8.2K 1K 85
                                    

"nanti papa kesini kan? nono titip bawain konsol game di rumah dong."

"apa no?"

"konsol. game."

sesudah menaruh belanjaan, Jefano kembali berbalik menyusul sang papa yang sudah hendak berangkat. Jeffery harus pulang ke rumah malam ini, ada urusan katanya.

mereka bertiga sehabis pulang dari alun alun yang ternyata sedang ada pembukaan pameran, jadi jajanan tidak sehat semakin banyak dikonsumsi oleh tiga kesayangan Thia.

"bukan nya disita sama mami kamu?"

"he? mami siapa?"

menghela nafas pelan, benar juga. siapa?

"ditaroh di kamar kan? nanti papa bawain."

"okedeh, sayang papa mwah." Jefano menutup pintu mobil sambil berteriak, "hati hati pa! ada maung di rumah!" tanpa menunggu mobil milik papa menghilang di belokan, ia sudah menutup gerbang dan berjalan memasuki rumah dengan riang.

aih senangnya hidup Jefano sekarang.

"mama~"

"nono beli monitor baru?"

"mang iya no? ko ga bilang sih. " mark memukul bahu adiknya pelan.

ia juga ingin membeli monitor untuk memantau cctv di kolam ikan miliknya. Itu usaha baru milik Mark, omong - omong.

"hah? udah dateng?" dengan mata berbinar Jefano menatap Thia yang dahi nya berkerut bingung.

"udah tadi, untung mama pulang duluan. kasian mamang paketna nunggu di depan."

"ga tau mah ih, terus monitorna mana?" tanya Jefano, dengan tangan kanan sambil mencomot cumi asam manis yang baru Thia pindahkan ke piring.

memang diluar perkiraan Jefano, karena kata seller nya perkiraan akan datang satu minggu setelah ia memesan, tapi ini baru enam hari sehabis ia memesan paket nya sudah datang.

aih, apakah ia penipu?

"mama taroh garasi."

"kok jadi digarasi?!"

"ih siapa tau mamangnya nipu! bilangnya monitor tapi isinya bom!"

"mama mah gitu.." ucapnya sambil mengeluarkan beberapa makanan yang di belinya dari kantong plastik.

dia lupa membawa ecobag, Men.

lain kali Thia akan menaruh beberapa ecobag di mobil. ia risih melihat gunungan sampah plastik, rasanya ia ingin membersihkan semua plastik plastik tersebut, tapi tidak mungkin. Jika dipikir pikir lagi.

Ia termasuk salah satu donatur dalam komunitas pecinta lingkungan, Thia mengolah ecobag lalu di jual dengan harga yang sangat jauh dari harga modal asli dan sebagian lagi ia bagikan secara gratis.

berusaha agar mengurangi penggunaan plastik, malah anak nya belanja dengan menggunakan plastik.

Thia mengambil salah satunya, kotak berisi dimsum. Tapi baunya aneh.

sniff sniff  "no, baunya kok aneh?"

"ah masa?" Jefano malah menggigit sebagian dimsum berisi udang yang disodorkan Thia.

gimana sih anak bungsu Thia ini, disuruh mencium kok malah dimakan.

"agak aneh sih, gara gara udah dingin kali ya?"

"masa?" Thia ikut mencoba satu gigitan dan menelan paksa. rasanya seperti ada asam asam nya, ah bukan!

sepertinya dimsum ini panas tapi langsung dimasukkan ke dalam kotak dan ditutup, jadi tidak ada lubang untuk uapnya keluar.

mamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang