Namaku Alana,
Ya, setidaknya nama itulah yang terukir di kalung yang aku kenakan.
Hanya sebatas itu aku mengetahui siapa aku. Sebenarnya, ingatan tentang masa lalu maupun tentang asal usul diriku tiba-tiba saja menghilang ketika aku siuman.
Aku tidak tahu aku ini siapa, dimana, dan mengapa aku bisa terjebak di dalam dunia ini.
Yang lebih buruk lagi, aku tidak tahu cara pulang ke duniaku.
Beruntunglah ada orang baik yang mau menolongku.
Saka tinggal bersama Ibunya disebuah rumah yang melayang diatas awan.
Kalian tahu Saka kan? dia adalah orang yang menemukan dan menolongku ketika aku tak sadarkan diri, kalau lupa coba kalian baca ulang prolog, hehehe.
Sejak saat itu, aku tinggal di rumah Saka. Hidup menjadi bagian dari keluarga mereka. Menjalani hidup yang baru di sebuah dunia bernama Arutopia.
Aku belum pernah mendengar nama dunia itu sebelumnya, namun Saka bilang kalau Arutopia adalah sebuah Negeri Sihir, tempat para penyihir tinggal.
scroll
scroll
scroll
scroll
scroll
scroll lagi
"Tempat tinggal para penyihir?!" sontak aku terkejut mendengar Saka mengatakan hal tersebut.
Saka meminum teh buatan ibunya, lalu menjawab.
"Ya Alana, kami adalah bangsa penyihir. Sejak zaman nenek moyang dahulu, kehidupan kami sudah ditentukan untuk menjalankan kewajiban sebagai penerus ilmu sihir."
"Jadi kamu juga bisa melakukan sebuah sihir?"
"Tentu saja, tetapi aku masih dalam tahap pembelajaran"
"Apakah kamu belajar sihir dengan Ibu?"
"Hanya sihir warisan sih, selebihnya aku belajar di sekolah sihir."
"Saka, apakah ada sihir yang bisa membuat ingatanku kembali?"
"Tidak ada sihir yang mustahil dilakukan Alana, semuanya dapat terjadi sesuai dengan ketentuan Dewa."
"Lalu bagaimana aku bisa mendapatkan sihir itu?"
"Bagaimana kalau besok kita pergi ke Perpustakaan Aruzard? Perpustakaan itu adalah tempat segala buku dapat ditemukan hanya dengan pikiran."
"Tapi apakah ingatanku benar-benar dapat kembali?"
"Aku menjanjikan hal itu kepadamu, jika aku melanggar janjiku kau boleh mengambil seluruh koleksi batu ku"
"Kau baik sekali Saka,"
Deg...
Sepertinya aku begitu bahagia sampai aku tiba-tiba saja memeluk Saka.
Tapi,
Hangat sekali rasanya...
Sepertinya sudah lama sekali aku tidak merasakan pelukan hangat seperti itu...
Terima kasih banyak telah menolongku, Saka...
Terimakasih.....
Aku melepaskan pelukanku...
"Maaf Saka, aku tidak bermaksud..."
"Tidak mengapa Alana. Aku suka jika kamu bahagia, selagi aku masih bisa membantumu..."
"Apa yang kau bicarakan Saka?!"
"Tidak, aku hanya bercanda."
───────────────
senyum getir muncul dari bibir Saka, tersiratkan suatu makna...
akankah kita kan selalu bersama?
akankah kau kan selalu ada?
kuharap kan baik-baik saja...
semoga...
───────────────11 Juni 2020
pertanda, koala biru
KAMU SEDANG MEMBACA
HORIZONTAL
Fantasyaku rindu hujan dengan tiap tetesan yang mengandung kerinduan aku rindu hujan dengan tiap percikan disuatu jaman penuh kesunyian aku rindu hujan tanpa jeritan kesakitan tanpa dunia yang bilang diam, kamu tak dibutuhkan