"Kenapa menatapku?"
Jaemin terkikik mendengar suara ketus gadis didepannya akibat ditatapi olehnya. Jaemin paling tau, gadis berjas putih khas dokter ini paling tidak suka diperhatikan secara intens, membuat risih katanya. Tapi entah kenapa Jaemin kecanduan. Wajah kesal milik sang dokter yang memerah memberikan kesan menggemaskan, yang terkadang berhasil membuat wajah Jaemin memanas tanpa tau sebab apa.
"Suapi aku" titah Jaemin seraya memasang wajah menyebalkan yang refleks dibalas dengusan oleh sang lawan bicara. (Name) yang sibuk memeriksa kaki Jaemin mendadak geram. Mungkin jika menyakiti pasien tidak melanggar kode etik profesinya, (Name) akan dengan senang hati menekan bekas patahan kaki Jaemin. Menyiksa manusia didepannya paling tidak sampai ia tak mampu lagi berkata-kata sembarang.
(Name) mendengus pelan. Mulai memasang gips dikaki Jaemin yang mulai membaik.
"Yang patah kakimu bukan tangan"
Jaemin memasang wajah cemberut, berharap (Name) luluh pada aegyo yang biasa ditujukan pada penggemar. Namun alih-alih gemas, gadis berusia seperempat abad itu malah memasang wajah jijik, bersiap menamparnya menggunakan telapak tangannya sekuat tenaga.
Hari ini hari terakhir Jaemin berada dirumah sakit. Kakinya membaik, luka bekas kecelakaan diberbagai tubuhnya sudah tertutup menyisakan bekas. Ia mungkin belum mampu ikut serta kegiatan grupnya, namun melakukan rehat dirumah menjadi pilihan. Jaemin sudah mulai mampu berjalan, meski terpaksa menggunakan penyangga tubuh.
"Ayolah, hitung-hitung terakhir. Besokkan aku sudah pulang"
(Name) memasang wajah jengah. Sebenarnya rengekan Jaemin ini sudah berlangsung nyaris dua hari. Entah meminta disuapi, minta ditemani, sampai yang paling absurd minta dimandikan. Tentu yang terakhir hanya dibalas dengan sebuah cubitan manja yang cukup membuat punggung tangan Jaemin membiru. (Name) tidak pernah habis pikir, jika mengurus seorang pasien akan semenyulitkan ini. Terkadang ia merasa menyesal, mengapa ia dapat terjatuh pada manusia yang merepotkan.
(Name) memilih menuruti permintaan Jaemin kali ini. Dibanding mendengarkan rengekan Jaemin yang seperti perempuan galau seharian, menurutinya mungkin lebih baik. Lagi pula ia masih punya sedikit waktu, sebelum panggilan tugas menenggelamkannya dalam lautan kesibukan.
Agak alay memang, tapi itu kenyataan.
(Name) mulai merapikan alat-alat medis sehabis digunakan, kemudian hendak beranjak keluar ruangan. Niatnya ingin menggembalikan alat medis keruangannya sebelum akhirnya kekantin membeli makan untuk Jaemin. Namun, sebelum kakinya melangkah, bajunya ditahan, pelakunya tak lain tak bukan sang pasien yang kini menatapnya dengan mata berkaca-kaca.
"Mau kemana?"
"Beli makanan buat kamu, tadi minta disuap. Kamu pasti bosankan dengan makanan rumah sakit"
Raut terkejut terpasang diwajah milik Jaemin, sebelum berganti dengan wajah terharu. Kadang tanpa sadar (Name) memuji Jaemin yang memiliki berbagai macam ekspresi, walau lebih banyak ekspresi sok imut yang ia pasang.
"Huwa.. Chagi ya~ Saranghae~"
"Berisik!"
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Surprise!! (Na Jaemin X Reader)
FanfictionKejutan demi kejutan menghampiri Jaemin dalam kurun waktu kurang sebulan, mempermainkan emosinya, membuatnya kelabakan. Apa yang membuat pria bermarga Na itu menjadi teombang ambing? Dapatkah ia menemukan pasak untuknya berpegang? Pict and gif fr...