Seminggu telah berlalu tentang hari itu, pada dasarnya hubungannya dengan Roni tak akan pernah baik-baik saja, mengingat pernah ada rasa suka di dalam hatinya yang tak terbalas.
Tasya menuruni tangga untuk makan malam bersama, mendengar suara yang sedikit riuh membuatnya sedikit penasaran.
"Sayang, pulang kok nggak ngabarin tante" suara wanita paruh baya yang sangat ia kenali membuat Tasya mengedarkan pandangannya ke sekeliling, menatap laki-laki yang kini tengah berbincang dengan ayahnya.
"Tasya, diajak bicara Tante Sonia kok malah bengong? Cepat kemari, kita sudah menunggu lama loh" kata Krystal mengingatkan putrinya.
Tasya duduk di samping abangnya, menatap banyak sekali menu makanan yang ada di meja yang hampir semua makanan kesukaannya.
"Tadi Roni membawanya, jadi hanya perlu menghangatkan sebentar" jelas Krystal seolah menjawab tatapan Putrinya.
"Tasya bagaimana rasanya kuliah di sana?" Tanya Sonia, bunda Roni.
"Lancar tan, banyak teman juga, jadi betah" jawab Tasya penuh keramahan.
"Dengar-dengar kamu punya pacar ya?" Tanya Sonia hati-hati.
Roni menggenggam sendoknya dengan erat saat mendengar pertanyaan dari mamanya.
"Pertanyaan macam apa sih mah, jelas-jelas Tasya sudah dewasa tentu saja harus punya pasangan, apalagi dia anak perempuan" sela pak Sanjaya selaku ayah Roni.
"Ish, namanya juga basa-basi pah, udah lama nggak ketemu kan juga kangen" bantah Sonia lagi yang membuat sekitar tertawa kecil.
Getaran ponsel Tasya bisa di rasakan semua orang yang ada di meja makan, membuat Gerald menoleh kearah ponsel adiknya.
"Thomas, angkat dulu sana" kata Gerald pelan.
"Maaf om, Tan, Tasya ke belakang sebentar" pamit Tasya seraya sedikit berlari meninggalkan meja makan.
Roni terus menatap kepergian Tasya dengan tatapan yang sulit di artikan.
"Berhenti menatapnya seperti itu, kamu sudah kehilangan kesempatan" kata Sonia mengingatkan putranya.
Roni hanya diam dan melanjutkan makannya.
💎💎💎💎
Sudah hampir setengah jam Tasya tak kembali ke meja makan, membuat Roni yang sedari tadi penasaran ikut menyusul ke taman , di mana Tasya tengah duduk di kursi dengan suara tawanya.
"Berhentilah menggodaku, bukankah kamu akan datang dan bersikap jantan di depan orang tuaku?"
Roni mengepalkan tangannya saat mendengarnya, gadis itu benar-benar membuatnya frustasi.
"Kamu berani menyentuhku? Kemarilah agar kamu bisa menyentuhku sepuasnya" gurauan yang di katakan Tasya tentu saja membuat Roni naik pitam.
Bagaimana bisa gadis itu membiarkan dirinya di sentuh orang lain dengan bebas? Bahkan mereka hanya berpacaran saja.
"Ok, ku tunggu kabar baiknya sayang, muach" kalimat manis terakhir yang Tasya katakan semakin membuat Roni cemburu.
"Sejauh mana hubungan kalian?"
Tasya terkejut kala tiba-tiba mendengar suara Roni yang menanyainya. Apakah laki-laki itu sudah lama mendengarnya?
"Masih dalam hal wajar" jawab Tasya menggeser duduknya, memberikan tempat untuk Roni agar bisa duduk di sampingnya.
Menghindari terlalu lama juga tidak baik, lebih baik bersikap biasa saja seperti dulu.
Roni menatap Tasya dari atas sampai bawah, memperhatikan banyak hal yang ada di tubuh Tasya berubah. Mulai dari lekukan pinggang, lingkar dada, dan leher jenjangnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/228365851-288-k515239.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Silly engagement
RandomPertunangan ini di mulai ketika aku duduk di bangku SD, di mana aku melabuhkan hati untuk seorang anak laki-laki yang menarik perhatianku, aku dengan terang-terangan mengejarnya, hingga suatu hari dia menyerah. Aku mengira dia juga menyukaiku karena...