Chapter 4.5

250 20 15
                                    

"Sekarang kau sudah mengerti?"

Suara Seokjin membuat Yoongi tersenyum lalu menganggukkan kepalanya. Ia kemudian menundukkan kepalanya karena malu setelah ia menyadari bagaimana Seokjin dan Hoseok menatapnya.

"Untungnya.. sudah kelar kan?" tanya Hoseok sambil menghela napas lega. "Benar-benar deh kalian ini. Seharusnya bisa menempel seperti magnet malah menghabiskan waktu menjadi kutub yang sama."

Seokjin tertawa, "Sudahlah, Hoseok. Masalah sudah kelar. Tinggal eksekusi dari Yoongi yang harus bagaimana."

"Dia tinggal menghampirinya kan?"

"Kau kira semudah itu? Namjoon bahkan tidak memberitahuku hotel dia menginap. Itulah mengapa aku hanya dapat mengunjungi Yoongi dan memberinya ceramah tadi, karena aku tidak tahu di mana Namjoon menginap."

Yoongi langsung mengambil handphone-nya dan mencari berita di segala media sosial yang dimilikinya. Seharusnya ada berita mengenai kepulangan Namjoon, penulis best new author, ke Korea kan? Namun, Yoongi tidak menemukan apa-apa.

"Bukankah itu wajar, Hyung? Kau juga akan melakukannya kan? Maksudku, bekerja sebagai aktor juga bukanlah hal yang mudah. Lalu, untuk apa kau ingin tahu hotel dia menginap?"

"Terkadang mengetahui info seperti itu sangat berguna untuk masalah seperti ini, Jung Hoseok."

"Emm, aku bisa menelepon Namjoon sebenarnya—"

Seokjin menyela perkataan Yoongi sebelum ia sempat menyelesaikan, "Tidak. Jangan. Kalau begitu nanti tidak bisa jadi kejutan untuknya.

Yoongi memutar bola matanya, "Kejutan? Di saat begini? Ketika ada ketegangan di antara kita?"

"Yoongi-yah, justru di saat begini elemen kejutan sangat diperlukan," kata Seokjin sambil menggelengkan kepalanya, "hal itu akan menambah intimasi kalian, tahu?"

"Intima—!" Yoongi memotong perkataannya karena mulai terdengar konyol. "Lalu harus bagaimana? Kau tidak membantu, Hyung," gumam Yoongi.

"Hyung, sepertinya kau terlalu terhanyut pada drama yang kau bintangi beberapa waktu lalu, ya?" tanya Hoseok.

Kemudian Yoongi tertawa, "Kepalanya penuh drama."

"Yah, kalian—"

"Wah, sepertinya sudah selesai ya?"

Yoongi, Seokjin, dan Hoseok menolehkan kepala mereka dan melihat ketiga temannya telah kembali di apartemen Yoongi. Jungkook tersenyum canggung sedangkan Taehyung mengelus punggung Jimin untuk menenangkan hatinya. Tiba-tiba, Yoongi merasa bersalah, terutama karena penyebab Jimin marah sebelumnya adalah watak Yoongi yang keras kepala. Yoongi pun hanya memberi senyuman minta maaf.

"Sebenarnya sudah," jawab Seokjin sambil melihat Jimin kembali duduk di sofa, "kalau kau? Sudah tenang?"

Jimin hanya mengangguk.

"Lelah. Aku tidak pernah semarah itu sebelumnya," gumam Jimin.

Yoongi hanya mampu menelan ludah.

Seokjin yang menyadari perubahan atmosfer pada ruangan itu langsung memberikan senyuman yang meyakinkan teman-temannya untuk tidak khawatir. Kemudian ia fokus pada Jimin dan berkata, "Jangan khawatir lagi. Aku sudah membuka matanya untuk melihat mana yang benar. Sekarang dia hanya perlu ke tempatnya."

Jimin menaikkan alis matanya, "Lalu? Tunggu apa lagi?"

"Kami... tidak tahu dimana ia menginap.." gumam Yoongi.

"Apa?" tanya Jimin. "Bukankah seharusnya Jin-hyung tahu?"

Seokjin tertawa hambar, "Anak itu tahu kalau aku akan mengganggunya apabila ia memberitahuku."

With Golden StringTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang