PART 1

18 7 0
                                    

"Jangan menatapku seperti itu, karena biasanya tatapan adalah awal dari segalanya."

Vote dulu sebelum guys:)
.
.
.
.
.

Author pov

Kringgg.....

Bel istirahat berbunyi membuat seluruh murid SMA MELATI berhamburan keluar dari kelasnya masing-masing. Ada yang ke kantin, perpustakaan, taman, lapangan dan lainnya. Begitupun dengan dua orang gadis yang sedang berjalan di koridor menuju kantin. Siapa lagi kalau bukan Refa dan Melly yang sedari tadi tidak berhenti dengan kaca dan bedak yang selalu ia bawa ke mana-mana.

Melly termasuk orang yang sangat menjaga penampilannya khususnya kulitnya, karena dia menganngap "Penampilan akan menentukan sifat dan sikap dari seseorang."itulah yang pernah ia ucapkan pada Refa. Sedangkan Refa, ah...dia mana mau berdandan, bahkan mengoleskan bedak ke wajahnya saja jarang ia lakukan, satu kali dalam sebulan ia mengoleskan bedak ke wajahnya itupun kalau ia sedang ingin melakukannya.

Sesampainya mereka di kantin, mereka duduk di salah satu meja yang berada di pojok kantin itu, karena sedikit jauh dari kerumunan.

"Ref, ello mau pesen apa ? Biar gue yang pesenin. Mumpung mood gue ini sedang bagus,"ujar Melly sambil tersenyum ke arah Refa.

Refa tersenyum pada Melly." Samain aja sama lo, asal jangan pesen kayu dan batu. Karena gue gak suka,"jawab Refa sambil terkekeh.

"Yaiyalah.....dodollll. Ya kalik gue pesennya kayu ama batu, bisa mati muda gue,"omel Melly, "gue masih jomblo belum nikah, ya kalik mati duluan, apa kata Dewi kecantikan, hiu yang gak pernah bisa terbang kalau Inces Mell Mell yang cantik, imut, dan mempesona ini mati keselek batu dan kayu,"cerocos Melly dengan suara yang cempreng, yang membuatnya menjadi pusat perhatian. "Apa lo semua liat-liat, gue tahu gue cantik, gak usah liatin segituna kalik,"lanjutnya sambil menatap para murid yang ada di kantin itu, lalu mengambil bedak dan kaca dan mengoleskan bedak pada wajahnya.

Refa memutar bola matanya malas melihat tingkah sahabatnya yang berlebihan alias lebay. Tapi apalah daya, Melly adalah sahabatnya, tentu saja ia harus menerimanya dengan sepenuh hati walau kadang agak risih dengan suara cempreng dan tingkah Melly.

"Mau sampek kapan ello ngaca terus hah ? Dah laper nih rakyat cacing di perut gue!" kata Refa dengan kesal.

Melly hanya menyengir tanpa dosa menatap Refa di hadapannya. "Eh...iya, gue lupa kalau kita belum pesen makanan ya,"kekeh Melly,"yaudah gue pergi mesen dulu ya, lo stay di tempat ini !! Jangan kemana-kemana, takutnya lo ilang,"ucap Melly lalu pergi dari meja yang ia tempati untuk memesan makanan.

"Mellyyyyy...melly,"gumam Refa sambil menggelengkan kepalanya.

Sambil menunggu Melly datang, Refa memasangkan earphone pada kedua telinganya dan menikmati alunan musik sembari menatap siswa maupun siswi yang berlalulalang di sana.

Pandagannya kemudian tertuju pada dua orang yang melangkah memasuki kantin dan membuat para siswi menjadi riuh. Ada yang melambaikan tangan seraya tersenyum manis menayapa para siswi, ada juga yang hanya memasang wajah datar seperti dinding.

"Gila..anjirrrr makin hari kak Agas makin ganteng."

"Mana tahan aku bang."

"Agas jadi pacar aku ya?"

"Calon imamku sudah datang."

"Ciptaan tuhan mana lagi kau dustakan."

Itulah bisikan-bisikan dari siswi yanga ada di kantin itu sambil memandang dua orang itu dengan penuh rasa kagum. Beda hal-nya dengan Refa yang memasang muka malas melihat dua orang yang sudah duduk tak jauh dari meja Refa dan Melly.

"Haiiiiii....Refaaaaa. I am coming to you," teriak Melly sambil menghampiri Refa dan meletakkan makanannya.

Melly duduk dan berbalik karena menyadari sesuatu lalu tersenyum manis penuh kagum saat menatapnya.

"Astagaaa.....my love Agas ada di sini." Lalu Melly mengambil bedak dan kaca lalu mengoleskannya pada wajahnya beberapa kali dan Refa jangan di tanya lagi, ia sudah melahap makanan bakso yang Melly pesan dengan penuh kenikmatan.

"Liat noh Gas, fans berat lo mau dateng bentar lagi buat nemuin bebeb tersayangnnya,"goda Aditya pada Bagas dan mendapat Pelototan tajam dari sang empu.

"Allamakkk, santuy kalik bro,"kekeh Aditya,"sabar dikit napa. Dia pasti nyamperin kok."

Tak lama setelah itu, Melly datang menghampiri Agas dengan senyuman yang tidak luntur sedari tadi.

"Hai, my beby honey Agas ples my love Melly,"sapa Melly dengan nada lembut namun, tidak di mata Agas.

"Eh...Inces Melly udah dateng,"ujar Aditya,"kebetulan nih, kamu temenin dia dulu ya, abang adit yang ganteng kembarannya lee min ho mau pergi pesen makanan dulu ya."lalu Adity pergi setelah mendapat anggukan Melly. Tak mau menyiakan-menyiakan kesempatan untuk dekat dengan Agas, Melly langsung duduk di kuris depan Agas dengan meja menjadi pembatas.

"Bebeb Agas makin hari, makin ganteng aja. Jadi makin suka deh Melly sama bebeb Agas."Melly terus memandang Agas sambil tersenyum dan Agas terlihat risih dengan tatapan Melly.

Refa menghampiri Melly setelah menghabiskan makanannya dan juga makanan Melly. Karena menurutnya "Makanan jangan di sia-siakan, mubazir."Refa akan memakan makanan orang lain jika makanannya tidak kunjung di makan.

"Mell, ello mau ikut gue pergi ? Atau mau tetep di sini ?"tanya Refa.

Tetapi tetap tidak ada jawaban dari sang empu yang membuat Refa kesal. Agas menatap Refa sejak ia datang menghampiri sahabatnya. Refa yang merasa ada menatapnya lamgsung melotot pada Agas.

"Apa lo liat-liat, minta di colok tuh mata,"geram Refa lalu beralih menatap Melly yang masih diam terpaku menatap Agas.

Refa tersenyum miring menatap Melly. "Mellyyyyyy...bedak sama kaca lo jatuh tuh...astagaaaaa,"teriak Refa dramtis sontak membuat orang menatapnya dan membuat Melly terlonjak kaget pasalnya dia tidak akan membiarkan sesuatu terjadi pada dua kawan yang setia menemaninya dan menambah kecantikannya.

"Mana mana mana, bedak sama kaca gue jatuh di mana ? Aduhh...mana itu mahal lagi,"sahut Melly sambil celigak-celiguk ke bawah mencari keberadaan bedak dan kacanya yang jatuh.

"Hahhahhhha....." Refa tertawa keras memandang wajah kekhawatiran Melly dan membuat Melly kesal.

"Jangan bilang ello ngerjain gue?"tanya Melly penuh selidik sambil menunjuk Refa dan membuat Refa menghentikan tawanya.

"Seratus buat ello,"kekeh Refa,"lagian siapa suruh senyum-senyum sendiri. Jangan-jangan ello udah gak waras lagi,"lanjut Refa memandang Melly penuh selidik.

Refa tak menyadari bahwa sedari tadi Agas memandangnnya dengan lekat. Entahlah apa yang terjadi padanya.

"Aneh,"batin Agas.

"Allamakkk....ada apa nih rame-rame ? Pada mau tawuran ya?"tanya Adity yang tiba-tiba datang membawa nampan yang berisi pesenan mereka.

"Iya nih. Lo mau ikut kagak ? Mumpung gratis,"kekeh Refa.

"Tawuran tawuran pala lo peyang. Ello itu ya..bener-bener. Dasar temen laknat,"sungut Melly pada Refa yang hanya terkekeh.

"Ya kalik tawuran harus bayar. Baru denger gue kalau tawuran harus bayar,"balas Aditya sambil duduk.

"Ihh...nih apaan lagi,"ketus Melly saat Aditya merebut kursi yang ia duduki sebelumnya.

             ====================

Gimana sama part ini ? Semoga kalian suka ya🙏:)


Bad GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang