Akan kuceritakan perihal kota kelahiranku, kawan.
Sudikah kiranya kau mendengarnya?Kelak, di suatu hari yang kau namai sua. Kota ini menyihir kalimat-kalimat, keluar dari bibirmu. Memaksamu merekam apa saja yang kau jumpai. Sementara bekalmu berupa lembaran kosong tak akan sanggup menampung bait-bait aksara.
Kota ini terlalu indah. Di sepanjang jalan yang berlenggak-lenggok, gunung-gunung berdiri gagah, tempat di mana flora fauna bermukim, menghabiskan sisa usia. 1001 goa memamerkan stalagmit dan stalagtit, membuatmu berdecak kagum. Riak pantai selatan menyuguhkan suara-suara di telingamu. Hingga kau lupa, bagaimana lara berhamburan merengkuhmu?
Sudikah kau mensyukuri lukisan Ilahi?
Setelah upacara perpisahan dengan kotaku, dengan suara parau kau ucap kata pamit. Sekotak kenangan kau bawa sebagai oleh-oleh. Kau kemas rekaman tentang kota ini. Abadi dalam sajak-sajak absurdmu.
Pacitan, 25 April 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
KATALOG RASA
PoesieCover by lalinaaa__ . . . . . "Pada akhirnya, aku tak mampu memendam rasa sendirian." . . . . . Zara Zahira