diem! Sama siapa?" -kak Yuna
"Sama Kak Aska ajalah, males gua sama lo, kak"
"Dih yaudah, sana kejar kakak lo. Uda berangkat dia tadi pagi"
"Kenapa?"
"Kuliah pagi, belom kerjain pr"
"Tau gitu ngapain nanya? Ya kan disini tinggal kakak!"
"Yakin banget sama gua? Gua aja mau naik motor, terus sekolah kita beda arah, gamau bareng lo ah. Duluan ya, dadah" -Kata kak Yuna lalu lari keluar pintu, tentu saja aku mengejar, tapi ternyata dia sudah menyiapkan motornya di depan pagar, dan sebelum aku menangkapnya, dia sudah menjalan kan motornya duluan. Menyebalkan sekali, padahal ini masih pagi!.
Aku kembali memasuki rumah, lalu berpamitan pada ibu dan bergegas pergi ke Halte bus.
Setelah sampai, ternyata Halte nya masih sangat sepi, aku duduk pada kursi halte yang tersedia, tidak lama aku duduk, hujan tiba tiba turun dengan deras, bagaimana ini?
Ku ingat ingat lagi, suasana yang sedang ku alami sangat peris seperti saat pertama kali aku bertemu dengan Kean.
Remember sweet memory with sweet situations in a little time
🐨🐨🐨🐨🐨🐨
KAMU SEDANG MEMBACA
can we ?
Teen Fiction"Rayna, ayu main tebak tebakan sama kakak" "ayok!" "coba tebak, lebih dulu mana yang akan berakhir? hubungan kita, atau, kematian ku?"