9. Sun & Moon (2)

185 32 8
                                    

Saat ini mereka bertiga telah sampai di suatu tempat yang diyakini sebagai tempat tinggal sementara Haechan saat ini, sebuah gubuk kecil dengan minim penerangan di tepi danau kota.

"Ini tempat tinggal sementara gue sekarang" Haechan berkata sambil tersenyum ke arah Jeno dan Jaemin. Senyum yang benar-benar menghangatkan di kala cuaca dingin malam ini.

"Eoh?! Lo kerja jadi Hacker?!" Jeno bertanya setelah ia melihat ada beberapa perangkat kecil yang biasanya mereka gunakan untuk meretas keamanan musuh.

Haechan menjawab pertanyaan Jeno dengan anggukan kepala sambil menutup beberapa situs hasil retasannya di dalam komputer.

"Chan, ayah lo tau perihal pekerjaan lo ini?" Tanya Jaemin dengan hati-hati.

Haechan menatap Jaemin sambil tersenyum lalu menjawab "Daridulu ayah nggak pernah peduli sama hidup gue, bahkan dia nggak pernah tau kegiatan gue sedari kecil itu ngapain aja selama di rumah ataupun di luar rumah. Yang ada di pikiran dia itu cuma uang, judi sama mabuk. Udah itu doang, selebihnya dia nggak pernah mau tau urusan orang lain".

Jeno menimpali perkataan Haechan dengan pertanyaan "Terus lo nggak pingin ngebales semua perbuatan ayah lo gitu? Apalagi dia jadi penyebab meninggalnya ibu lo kan?".

"Gue masih inget karma, gue nggak pingin hidup gue ke depannya rusak cuma gara-gara dendam yang gue lampiasin ke orang yang sepatutnya gue hormatin" Lagi-lagi senyum Haechan menghiasi wajahnya saat ia menjawab pertanyaan dari Jeno dan Jaemin.

Mereka tentu heran, bagaimana bisa lelaki itu tetap mempertahankan senyumnya di saat kondisinya sudah memprihatinkan sedari dulu. Bahkan ketika pertemuan mereka yang pertama kali dan kedua kalinya saat ini, senyum itu terus terpatri dengan cerahnya di wajah Haechan.

Namun, ketika pertemuan pertama kali walaupun senyum Haechan terlihat secerah matahari namun malah memberikan efek menyenangkan dan menyejukkan siapapun yang melihat senyumnya.

Tapi, saat pertemuan kedua kalinya ini senyum Haechan bagaikan sinar rembulan di malam hari yang memberikan efek ketenangan dan menghangatkan dikala udara dingin menerpa manusia yang masih beraktivitas diluar.

Senyumnya benar-benar memberikan efek yang luar biasa bagi siapapun yang melihatnya termasuk Jeno dan Jaemin. Mereka merasa bahwa senyum Haechan ini dapat menjadi obat bagi siapapun yang dilanda kesedihan.

"Chan lo mau nggak tinggal sama kita?" Tanya Jaemin dengan hati-hati

"Sorry. Gue nggak bisa, gue ngerasa nggak layak kalau harus ikut sama kalian" Balas Haechan sambil membalikkan tubuhnya menatap gelapnya malam melalui jendela gubuknya.

"Apa yang mendasari kalo lo nggak layak ikut sama kita? Lo bisa hacking kan? Pekerjaan kit-" Perkataan Jaemin terputus karena selaan Haechan.

"Kita beda kelas! Gue tau kalian itu hacker andalan dari JJ Company, anak buah Jung Jaehyun. Kemampuan kalian jelas diatas gue yang cuma seorang hacker kelas rendahan. Harga diri gue masih tinggi jadi gue nggak mau mempermalukan diri sendiri di hadapan yang lainnya!" Haechan membalas perkataan Jaemin dengan perasaan berapi-api.

Jujur saja, siapa yang tidak mau menjadi anak buah dari seorang Jung Jaehyun? Lelaki tampan yang dengan dermawannya memberikan fasilitas mewah bagi seluruh anak buah yang berada di bawah naungannya.

Tentunya secara tidak gratis. Syarat membayarnya hanya dengan keahlian dan kemampuan yang benar-benar superior. Yang orang lain jarang miliki, maka dari itu sangat sulit untuk bergabung ke dalam lingkup naungan Jung Jaehyun tersebut. Haechan cukup tau saja siapa dirinya.

"What the fuck you say huh?! Lo pikir sewaktu kita join ke dalam lingkup itu kita udah se jago apa hah? We same with you! Kita disana juga bakal dilatih lagi untuk ningkatin kemampuan kita" Balas Jeno dengan nada tak santai.

"Chan, kak Jaehyun nggak pernah mandang siapapun yang mau gabung sama dia. Cukup kesetiaan dan rasa peduli satu sama lain aja, dia nggak pernah ngomentarin perkara kemampuan kita diawal masuk, yang dia mau cuma harus ada progress di dalam skill lo setelah bergabung disana" Jelas Jaemin.

See? Bahkan mereka manggil Jung Jaehyun dengan sebutan kakak. Bisa dibayangkan sedekat apa hubungan mereka?- Batin Haechan.

"Masih belum jelas juga kita ngomong barusan? Lo nggak serendah itu Chan, gue yakin lo kemampuan lo itu udah mencukupi. Bahkan kita berdua dan temen kita satu lagi dengan senang hati bakal bantuin lo disana nanti" Jeno menepuk bahu Haechan yang masih membelakangi mereka berdua.

"Jangan pernah ngerasa sendirian lagi Chan, lo cuma nggak pernah ngerasa dihargai makanya selalu ngerasa insecure sama kemampuan lo sendiri. In a fact, you can do it Haechan, believe it to me. Harusnya lo jadiin perilaku buruk yang lo terima selama ini sebagai suatu senjata supaya lo bisa lebih maju ke depannya and show them that you don't deserve bad behavior from people around you".

"You're an Angel, Haechan. You can keep smiling when you feeling hurt, and now it's time you get your happiness" Perkataan Jeno barusan membuat Haechan jatuh bersimpuh sambil menutup kedua matanya.

Haechan, seorang laki-laki yang selama ini dikenal sebagai sosok yang ceria kini sedang menumpahkan air mata yang mungkin sudah ia tahan selama beberapa tahun lamanya.

Haechan merasa tersentuh dengan perkataan Jeno dan Jaemin barusan. Selama bertahun-tahun Haechan hidup dengan rasa sakit dan selalu menahan air matanya ketika rasa sakit itu mendera hati dan badannya.

Ia tidak pernah dianggap seberharga ini sebelumnya, bahkan ketika ibunya hidup Haechan tidak pernah merasakan kasih sayang sosok ibu karena penyakit depresinya yang membuat hidupnya terasa hampa karena selalu diisi dengan memperhatikan kondisi ibunya setiap saat. Sehingga dirinya kurang mendapatkan perhatian dari orang tuanya sedari kecil.

Melihat Haechan yang menangis sambil bersimpuh membuat Jeno dan Jaemin berinisiatif untuk ikut bersimpuh dan memeluk Haechan dari samping.

"Lepasin seluruh beban yang ada di dalam pikiran dan hati lo saat ini, kita bakal nemenin sampai lo ngerasa lega" Ucap Jaemin sambil menaruh pipi kirinya pada pundak Haechan sambil menatap bulan yang kini menyinari langit malam.

Bulan malam ini berbentuk sabit yang melengkung ke arah bawah, seakan-akan alam tau bahwa bulan kehidupan disini sedang menangis setelah bertahun-tahun lamanya menutupi kesedihan itu dengan senyuman cerahnya yang ternyata hanya topeng semata.

"Mulai sekarang lo nggak perlu ngerasa sendirian lagi, ada kita disini yang bakal nemenin lo sampai kapanpun. Bahkan lo bakal punya kakak dan adik yang 24 jam nonstop memberikan perhatian ke lo. Asalkan lo mau ikut sama kita" Jeno ikut menimpali perkataan Jaemin barusan.

Anggukan kepala Haechan terasa menggerakan kepala mereka berdua yang sedang bersandar di bahunya membuat pelukan yang ada di tubuh Haechan semakin mengerat. Menandakan ia menyetujui ajakan Jeno untuk ikut tinggal bersama mereka. Ditambah sorot sinar bulan malam hari kali ini menambah kesan hangat bagi siapapun yang melihat adegan ketiga laki-laki yang sedang sama-sama bersimpuh saat ini.

Eratnya pelukan di tubuh Haechan menandakan bahwa mereka bersungguh-sungguh akan berada di samping Haechan ketika ia senang maupun sedih sampai kapanpun hingga Tuhan yang nantinya akan berkehendak memisahkan mereka.

A/N

Semoga kalian enjoy nikmatin cerita ini ya dan nggak lupa sama alur ceritanya karena udah lama nggak update:v

Beberapa hari ke depan aku bakalan slow update karena ada kesibukan di real life, nanti aku jelasin alasannya di A/N part terpisah biar nggak kepanjangan

Enjoy your criminal experience in here!

Don't forget to click the star in below! ☆

Luv u all! 💚

Break The Rules!《NCT, WAYV》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang