2

1.6K 145 24
                                    

"Tidak, dia cowok bukan cewek"

"Park Jimin, dan disini tertulis kalau jenis kelaminnya perempuan" kata pengurus asrama sambil menunjukkan daftar nama yang disana tertera bahwa Jimin berkelamin perempuan.

"Laki- laki...ini gimana sih kok bisa perempuan? Udah ah, yang penting sekarang tolong usir anak itu"

"Ha? Usir? Kalian bayarnya sama rata, dia ga berhak di usir, nanti saya yang kena, enak saja"

"Tapi, dia cowok... masa di asrama cewek, satu kamar pula, ga benar ini"

"Disini jelas perempuan. Tidak mungkin ada kesalahan dalam penentuan kamar, kalau iya pasti sudah sejak awal. Sekarang semua kamar sudah pas, tidak kurang dan lebih"

"Atau gini saja, saya yang pindah. Saya mau kamar lain"

"Tidak bisa, kamar penuh semua"

"Ha? Penuh?"

"Iya" katanya sambil meanggukkan kepala.

"Lalu ini bagaimana? Cowok, cowok, cowok, masa sekamar dengan cowok?"

"Mana buktinya kalau cowok coba bawa kemari, dan seharusnya anak itu sendiri yang datang kemari bukan kamu kalau semisalnya ada kekeliruan.  "

"Lah, kok ibuk yang tak percaya? Beneran cowok"

"Cewek tapi gayanya kaya cowok kali, sudah lah saya lelah mau tutup pos juga"

"Tunggu..." Seulgi menahan pintu yang akan ditutup si pengurus asrama.

"Apalagi?"

"Enggak ada solusi ni? Beneran? Ibuk lepas tanggung jawab?"

"Apa solusinya coba, "

"Pindahin anak itu dong yang pasti"

"Gini ya dek. Kalau pun emang benar dia laki- laki, mau di pindahkan juga enggak bisa, asrama laki- laki juga penuh"

"Penuh juga? Ini pasti bercanda kan? Bu, saya enggak mau tau, saya enggak mau sekamar dengan cowok titik, kalau tidak saya lapor"

"Lapor saja, lagian kamu kok berlebihan sih? Apa masalahnya coba kalau sekamar dengan cowok? Bukannya sekarang sudah biasa aja ya?"

Seulgi menepuk jidatnya "ya ampun, biasa bagaimana maksud ibuk?"

"Atau, kamu enggak bisa nahan ya kalau sekamar dengan cowok"

"Ini kok kayak gini jadinya. Saya enggak sedang bercanda buk, saya benar keberetan karena ya, tentu saja saya enggak nyaman sekamar dengan cowok, dengan cewek aja belum tentu nyaman"

"Udah? Saya tutup ya"

Seulgi melongo. Apa yang terjadi pada dunia jaman ini. Kelihatannya keluhan seulgi bukan masalah bagi pengurus asrama. Sekarang apa yang harus ia lakukan.

"Ma, aku boleh sewa kontrakan aja apa ya? Atau apartement kecil gitu" katanya dibalik telepon.

"Argh! Tidak mungkin aku minta keluar dari asrama, baru juga sampai satu hari aja belum" ia kembali menyimpan ponselnya di saku celana batal menelpon ibunya.

Saat kembali ke kamar, ia membuka pintu dengan perlahan dan masuk kedalam. Jimin masih sibuk dengan laptopnya. "Oh kau sudah kembali? Apa kata ibuk asramanya? Enggak bisa kan? Maklum saja ya, namaku emang sering bikin orang keliru, ini bukan sekali kok namaku dikira perempuan"

Seulgi memandang pria itu dengan tatapan tidak suka "bagaimana bisa kau biarkan orang salah dan malah masuk kesini?"

Jimin menggendikkan bahunya "aku kan enggak tau kalau ini kamar perempuan, aku juga mahasiswa baru, coba saja kalau kau duluan yang sampai dikamar ini, pasti aku minta pindah, tapi ya..sekarang sudah terlambat, kan?"

ROOMMATE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang