F I V E

164 27 24
                                    

Mino berjalan gontai menuju kerumunan gengnya yang tengah bermain Monopoli di ruang tengah rumah bobby. Bobby tinggal sendirian di korea, semua keluarganya ada di amerika. Awalnya bobby tinggal bersama tantenya, namun tantenya kini tinggal bersama suaminya di thailand, yang membuat rumah tersebut, jatuh ke tangan bobby, karna memang rumah tersebut pemberian ayah bobby. Suasana masih ramai meski sudah pukul 1.30 AM. Bambam, bobby dan jaewon bahkan sama sekali tidak ada tanda tanda mengantuk.

Mino membuka box bertuliskan "WARNING!! EXPLOSIVE" Yang berisi kumpulan mainan mereka. Mino mengambil 5 pack kartu remi, dan 5 pack Domino dari dalam sana.

"Lu kenapa no?" Tanya bobby.

"Ayo berubah, jadi lebih baik, gausah main kartu, nih catur aja" Mino menyodorkan papan catur di atas alas monopoli mereka.

"Yaelah no, main catur mah 2 orang doang, lagian main kartu juga kita kan gapake uang, gak salah dong" Bobby menyingkirkan papan catur dan menyusun kembali monopolinya. Tak berjalan mulus, mino menarik monopoli tersebut "ini juga gua ambil" Kata mino.

"Tuh kalo mau main ular tangga aja ada di box" Lanjutnya kemudian ia berlalu menuju salah satu ruangan di rumah tersebut yang sudah seperti kamarnya sendiri.

Mino meletakkan 10 kotak kartu yang masih bersegel tersebut di samping 1 slop rokoknya. Sudah sebulan ini ia tidak pernah menyentuh rokoknya.

"Lumayan kalo gue jual, bisa buat makan-makan anak anak" Gumamnya, kemudian keluar dari kamarnya untuk berkumpul dengan teman temannya.

Dilihatnya mereka sedang bermain ular tangga, " Bam lu nyantai banget, kayak bukan anak sekolahan, bukannya lu anak tahun terakhir ya? Sekelas sama rose juga bukan sih? Habis ini kan lu tes kuliah, gak belajar?" Tanya mino panjang sambil ia berbaring di pinggang jaewon yang sedang tengkurap.

"Santai aja gua mah bang, gaada yang perlu di takutin. Hehe" Bambam tertawa renyah, tapi masih terselip kecanggungan diantara mereka, karna bambam baru saja bergabung dengan The funky.

"Santai gimana maksud lo? Gua aja 2 kali ikut tes gak lolos" Saut P.O yang sejak tadi memang tidak ikut bermain bersama, namun ia sibuk dengan smartphone nya.

" Ya gua sih tempat kuliahan udah pasti bang, gausah pake tes juga pasti masuk" Kata bambam.

"Lu pake orang dalam?" P.O bangkit dari baringnya dan meletakkan hpnya sambil menatap serius ke bambam.

"Hehe iya bang" Jawab bambam santai.

"Tunggu, lu sebenernya siapa sih? Kalo lu kenal orang dalam berarti lu bukan dari kalangan orang kayak kita, setidaknya keluargalu pasti bermartabat dan berpendidikan" Selidik jaewon.

"Bener bang, papah gue dosen, mamah gue juga, dari gue kecil mereka selalu sibuk, tapi juga over protective ke gue, gue sama sekali gaboleh keluar rumah, dan gapunya temen, sampe akhirnya gue muak dan kabur dari rumah, sejak itu lah mereka berhenti ngekang gue, dan karna itulah gue seneng banget bisa gabung di the funky ini, gue ngerasa jadi punya keluarga disini" Bambam menjelaskan dengan penuh antusias.

"Oiyah bang mino, gue mau ngomong jujur, sebenernya gue pernah gak sengaja keceplosan ke rose yang perkara roadrace kemarin tuh kayanya itu yang bikin abang sempet kelai sama rose ya?, gue minta maap bang, gue gasengaja" Kata bambam sambil memasang ekspresi melasnya.

"Oh yang itu, iya santai aja, udah beres masalah itu, sekarang muncul masalah baru lagi, jauh lebih serius dari yang itu" Ekspresi mino kini berubah menjadi lesu.

"Kenapa?"

"Kenapa?"

Tanya P.O dan Bambam bersamaan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HIM : He Is Mine (Minosè)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang