•08•

11 1 0
                                    


Apakah lebih baik saya mati?
Atau, apakah sebaiknya saya menyerah?

Mereka bilang "Lebih baik sekarang
daripada disaat nanti kau bersamanya".
Dan teman-teman saya membawa saya ke bar terdekat di ujung jalan.
Saya tersenyum. Tapi, saya sekarat karena berusaha tak langkahkan kaki
Mereka bilang "sedikit minum akan membantumu melupakannya".
Tapi setelah begitu banyak tegukan, saya tahu saya takkan bisa.

Lalu mereka pikir saya gila. Tapi bagi saya, saya sungguh waras. Dan mereka mencoba menenangkan saya.
Karena saya teriakkan namamu di sepanjang jalan.
"Saya bersumpah, jika saya pergi ke sana sekarang. Bisa saya ubah pikiranmu dan mengubah segalanya.
Walaupun saya tahu, saya sedang mabuk. Tapi, akan saya ucapkan kata-kata itu.
Dan kali ini kau akan mendengarkan nya meskipun kata-kata saya tak jelas.
Hubungi nomernya dan saya akan mengaku padanya, Bahwa saya masih mencintai dia"

Tapi saya tak mendengar apa-apa.
Tiap langkah mabuk saya membawa saya ke pintumu.
Maka saya terpaku di situ, di selusur tangga dan pagar.
Saya tahu jika berhadapan denganmu, kamu kan mengerti, betapa terlukanya saya,
Kau pasti kan menerima saya kembali.
Ingin saya dengar kata-kata darimu, tapi tak ada yang saya dengar.
Kau tak ucapkan sepatah kata pun,

Kadang cinta memang sangat memabukkan,
Saat kau datang kembali, dan tanganmu akan gemetar,
Ketika kau sadar tak ada seorangpun yang menunggumu...

Resah Dalam Kemelut Yang Tak DidengarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang