4"Pergi"

117 14 1
                                    

Seokjin membuka kaca Mobil. Ia memandangi gedung, di mana itu adalah perusahaan milik ayahnya. 

"Appa pasti sibuk sekali ya..."

"Apa hyung pernah menelepon appa?" tanya Seokjin pada kakaknya. Namun Namjoon juga Jungkook hanya diam saja.

Seokjin tersenyum, ketika ia melihat ayahnya baru saja masuk ke dalam mobil. Entah itu mobil siapa, ia tidak tahu.

"Aku senang karena appa baik-baik saja." gumamnya.

"Hyung ayo pulang." itu kata Jungkook. Ia tidak suka jika melihat Seokjin sedih karena ayah mereka.

Namjoon pun setuju. Kemudian mereka pergi. Seokjin kembali larut dengan pikirannya.  Ia ingat sekali, apa kata-kata Yoongi  padanya.

"Kau hanya membuatku malu!!"

"Kau itu cacat!!"

"Dan kau juga bodoh!!"

"Kenapa aku harus memiliki anak sepertimu!"

Seokjin menghela napas panjang. "Eomma... Ingin rasanya aku pergi dari Dunia ini."

"Aku tidak berguna'kan eomma?"

"Aku bodoh dan cacat."

"Aku hanya bisa membuat appa dan saudaraku malu."

"Eomma... Bisakah aku ikut bersamamu saja?" batinnya.

---

Seorang pria meskipun dirinya kini menginjak usia 50 tahun, namun dirinya masih terbilang tampan. Pria itu bernama Yoongi. Ia duduk di sisi kanan temannya. Yoongi sibuk mengedarkan atensinya ke arah jalan yang dilaluinya.

Pria yang duduk di sebelahnya menepuk pundaknya, hingga membuatnya reflek menatapnya, "Kau memikirkan anakmu lagi?" tanyanya.

Pria itu bernama Suho. Ia adalah sahabat semasa kuliahnya dulu, meskipun bertahun-tahun mereka hilang kontak, namun kini mereka bertemu lagi sebagai rekan bisnis.

"Sebenarnya…aku rindu untuk pulang ke rumah dan kumpul lagi bersama anak-anak ku. Namun— " ia diam sejenak, lalu menghela napas berat, "Kau masih merasa bersalah karena kejadian itu?" tebak Suho.

Yah…hanya Suho yang mengetahui alasan kenapa dirinya memutuskan untuk pindah ke Apartemen dan meninggalkan rumah. Meskipun yang anaknya tahu, jika dirinya pergi karena Seokjin. Akan tetapi Yoongi merahasiakannya dari mereka.

"Benar…" jawabnya lesu.

"Mau sampai kapan, Yoon? Kasihan Seokjin. Ia pasti berpikir jika kau pergi karena malu memiliki anak sepertinya," ucap Suho menasehatinya, "Lagipula kau juga tidak sengaja melakukannya'kan?"

Yoongi diam. Ia kembali memalingkan wajahnya ke arah jalan. Suho hanya bisa menggelengkan kepala, karena sahabatnya yang cukup keras kepala, pikirnya.

Seokjin masuk ke kamarnya. Ia duduk di atas kasur dan ia membuka laci meja nakasnya. Ia menatap lekat dua buku tabungan miliknya. Isinya terbilang lumayan banyak, karena ia telah menabungnya sejak sekolah dulu, dan salah satu buku tabungannya merupakan milik ibunya yang dibuka atas namanya. Mendiang ibunya juga telah lama menabung untuknya.

"Sepertinya uang ini cukup untuk ku gunakan  ke depannya,"

Tok…tok…

Seokjin bergegas memasukkan kembali buku tabungan ke laci mejanya lagi. Ia beranjak menuju pintu kamar, lalu membukanya, "Ada apa hyung?" tanyanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

"Tourette" (BTS Family)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang