"Seul?"
Jimin berkeliling ruangan mencari seulgi yang tidak ada didalam kamar.
"Dimana dia, seul? Seulgi?" Berjalan keluar mana saja seulgi mencari udara segar, tapi ini jam 1 malam.
Dan benar, disaat Jimin mencarinya diluar ternyata seulgi berada dikolam berenang yang letaknya di halaman belakang villa.
"Seul kenapa kau disini... eh seul kau menangis?" Jimin kemudian ikut berlutut saat melihat seulgi menangis ditepi kolam.
"Kemana saja kau?"
"Aku ada kejutan untukmu, tapi ternyata itu tak bisa dikerjakan cepat, maaf membuatmu menunggu lama. "
"Hiks, jahat kau Jimin" dipukulnya dengan ringan dada pemuda itu.
"Cup cup cup, jangan menangis lagi ya. Aku sudah disini, aku minta maaf, sungguh" Jimin lalu memeluknya dengan hangat.
"Aku kira kau akan meninggalkanku, aku sangat takut" ucap seulgi sambil sesegukan.
"Tidak sayang, aku tidak akan meninggalkanmu"
Sayang.
Seketika kesedihan seulgi luntur. Ya, dia tau Jimin tidak akan mungkin seperti yang ia takutkan bahkan sampai meninggalkannya di daerah asing.
"Udah ya, kita pergi lagi. Ada sesuatu yang ingin ku tunjukkan padamu"
Seulgi mengikuti Jimin dengan tangan mereka yang saling bergengaman.
Ternyata tempat yang dimaksud Jimin lumayan jauh dari villa, sebuah danau yang tak terlalu besar. Walaupun sekarang tengah malam, danau tersebut tidaklah gelap sama sekali, karena.. banyak lampu- lampu redup kuning yang lembut dipandang mata terhias digenangan air danau.
Pepohonan sekitar danau juga diselimuti lampu- lampu indah sekali. Ini sudah semacam pertunjukkan lampu hias. Ditata susun dengan rapi, dipojokan tepi danau tertulis "hi cantik" yang dibentuk dari kumpulan lampu.
"Bagaimana bisa kau menemukan ini?" Tanya seulgi dengan kagum masih memandang sekelilingnyabyang penuh lampu kecil.
"Aku tidak menemukannya tapi membuatnya"
Seulgi menoleh kearah Jimin "kau membuatnya, maksudku, semua ini? Sendiri?"
Jimin hanya meangguk.
"Wah kau hebat sekali, tapi... kenapa?"
"Hanya ingin saja"
Seulgi mengerutkan keningnya "kenapa tiba- tiba? Untuk apa?"
"Entahlah, aku juga tidak tau. Aku hanya ingin membahagiakanmu, apa kau senang seul? Bagaimana?"
"Tentu saja aku bahagia, sangat. Semua ini indah sekali. Bagaimana bisa kau melakukan ini sendiri?"
"Aku suka hal- hal berbau elektronik. "
"Kau pasti lelah sekali, kita sudah berjalan sepanjang hari dan kau membuat ini semua. Aku masih, kenapa?"
"Selagi kau bahagia aku senang seul, lihat itu. Ada yang menyapamu, "hi, cantik" "
Seulgi menepuk pundak Jimin "kau bisa saja"
Jimin meraih tangan- tangan mungil seulgi "kau harus selalu bahagia seul. Jaga dirimu baik- baik. Aku menyayangimu"
Seulgi tersenyum mendengarnya manis.
Jimin memindah tangannya beralih ke pinggang ramping seulgi. Mengelus rambut wanita itu dan tanganya turun ke pipi seulgi, "boleh?"
"Cium aku Jimin, aku cinta padamu"
.
Klise sekali, benci jadi cinta.
Hari- hari Jimin dan seulgi menghabiskan waktu bersama. Jimin saja sampai jarang keluar bersama temannya lagi. Ia lebih sering dikamarnya dengan seulgi.
"Ha, Jimin. Nyaman sekali ya bertelur di asrama" sindir Chae Ae.
"Maksud?"
"Ya, kau tidak pernah lagi main bareng kami"
"Kenapa kau masih tinggal disana?" Tanya Taehyung.
"Entahlah"
"Ya. Karna tubuh gadis itulah, karena apa lagi? Jimin kan suka buka segel, aku jamin dia virgin" Ucap Chae Ae.
"Ha? Hahaha astaga lucu sekali dunia ini, kau sudah mencobanya? Bukankah wanita itu kuno? Jangankan disentuh kita menatapnya saja dia anggap melecehkannya" Kata Taehyung.
"Seulgi, dia ada nama. Berhenti bilang wanita itu wanita itu" Jimin mengalihkan pembicaraan.
"Hoo, benarkan yang ku bilang. Hah, pantas saja kau tak pernah mencariku lagi. Sudah dapat sarang baru" ejek Chae Ae.
"Kau ngomong apasih Chi? Aku tidak pernah meanggapnya seperti yang kau pikirkan." Jawab Jimin sedikit geram.
"Oh Tuhan- ku, jadi apa? "
"Jangan- jangan, kau suka dengannya?" Tebak Taehyung.
.
Seulgi sedang bersama Eunbi baru saja keluar kelas dan langkah mereka terpaksa berhenti karena seorang wanita yang menghalangi jalan.
"Hi... " sapanya ke seulgi, "hi Eunbi"
Seulgi tentu saja kaget. Kok bisa Chae Ae tau nama Eunbi "kau mengenalnya?"
Eunbi menggelengkan kepala "tidak"
"hm, hi. Kenapa?" Tanya seulgi.
"Tidak ada, aku hanya ingin mengajakmu minum bersama. Bagaimana?" Tawar Chae Ae.
"Maaf, aku tidak tertarik. Ayo Bi" seulgi menarik lengan Eunbi dan berjalan menjauhi Chae Ae.
"Jangan berharap lebih pada Jimin" teriak Chae Ae, seulgi dan eunbi pun berhenti dan berbalik badan.
"Ha, maaf?" Tanya seulgi dengan ekspresi mencemeeh.
"Kau cemburu denganku kan? Aku merasakannya, "
Chae Ae hanya membuat seulgi geli saja, dan iapun tertawa "haha, apa maksudmu cemburu? Dengan siapa? Kau? Tapi, sepertinya kaulah yang cemburu, Jimin lebih sering dikamar. Iri bilang bos" ejek seulgi.
"Jauhi Jimin" sergahnya.
"For what?" Tantang seulgi.
"Jangan bilang kau tak tau kalau Jimin sudah bertunangan?" Katanya sambil melipat tangan didada.
"Aku tau, " Seulgi lalu pergi tidak mau memperdulikan Chae Ae. Baginya hanya membuang waktu. Toh Jimin sekarang berada didekatnya. Apa maksud wanita tadi kalau seulgi cemburu, yang terlihat malah Chae Ae yang justru cemburu dengan seulgi.
Berarti Jimin benar- benar jarang dengan teman- temannya lagi.
"Kau akan berterimakasih denganku nanti karena sudah memperingatimu" teriaknya setelah seulgi berjalan jauh.
[TBC]