O3 - SUAMI KONTRAK

8.3K 1.3K 377
                                    

Ges, pengen pake bahasa santai aja lah.













"Hoaam..."

Younghoon menguap, mulutnya kebuka lebar selebar dunia ini. Masih dalam keadaan kedua mata yang terpejam, dia berjalan menuju dapur buat ngambil minum.

Baru setengah jalan, tiba-tiba dia ngerasa kayak nabrak seseorang. "Aduhh, sakit..." terdengar seperti rengekan dari anak kecil.

Younghoon membuka matanya, bersamaan dengan Lisa yang menghampiri bocah kecil. "Julidah, kamu kenapa sayang?" tanya Lisa yang panik setengah mati.

Julidah, putri pertama Rossa dan Juna.

Kedua mata Younghoon langsung terbuka, dan sontak terjengkal kebelakang. "Heh, anak siapa nih?!" bentaknya. Bikin Julidah jadi semakim nangis dan takut.

Lisa menyentil ketek Younghoon, "Lo apain anak orang?" tekan Lisa. Younghoon menggeleng, "Gue tau dia anak siapa aja enggak." Lisa menghela nafas.

"Tante...Julidin lapal."

Belum selesai menenangkan Julidah yang tengah menangis, kembaran Julidah yaitu Julidin merengek sambil memegangi perutnya. Julidin ini anak laki ya.

Lisa kelagapan, dia pun noleh ke Younghoon. "Apa?" sinisnya. "Lo kasih makan Julidin ya, udah gue siapin di atas meja." mohonnya. Younghoon dengan cepat menolak.

"Big no! Gue yang harusnya dilayani, bukan si Julidin ini. Lo gimana sih." Lisa menyatukan kedua tangannya, "Please, kali ini aja bantu gue." Younghoon tetap menolak.

Julidah berhenti nangis, sekarang Julidin yang perlahan mengeluarkan suara tangisannya. Mungkin dia ngerti, kalau Younghoon gak mau ngasih makan dia.

"Yaudah, gue bisa sendiri."

Lisa menarik pelan kedua tangan kembar Julid itu, meninggalkan Younghoon yang menguap lagi. "Jam 8 waktunya gue makan, ingat!" teriak Younghoon ke Lisa.

Younghoon naik lagi ke kamarnya, buat mandi. Selesai mandi dan bersih-bersih, dia turun ke kebawah untuk sarapan pagi.

Dia berhenti sebentar, ngeliatin Lisa yang lagi ngelucu didepan kembar Julid, bikin mereka ketawa. Younghoon udah mau senyum, tapi mukanya datar lagi.

"Tante, nama aku kenapa Julidah?"

"Karena mamah kamu suka Julid."

Si kembar malah ketawa, padahal mereka gak tau apa itu artinya Julid. Rossa emang gada akhlak, ngasih nama anaknya sendiri.

Semoga aja, anaknya gak julid kayak Rossa.

Younghoon berdehem, kedua tangannya di masukkan ke saku celana jeans. Orang cakep bebas, dirumah aja segala pake jeans.

Dia ngelirik Lisa, "Makanan gue mana?"

Lisa nunjuk ke arah meja makan pake dagunya, masa gitu doang pake nanya. Anak kecil aja tau, dimana letak makanan berada.

"Ambilin, gue mager." Lisa menatap Younghoon dengan geram, tapi sekali lagi ia teringat bahwa ia harus melayani Younghoon layaknya seorang raja.

Dengan penuh paksaan, Lisa bangkit dan berjalan menuju meja makan. Padahal, jarak Younghoon dengam meja makan hanya sekitaran sepuluh langkah. Tapi mager?

Younghoon beralih, ke si kembar Julid. Terus senyum manis ke mereka berdua. "Halo, nama gue Younghoon. Orang paling ganteng sedunia." katanya. Tangannya terulur.

Si kembar Julid, terdiam. Kompak Memperhatikan wajah tampan Younghoon, "Iya...Om ganteng. Gak kayak papah aku." ujar Julidah, di angguki kepala oleh Julidin.

Dipuji seperti itu, Younghoon tersanjung. "Oh jelas, gak ada yang lebih ganteng selain Om. Justin beber mah lewat." pedenya.

"Papah acu jellek." sahut Julidin.

Younghoon ketawa kenceng. Anak kecil biasanya jujur, mungkin yang dibilang Julidin dan Julidah benar kalau dia lebih tampan dari ayah kandung mereka sendiri.

Sambil ngambil makanan Lisa nguping pembicaraan mereka. Dia sampe geleng-geleng kepala, gak heran, kenapa dikasih nama Julid. Sekarang sudah terbukti.

"Julidah, Julidin jangan gitu sama papah kalian sendiri. Dosa, durhaka nanti."

Tegur Lisa, yang sekarang lagi ngambil sayur lodeh kesukaan Younghoon. "Mereka jujur Lis, bukannya ngejek." Lisa mendengus, Younghoon kapan dewasanya sih.

Habis ngambil makanan buat Younghoon, Lisa balik ke tempat semula. Melihat itu, terbelit jiwa-jiwa dakjal yang muncul di dalam otak gada akhlak Younghoon.

Dengan iseng, dia ngelurusin kakinya sengaja biar Lisa jatoh. Tapi dia bener-bener gak mikir resikonya. Bener aja, Lisa jatoh.

Gada akhlak.

Kuah sayur itu sampe tumpah kena kakinya Julidin, karena panas jadi balita laki-laki menangis. Lisa bangkit, Younghoon kaget.

Lisa meraih kaki Julidin, lalu meniup-niupnya, "Huwaa tante, panas...hikss." ringisnya. Julidah yang tak tau apa-apa hanya diam ditempatnya.

Younghoon juga terdiam.

"Bentar ya, tante ambil obat merah dulu."

Sebelum beranjak, Lisa sempet noleh sinis ke Younghoon. Bikin cowok itu menundukkan kepalanya. Younghoon bocah nya keterlaluan. Untungnya mangkok gak pecah.

Selesai ngobatin Julidin, balita laki-laki itu berhenti menangis, lalu memeluk Lisa. "Tante, nda papa?" ujarnya cadel.

Lisa tersenyum sambil menggeleng, "Gak papa kok, ayo kita mandi dulu." kedua kembar itu mengangguk. Sebenarnya tempurung kaki Lisa sakit, karena menghantam dasar lantai begitu keras.

Lo bayangin aja sendiri.

Lisa menggandeng kedua kembar itu, menuju lantai atas. Tak menghiraukan Younghoon yang semakin menunduk. Mungkin dia sadar apa yang ia lakukan tadi itu salah.

Untungnya Lisa tidak marah.

Bagaimana kalau mangkok tadi pecah, terus kena kaki Julidin atau Julidah, bisa jadi kena Lisa. Kan jadi lebih bahaya lagi.

"I'm sorry, Lisa...."













🍘🍘🍘🍘🍘







Awas kualat, Hoon😯

Suami Kontrak ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang