Chapter 8

1.1K 140 1
                                    

"Bukankah menyedihkan? Dia ada dalam jangkauan tanganmu, tetapi kau tidak bisa merengkuhnya?"

.

.

.

.

.


Berjalan bersama tiga Namja tampan ternyata sedikit mengintimidasi ... Jaemin melirik ketiga namja yang berjalan beriringan bersamanya, sibuk bercanda.

Mereka melewatkan tatapan kagum para yeoja yang berpapasan dengan mereka di taman hiburan itu. Dan beberapa yeoja itu, setelah menatap ketiga namja tampan itu, lalu melemparkan tatapan 'siapa sih yeoja itu?' kepada Jaemin.

Jaemin memutar bola matanya. Hanya dia satu-satunya yang tampak tidak pas di gerombolan ini.

"Aku mau naik itu."

Jeno menunjuk ke sebuah wahana permainan yang tampak mengerikan. Sebuah tiang tinggi dengan kursi-kursi di ujung-ujung kicir angin, dimana kursi itu hanya dipakukan di satu titik. Jaemin langsung merinding. Mereka akan diputar ke segala arah kalau naik wahana itu.

"Aku tidak mau."

Memikirkannya saja sudah membuat Jaemin mual karena takut. Jeno tertawa dan melirik Jaemin dengan tatapan mencemooh,

"Pengecut."

"Aku bukan pengecut, aku punya akal sehat."

"Silahkan naiki wahana itu dan buat dirimu muntah sesudahnya."

Mark tertawa mendengar jawaban Jaemin untuk Jeno, membuat Jeno langsung memelototinya. Namja itu menatap Jaemin, seolah akan membantah, tetapi kemudian memutuskan menyerah.

"Oke kalau begitu, kita naik wahana yang membosankan saja. Mungkin kau bisa mencoba komedi putar di sana itu, sepertinya cocok dengan penampilanmu yang seperti anak SD."

Jaemin menatap Jeno dengan pandangan mencela, lalu memelengoskan muka dan berjalan menjauhi Jeno.

Mark buru-buru mengikuti Jaemin, mengajaknya bicara tentang sesuatu sementara Jeno mengamati mereka, lalu mau tak mau berjalan mengikuti Jaemin dan Mark di belakangnya. Renjun mendekat ketika mereka berjalan mengikuti Jaemin.

"Kenapa denganmu sobat?"

Renjun setengah berbisik. Jeno mengernyitkan keningnya,

"Kenapa apa? Apa maksudmu?"

"Kau. Sikapmu aneh."

"Aneh? Aku biasa saja."

Jeno mengedikkan bahunya bingung. Renjun terkekeh,

"Sikapmu kepada Jaemin. Aku belum pernah melihatmu bersikap begitu kepada yeoja lain. Seolah-olah kau sedang ... kebingungan."

"Aku? Kebingungan menghadapi Jaemin? Itu tidak mungkin Renjun. Memangnya apa yang dilakukan Jaemin sampai bisa membuatku bingung?"

"Itu yang harus kau tanyakan pada dirimu sendiri. Ayolah Jeno, aku temanmu sejak kecil. Kau seperti buku yang terbuka di depanku. Sikapmu itu sangat kontradiktif, kau seolah-olah ingin menarik Jaemin mendekat tetapi sekaligus ingin mendorongnya jauh-jauh. Dan hal itu membuatmu tampak defensif di depan Jaemin. Mungkin kau harus tentukan, sebenarnya apa yang kau rasakan untuk Jaemin?"

Jeno membeku. Menatap bagian belakang tubuh Jaemin yang sedang berjalan di depannya. Lalu menghela napas. Bahkan dia sendiri bingung dengan perasaannya. Bagaimana mungkin dia bisa menjawab pertanyaan Renjun?

Sweet Enemy - Remake Nomin Vers -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang