Disclaimer : Masashi Kishimoto
.
.
Story au by : Aizuhime
.
.
17+
.
.
Mulmed : Moon Shadow - Ahn Ye Eun (male cover by Monde)
.
.
The Hidden Sun
01 : Sisi LainNHL
.
.🍁🍁🍁🍁🍁
Sejak usia dini, Naruto sudah dididik menjadi rasional. Bahaya yang kerap menyapa membuatnya selalu mengutamakan kewaspadaan. Dia bukan tipe orang yang akan mudah percaya, bahkan pada seseorang yang menawarkan bantuan dikala keadaan genting. Dia belajar bahwa jebakan bisa ada dimana saja, karena dasarnya manusia itu mahluk paling manipulatif yang sukar dipercaya. Dan hari ini, hanya karena sebuah genggaman tangan nan rapuh, ia melupakan semua hal yang selama bertahun-tahun telah menjadi prinsip hidupnya.Naruto yang mengganggap semua manusia selain sang ayah sebagai serigala, justru mempercayakan nyawanya pada seorang gadis asing tanpa menaruh curiga sedikitpun. Seperti mangsa yang terikat, ia terus berlari mengikuti langkah si gadis bersurai indigo itu. Tidak bertanya kemana dia akan dibawa, tidak pula ingin tahu tujuan gadis itu menolongnya, karena safirnya terlalu sibuk mencuri pandang pada warna amethyst lembut nan menawan. Selama dua puluh tahun hidupnya, mungkin baru kali ini Naruto memahami betul makna kata 'terpikat'. Lebih tepatnya, ia baru saja benar-benar mengalaminya. Dia memang pernah berkali-kali tertarik pada sesuatu, tapi belum pernah merasakan ketertarikan yang melampaui akal sehat.
"Tuan, sepertinya lukamu bertambah parah." Sebuah luka yang perlu diobati, tak mungkin luput dari mata jeli seorang putri tabib istana sepertinya. Luka itu sudah menyita perhatian Hinata sejak awal, namun dia terpaksa mengabaikannya karena mereka perlu lari dari kejaran orang-orang berpakaian serba hitam tadi. "Maafkan aku, sudah membuatmu berlari dalam kondisi terluka. Kurasa disini cukup aman, kita bisa berhenti sejenak dan mengobati lukamu."
Suara terengah gadis itu membawa kesadaran Naruto kembali seutuhnya, hingga perih yang tadi terlupakan kembali terasa. Naruto berusaha tetap tenang, menahan sakit dengan menarik napas dalam-dalam. Luka seperti ini adalah hal biasa baginya. Ketimbang memikirkan punggung dan kaki yang berdarah, dia lebih memilih untuk menelisik sekitar. Gadis itu membawanya berlari ke arah semak belukar, lalu ketika ia sadar dari lamunan, sebuah bangunan gazebo kecil sudah menyambut. Gelapnya malam yang hanya diterangi remang lampion dari atas langit, membuat jarak pandangnya amat terbatas. Ketika ia mencoba menajamkan indranya yang lain, hanyalah harum nan khas, juga suara serangga malam yang ia dapati. Tempat ini agak mencurigakan. Dia benar-benar bodoh karena sudah melangkahkan kaki tanpa pikir panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hidden Sun
Fiksi PenggemarGenre : Hurt, hisrorical fantasy, romance Pair : Naruhina Kebebasan. Kata itu bagaikan fatamorgana bagi seorang Naruto yang selalu terkekang dibalik pengapnya topeng.Tertanam kuat dalam benak Naruto, bahwa ia tak boleh menunjukkan wajahnya pada duni...