Setelah penat menghampiri dirinya, Teo pun langsung melepas kacamata bacanya dan merenggangkan otot-otot yang terasa kaku. Seharian ini ia menghabiskan waktu membaca buku mengenai kedokteran di ruangannya. Tidak ada jadwal apapun untuk hari ini dan besok, maka dari itu sekarang Teo sangat senggang. Tapi itu sedikit membuatnya menjadi bosan.
Teo memutuskan untuk pergi ke kantin rumah sakit karena jam sudah menunjukkan pukul dua siang. Dia telat makan siang lagi kali ini, jika ayah atau ibunya tahu pasti Teo akan menerima ceramah panjang soal bagaimana seharusnya ia menjaga pola makan dengan benar. Hei, yang benar saja. Teo adalah seorang dokter, dan dia juga sudah cukup dewasa untuk mengerti hal semacam itu. Hanya saja dia sedikit tidak memperdulikan hal yang seperti itu.
Setelah mendapatkan satu piring makanan beserta dengan minuman, Teo memilih tempat untuk duduk. Beberapa rekan kerjanya mengajak untuk makan bersama, tapi dengan sopan Teo menolak dan beralasan sedang ingin sendirian sekalian memikirkan pekerjaannya.
Padahal ia berbohong. Sudah satu minggu penuh Teo tidak bisa fokus hanya karena memikirkan kejadian di lift kantor waktu itu. Bukan karena suara bariton yang seksi itu, bukan. Tapi Teo seperti sedang memikirkan sesuatu yang lain. Tentang tingkah direktur perusahaan terkenal yang aneh itu. Teo seperti teringat akan sesuatu, tapi sayangnya otaknya tidak sampai untuk mengingat hal tersebut. Teo seperti pernah bertemu atau mungkin melihat wajahnya.
Tapi bisa saja, pria itu pengusaha besar yang terkenal. Fotonya pasti banyak dimana-mana, di majalah bisnis contohnya. Teo mungkin familiar karena pernah melihatnya sebelumnya di majalah bisnis. Namun pemikiran sederhana tersebut tidak mampu membuang pemikiran rumit lainnya di otak Teo saat ini.
Rasanya sangat aneh. Teo punya firasat yang rumit tentang semua ini, tapi tidak tahu mengapa alasannya, yang jelas dia memikirkan sesuatu yang sepertinya tak semestinya dipikirkan.
Ketika pikirannya berjelajah kemana-mana, seseorang yang memakai seragam dokter lengkap seperti Teo duduk di hadapan pria itu. Teo sedikit terperanjat dengan kehadiran tiba-tiba lelaki itu, namun keterkejutannya langsung menghilang ketika melihat siapa yang datang.
"Astaga, gak bisa kah datengnya permisi dulu?" Teo memutar bola matanya malas sedangkan orang di depannya hanya terkikik geli.
"Pak dokter bengong mulu, jadinya gue langsung duduk aja," balasnya dengan santai. Teo membuang nafasnya pelan. "Gue makan di sini ya?" tanya Samuel, salah satu dokter di rumah sakit ini. Bisa dibilang Samuel adalah dokter baru di sini, dia satu tahun lebih muda dari Teo dan tengah melanjutkan kuliahnya di kampus yang sama dengan Teo.
"Bahkan kalau pun gue bilang enggak lo udah makan di sini," jawab Teo acuh tak acuh menatap ke arah Samuel yang sudah menyuapkan nasi ke dalam mulutnya. Pria itu kembali terkekeh dengan mulut penuh dengan makanan. "Telen dulu baru ketawa."
Samuel melakukan apa yang Teo suruh, menelan makanannya lalu kembali tertawa pelan. "Kak Teo jangan marah," goda Samuel dengan nada manjanya membuat Teo langsung berdecih.
"Kalau lo manggil kak begitu pasti ada maunya," sindir Teo. Pria itu juga mulai menyuapi dirinya sendiri dengan tenang.
"Gak kok, seriusan."
"Hm, hm. Terserah," balas Teo seadanya. Samuel memajukan bibirnya kesal dengan respon singkat pimpinannya tersebut.
"Kalau sama Dika baru deh manis, sama gue galak banget!" Samuel melirik Teo dengan tatapan sebal, tapi beberapa detik kemudian ia seperti teringat akan sesuatu dan langsung tersenyum lebar. "Oh iya, kemarin Dika telpon gue. Dia bilang pengen ketemu sama lo, tapi takut lo sibuk. Lo gak bales pesan dia?"
Kunyahan di mulut Teo terhenti, ia kemudian mengernyitkan dahinya sekilas. Ah, benar saja. Akhir-akhir ini Teo jarang sekali hanya sekedar untuk mengecek pesan masuk pada ponselnya. Apalagi sejak minggu lalu, pikirannya selalu terfokus pada---ah sudahlah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Someone From The Past
Romance(21+) bxb mature content. *** Teo pikir setelah kepergian tiba-tiba pria itu, sekarang dia sudah bisa lepas dan hidup bebas. Namun nyatanya, setelah hampir enam tahun tidak bertemu, pria itu justru kembali menampakkan dirinya. Tentu saja dengan bany...