"Dia memiliki bakat'kan Hoseok?" pertanyaan itu berasal dari Siwon.
"Kau sengaja mengundangnya kan?" Hoseok berbalik menatapnya tajam. Ia terlihat kecewa padanya.
"Kenapa? Apa kau tidak suka jika adikmu memiliki bakat?" tanyanya balik.
Hoseok mendengus kesal. Ia memilih untuk pergi meninggalkan Cafe ini. Ia mempercepat langkahnya. Bahkan Namjoon dan Jungkook yang menatap wajah marah sang kakak. Mereka hanya diam saja.
Hoseok yang terburu-buru. Dirinya menabrak salah satu karyawan yang membawa nampan berisi makanan. Nampan tersebut jatuh, dan menimbulkan suara nyaring, dan membuyarkan konsentrasi Seokjin.
Seokjin spontan beranjak, dan ia sangat terkejut ketika dirinya melihat Hoseok juga berada di Cafe yang sama dengannya.
"H... Hyung..." gumamnya.
Melihat sorot mata kebencian sang kakak. Kegelisahan itu kembali menghampirinya, "Wak... Wak.. Wak... Cik... Cik.. Cik..."
Mendengar suara Seokjin. Semua sorot mata pun memandanginya. Seokjin semakin takut. Dan keadaan saat ini, membuat dirinya tidak bisa mengendalikan rasa gelisahnya yang berlebihan. Bahkan saat Jungkook memeluknya, seakan-akan tidak ada gunanya.
"Memalukan!!!" umpat Hoseok padanya. Lalu Hoseok pergi dengan emosi marah.
Air mata Seokjin mengalir begitu saja. Satu kata itu sangat menyakitkan baginya.
"Aku payah. Aku hanya bisa membuat keluarga ku malu. Aku tidak berguna!" batinnya merutuki dirinya sendiri.
"Jangan dengarkan apa katanya Seokie hyung." ucap Jungkook pada kakaknya.
"Wak... Wak... Wak... Cik... Cik... Cik... Aku---aku tidak apa-apa." ia menyeka air matanya.
"Maafkan aku. Tadinya aku sengaja meminta Hoseok datang. Agar dia tidak selalu merendahkanmu, Jin." ucap Siwon yang menyesal karena dirinya mengundang Hoseok.
"..." Seokjin diam, dan menggelengkan kepalanya. "Aku tidak apa-apa... Wak... Wak... Wak... Cik... Cik... Cik..."
Seokjin menundukkan wajahnya, ketika banyak sorot mata yang menatapnya. Ada yang kasihan, ada juga yang mencibirnya dengan kata-kata kasar.
Seokjin meminta kakaknya, agar mengajaknya pulang. Ada rasa bersalah, sewaktu melihat adiknya yang tampak gelisah dan ketakutan.
Seokjin berjalan di belakang Namjoon, sembari menundukkan wajahnya. Sedangkan Jungkook menggandeng tangan kakaknya.
Kini mereka masuk ke dalam Mobil. Namjoon mengemudikannya, lalu mereka pergi meninggalkan Cafe milik Siwon.
Sepanjang jalan, Seokjin terlihat menarik napas dalam. Ia masih merasa sesak, karena kata-kata Hoseok yang terus memenuhi pikirannya.
"Apa sebaiknya aku pergi saja?"
"Jika aku terus berada di rumah. Aku hanya akan melihat pertengkaran saudaraku."
"Jika aku terus berada di rumah. Jungkook tidak akan bisa fokus belajar, karena mencemaskanku."
"Namjoon hyung juga..."
"Yah. Aku harus memikirkan cara untuk pergi dari rumah. Agar aku tidak memberikan beban untuk mereka, juga appa." batinnya.
"Jinnie~ah..."Namjoon memanggilnya, yang sedari tadi hanya terlihat diam saja.
Seokjin tak bergeming. Ia tetap melamun. Bahkan ia sama sekali tidak mendengar panggilan Namjoon padanya.
Jungkook yang duduk di sisi kirinya. Ia menyentuh punggung telapak tangan kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Tourette" (BTS Family)
Fiksi PenggemarTaehyung "Kenapa dia harus dilahirkan dengan penyakit seperti itu?! memalukan saja!" --- Jungkook "Kau pikir, Jin hyung yang menginginkan penyakit itu?! jika bukan karena Jin hyung, kau juga tidak akan bisa kuliah seperti sekarang!" --- Namjoon "He...