(2/5)

206 15 7
                                    

Hal yang pertama Jaemin lihat ketika ia membuka mata adalah warna putih atap ruangan yang ditempatinya, bersamaan dengan bau oksigen yang merangsek dalam pernapasan, membantu paru-parunya mengembang dengan bebas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hal yang pertama Jaemin lihat ketika ia membuka mata adalah warna putih atap ruangan yang ditempatinya, bersamaan dengan bau oksigen yang merangsek dalam pernapasan, membantu paru-parunya mengembang dengan bebas. Beberapa menit kemudian, indra pendengarnya menangkap suara panik disamping kepalanya menanyai apa yang ia rasakan. Wajah ayah dan ibunya berganti-ganti tertangkap retinanya, membuat Jaemin merasa geli dalam hati melihat ekspresi mereka yang seperti melihat orang yang habis bangun dari mati. Jaemin bergumam, berniat menenangkan. Namun nampaknya malah diartikan lain oleh kedua orang itu melihat dari raut mereka yang tambah panik sambil menekan-nekan sesuatu diatas ranjangnya.

Beberapa saat kemudian pintu ruangannya terbuka, menampilkan sosok wanita dengan stetoskop yang bergantung dileher dengan sebuah masker menutupi setengah wajah. Rambut hitam ikal yang nampak licin itu bergoyang, mengikuti setiap langkah yang menapaki lantai rumah sakit yang nampak kusam, mungkin akibat terlalu sering bergesek dengan roda maupun langkah, atau mungkin juga akibat terlalu lama dimakan oleh sang masa.

Wanita yang berprofesi dokter itu mendekat kearah ranjang tempat tubuh ringkih Jaemin terbaring. Sempat berbincang pelan dengan kedua orangtuanya menenangkan, lalu menyuruh mereka keluar untuk melakukan pemeriksaan dibalas anggukan. Setelahnya wanita itu berbalik, merogoh saku jas putihnya yang mulai menguning dengan beberapa titik kusut yang nampak disana. Sebuah senter keluar dari kantong itu, bersamaan dengan berbagai pertanyaan yang dikeluarkan. Disamping wanita itu seorang wanita yang Jaemin yakini seorang suster berdiri, menggoreskan pena setiap saat sang dokter berbicara yang terkadang Jaemin jawab lewat anggukan dan gelengan. Alat bantu pernapasannya dilepas, membuat udara berat rumah sakit mengagetkan paru-parunya menimbulkan batuk kecil.

Tangan lentik milik sang dokter wanita menyentuh permukaan wajah Jaemin, menghantarkan rasa hangat nan sejuk ke seluruh wajah. Senter kecil itu dinyalakan, diarahkan pada iris coklat pekat milik Jaemin setelah kata maaf ditujukan padanya.

"Bagaimana perasaan anda?"

Suara lembut itu mendayu ditelinga Jaemin, membuyarkan lamunannya yang memuji mata coklat terang milik sang dokter yang nampak luar biasa, terbungkus kelopak mata yang berwarna semi coklat memancarkan kelelahan. Membuat Jaemin berandai-andai berapa jam orang ini tidur semalam.

"Saya baik" jawab Jaemin lirih. Tenggorokannya terasa perih bahkan mulutnya terasa kaku untuk berbicara. Tangan Jaemin mengelus lehernya, berdehem pelan, berharap suaranya sedikit membaik.

Atensi Jaemin terhadap tenggorokannya mendadak terhenti ketika sebuah botol air mineral tiba-tiba tersodor didekat wajahnya setelah sebelumnya sang dokter meminta izin menaikkan ranjangnya membuatnya setengah duduk. Jaemin mengangkat kepala, menelusur tangan yang memegang botol itu yang berakhir pada retina coklat terang dihadapannya. Entah mengapa Jaemin membayangkan sebuah senyum terpatri di wajah dibalik masker bedah itu, melihat bagaimana tatapan lembut dan alis yang melengkung itu yang seperti menyuruhnya tanpa ragu menerima pemberiannya.

Setelah merasa tenggorokannya membaik akibat air yang diteguknya, Jaemin mulai mencoba menggerakkan badannya yang disusul ngilu luar biasa. Kaki kirinya mendadak sulit digerakkan, membuat Jaemin berkedip panik. Ditatapnya sang dokter yang masih memfokuskan atensinya padanya seraya memasang senyum tipis, entah untuk tujuan apa. Perlahan ia mendengar suara dibalik masker itu yang menjelaskan kondisinya, membuatnya membelalakkan mata.

"Kaki anda cidera, tulang betis dan kering anda keduanya patah, membuat anda memerlukan istirahat sementara"

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Surprise!! (Na Jaemin X Reader) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang