Part 1 -What an odd!- (Edited)

1K 34 6
                                    

Hai, readers! Ini adalah cerita perdanaku yang baru berani ku-share di ‘Negeri Oranye’ a.k.a. Wattpad ini. Jadi harap dimaklumi aja ya, tulisannya banyak kekurangan. Aku kan baru author pemula yang masih sangat membutuhkan pengalaman dalam gaya tulis-menulis. Diharap saran dan kritik yang membangun, ya! Jangan lupa vote-nya! ;)  Oke, gak usah bertele-tele.

Let’s check it out!

Pict. : Alveand

Perkenalkan, namaku Selena Margareth. Aku biasa dipanggil teman-temanku Selena, tapi khusus untuk sahabatku itu, ia memanggilku Elen. Katanya itu panggilan sayang dan supaya berbeda dari yang lain. Ada-ada saja kan? Postur badanku tinggi semampai, dengan tubuh proporsional. Aku dianugerahi kulit putih cerah, dengan rambut lurus berwarna pirang kecoklatan. Aku terlahir dari keluarga yang sempurna. Kedua orangtuaku sangat menyayangiku, apalagi aku ini adalah anak tunggal. Walaupun mereka juga terkadang sibuk dengan pekerjaan, tapi it’s okaylah.

            Selama aku hidup di dunia ini, aku tidak pernah menghadapi kesulitan yang berarti dalam menjalaninya. Bisa dibilang hidupku ini datar-datar saja, atau flatlah kata anak zaman sekarang. Aku juga tidak tahu harus bersyukur atau malah harus kecewa. Karena aku sebenarnya juga tidak ingin mengalami rintangan yang berat. Tapi kalau kata sahabatku, hidup yang seperti itu membosankan, tidak berwarna. Abu-abu. Huh! Aku juga bingung dengan ini semua.

            “El! Jangan melamun aja, dong! Masa’ aku dianggurin, sih!”, seru Ana.

Nah, Ana ini adalah sahabat sehidup sematiku. Er, lebay gak sih? Tau’ ah! Sebenarnya namanya adalah Ariana Mackley, dipanggil Riana. Tapi menurutku itu terlalu panjang, jadi aku memanggilnya Ana. Dia ini adalah sahabatku yang paling cantik, karena dia memang sahabatku satu-satunya. Hahaha.. dia pasti akan cemberut jika aku mengatakannya di depannya. Tapi itulah yang membuatku betah dengannya. Tipe perempuan yang suka ngomong blak-blakkan, humoris, setia, emm.. moody juga sih.

“Tuh kan nglamun lagi. Ah, Elen gak asyik nih! Emang gak capek apa, nglamun terus?” Huh! Menggangguku saja daritadi. Tapi kasihan juga sih, kalau gak dijawab.

“Apa sih Ana sayang?”, ucapku dengan nada yang dimanis-maniskan. Tak lupa juga dengan senyuman termanisku. Raut wajahnya mulai terlihat sumringah lagi karena aku sudah meresponnya, tipe moody banget kan? Ckckck...

Tapi tiba-tiba raut wajahnya berubah kembali. “Ng, gini El. Aku sekarang sudah dijemput oleh kakakku, jadi aku tidak bisa menemanimu pergi ke toko buku. Dia baru pulang dari luar negeri, aku tidak enak jika menolak jemputan darinya. Bagaimana ini? Aku juga tidak tahu, kalau akhirnya begini.” Wajah Ana terlihat sendu, mungkin ia tak enak padaku karena harus membatalkan janji yang kami buat kemarin.

Aku hanya menyunggingkan senyum, agar ia tak semakin merasa bersalah. “Sudahlah tidak apa-apa, An. Aku kan bisa pergi sendiri. Sebaiknya kita ke depan sekarang, kalau tidak kakak tersayangmu itu bisa marah-marah. Apa kau juga tidak merindukannya?” Riana memutar bola matanya jengah, sedangkan Selena sudah tertawa melihat tingkahnya itu.

Kami akhirnya keluar dari kelas, lalu mulai berjalan ke depan sekolah. Setiap langkah yang kami tuju, tak terhitung para lelaki yang memandang kami penuh minat. Walaupun sebagian besar dari mereka memandangku, tapi tak jarang juga yang tertarik pada Riana. Bukannya aku sombong, tapi aku termasuk icon di SMA ini, yang banyak dipuja oleh kaum Adam. Tapi tetap saja, aku tidak tertarik sama sekali dengan mereka, aku hanya merasa bahwa mereka hanya tertarik dengan kecantikanku saja. Tipe playboy sekali! Tapi ada satu perempuan yang sangat membenciku, ia adalah Angelia Jordhan a.k.a. Angel. Mungkin ia iri padaku, karena telah banyak merebut perhatian para lelaki di sekitarnya. Aku sebenarnya juga tidak mau mendapat perhatian dari mereka, tapi itu kan hak mereka.

My Sweet VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang