You're my Cookies

11 1 0
                                    

Silakan tekan tombol vote, jangan lupa buat komen juga...

Hati-hati Typo berterbangan :v

HAPPY READING


Weekend adalah dimana dirimu bisa berbaring sepuasnya diatas kasur kesayangan
kalian. Bergelung dengan selimut tebal mengingat kalau cuaca akhir-akhir ini sangat dingin.

Dan jangan lupakan penghangat ruangan yag masih setia menyala diatas lemari televisi.

Ya, itu adalah definisi weekend terbaikku beberapa minggu kedepan. Seharusnya semua berjalan dengan indah. Namun tidak kalau sudah ada tetangga ku yang sangat amat berisik. Dan sialnya ia merangkap sebagai sahabatku juga. Menyebalkan.

"Diam atau gue lempar lo dari balkon, Dit"

"Bangun atau gue lempar lo ke bathtub"

Astaga, itu mulut.

Segera aku bangun dengan malas, lalu menatap Radit yang memegang ujung
selimut yang masih ku pakai dan berpenampilan rapi? Mau kemana dia?

"Lo kurang kerjaan apa gimana sih? Gue masih ngantuk, mau tidur" siapa yang bakal suka kalau tidur nyenyaknya diganggu seperti ini? Datang ke kamar lalu menyetel lagu dari boyband Korea iKON – Rythm Ta dengan volume penuh. Astaga, siapa yang tidak terusik coba? Untung kamarku kedap suara.

"Lo ngga mau keluar? Mumpung gue libur ini" tanyanya seraya duduk di kursi belajarku sambil bermain dengan HP nya kembali.

"Gue capek, mau tidur" ya, aku lelah karena pekerjaan tadi malam. Segera
kubaringkan kembali tubuh lelahku lalu menggulung selimut tebal yang sempat ku tarik dari tangan ajaib Radit.

"Ck, pemalas"

Ah lupa, maaf. Aku belum memperkenakan diri dan memperkenalkan sahabat lakilakiku yang sekarang entah sedang apa. Jujur, aku tidak peduli.

Ranya Azailla, temanku sering memanggilku dengan nama Ran, Rany atau Illa. Dan sedangkan cecunguk satu ini memanggilku dengan panggilan Ipin. Hell, dia kira aku tokoh kartun berkepala plontos begitu apa? Umurku jalan 23 tahun. Single,tapi bukan jones. Maaf saja, kalau aku jones aku tidak akan mempunyai sahabat setampan Radit. Aku seorang freelance. Aku sudah mencobauntuk bekerja di sebuah perusahaan, tapi aku tetap tidak bisa.

Dia, yang sedang mengamati berbagai make up ku adalah Raditya Darmawan. Lakilaki setinggi tiang listrik yang bulan kemarin baru saja genap 23 tahun. Single, tapi aku tahu kalau dia punya gebetan dimana-mana. Cih, lihat saja di kontak hp nya, sederet nomor perempuan dia simpan.

Di bekerja sebagai progamer disebuah perusahaan ternama. Dan sekarang ia sedang mendapatkan jatah libur satu minggu katanya. Enaknya~

Hubungan ku dengan Radit? Hanya sahabat. Yes, we're bestfriend.

Untuk apa memacari anak seperti dirinya yang sangat penggila game, tidak pernah ingat waktu untuk makan, itupun kalau aku tidak kerumahnya ia mana mau makan. Ya, dia memang tinggal sendiri di rumah samping rumahku. Ibu dan ayahnya sedang keluar kota karena urusan pekerjaan.

Ketika dia kutanya kenapa tidak ikut orang tuanya, ia hanya menjawab
"Gue males ketemu orang baru, mending disini aja, gue bisa ngerusuhin lo"

Pengen nabok kan ya?

Tunggu sebentar. Bukankah dia tadi masuk kesini sudah menggunakan pakaian rapi?

"Buat apa?" tak sengaja aku menyuarakan isi di pikiranku.

"Apa?"

Aku menunjuk dirinya dengan dagu masi dalam mode kepompong, "Baju rapi, pakai tas, tapi rambut masih berantakan. Mau kemana? Kencan?"

You're My Cookies [One Shoot]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang