Halte, menunggu Bus dan Hujan, apa semuanya akan terjadi seperti saat itu?
Hari itu aku tidak dijemput kakaku saat pulang sekolah, ayah ku juga tidak bisa menjemputku karena dia sedang berada di kota lain.
Kemudian aku berjalan menuju halte lalu duduk menunggu bus sambil memainkan handphone ku, membuka berbagai aplikasi yang ada di handphone ku.
Tiba tiba hujan turun, bus yang ku tunggu pun tak kunjung lewat. Aku yang tidak bisa berbuat apa apa hanya pasrah dan menunggu sampai bus yang kutunggu datang.
"Kamu, Rayna ya?"
Aku menoleh, seseorang dengan jaket denim dan kerah kecoklatan sambil terduduk diatas motornya, Dia ini Dilan di tahunku atau apa?Tapi seperti aku mengenalnya, kalau aku tidak lupa, namanya adalah Kean, dia osis di sekolahku. Setahu ku dia ini sangat dikenal oleh warga sekolah, selain wajahnya yang tampan, dia juga pria yang baik dan selalu tersenyum pada siapapun. Tak jarang juga teman-teman ku membicarakannya
Tapi untuk apa sih dia duduk di motornya sambil bertanya namaku di bawah hujan begini. Bahkan jaket yang dia pakai sekarang sudah basah karena air hujan.
"Ada apa?" -Tanya ku
"Kamu milea ku bukan? Hehehe"
apa sih? Dia bermasalah, ya?"Lu ga ngerti hujan?" -kata ku
Dia melihat keatas lalu segera mematikan motornya dan berlari kedalam halte. Ya tuhan, dia benar-benar tidak mengerti hujan?
"Beneran Rayna?" -tanya nya
"Iya"
"Oh. tadi boongan ya"
"Apa?"
"Gua ngerti hujan ko"
"Iya"
"Boleh minjem hp lu gak na?"
Oh dia ingin pinjam handphone. Tapi dia tau namaku dari mana sih?Aku mengambil handphone ku dan memberikannya pada lelaki ini
"Boleh. Nih" katakuDia mengambilnya lalu mulai mengetikan nomor disana. Setelah itu dia menelfon nomor itu.
Tidak lama, handphone yang berada di sakunya berbunyi. Tapi dia tidak mengangkatnya. Setelah itu dia malah mengembalikan handphone ku.
"Udah?" -tanya ku
"Udah"
"Tadi hp lo bunyi juga kayanya"
"Iya. Gua yang nelfon tadi"
"Oh, lupa naro hp ya?"
"Engga"
"Terus?"
"Gua nelfon hp gua pake hp lo ahahahahahaha"
Jawabnya lalu dia tertawa. Dia kenapa si?"Apasih?"
"Oiya na, nama gua Kean, kita satu sek--"
"Gua tau"
"Lo tau?" -tanya nya dengan wajah tidak menyangka
"Tau"
"Lo suka gua juga dong na?!!" -Tanya dengan suara kencang.
"Apaansih??" Aku bingung. Maksudnya apasih?
Dia mulai duduk disebelahku lalu mencondongkan badannya padaku seperti ingin membisikan sesuatu. Aku harus apa? Wajahnya dekat sekali denganku, bahkan pahatan wajahnya terlihat sangat sempurna walaupun dari samping. Tidak salah dia selalu menjadi perpusatan pandangan disekolah.
"Gini na, gua kasih tau" katanya
"Apaansih?" Jawabku
"Ish apaansih mulu"
"Ya lo gak jelas sih"
"Kalo ga apaansih gak jelas sih ya na?"
"Ish" jawab ku dengan nada kesal. Lalu dia tertawa dan melanjutkan bicaranya
"Lo tadi bilang tau nama gua kan?"
"Iya, lo osis kan? Gua tau"
"Tau nya gara gara osis jadinya?"
"Ya iya"
"Oh"
"Kenapa?"
"Gapapa na"
Baru mau bicara lagi, tiba tiba bus yang kutunggu datang. Aku segera berpamitan pada Kean lalu menaiki Bus itu.
Author pov
Kean tersenyum saat Rayna sudah menaiki Bus yang ditunggunya.
Kean sangat senang karena akhirnya bisa conversation dengan Rayna, meskipun dia terlihat santai, tetap saja hatinya terus tidak karuan sejak tadi.
"Gua tau nama lu karena gua suka sama lu na. Siapa tau lu tau nama gua karena suka sama gua juga. Tapi gua nya kegeeran, tau gara gara osis ternyata" -gumam kean. Setelah itu dia tertawa lega. Lalu naik ke motornya dan pergi meninggalkan Halte. Dia menuju rumahnya.
Ada langit yang merasa sangat senang saat hujan turun dihari yang terang, sebab keterangan awan itu akan meredup. Dan langit akan merasa sedang bertemu malam yang gelap saat hal itu terjadi.......
🐨🐨🐨🐨🐨🐨🐨🐨🐨🐨
KAMU SEDANG MEMBACA
can we ?
Teen Fiction"Rayna, ayu main tebak tebakan sama kakak" "ayok!" "coba tebak, lebih dulu mana yang akan berakhir? hubungan kita, atau, kematian ku?"