14. harapan

41 17 0
                                    

Selamat membaca❤️

Devano memangil melody untuk kembali ke cafenya.

" Apa lagi ? " Tanya melody

" Nama kamu? " tanya devano

" Mak - maksudnya " bingung melody

" Tadi kamu bilang mau kerja disini kan!!" Tegas devano

" Ohh jadi kamu mau Nerima aku?? " Jawab melody dengan nada senang

" Nama kamu ? "ulang devano

" Namaku Mel eh " melody membungkam mulutnya sendiri dia ingat perkataan davindra kalau ia tidak boleh mengatakan jika dia melody.

" namaku naura , Naura Clarissa " tambahnya sambil tersenyum kepada devano tapi devano tidak menatapnya sedikitpun.

" Dari jam 11 siang sampai 11 malam gaji kamu 20 ribu per jam mau ? " Tanya devano kepada melody.

" Maa - mau banget makasih " ujar melody.

" ta - tapi aku bisa minjem uang ke kamu buat ongkos pulang naik bis hihi " tambah melody dengan wajah tak berdosa pada devano, ia yang malas berdebat dengan wanita cerewet itu memberikan uang kepadanya melody kemudian melody pergi dari tempat Dafa dia senang karna sudah mendapat pekerjaan.

Hari mulai gelap melody memutuskan pulang lebih awal karna takut telat keluar dari tubuh Naura ia ingat telat 1 menit pun davindra tidak akan segan² memanggil lift untuk Melody.

••••

Melody sampai di jalan dekat kontrakan Naura ia turun dari bis melody merasa sangat lelah.

" Hari ini cukup melelahkan " bantinnya

Melody masuk ke dalam kontrakan Naura ia bingung kemana harus menyembunyikan shampo dan kosmetik yang ia beli tadi.

Kemudian ia membuka kotak yang lumayan besar yang ada di dekat tempat tidur Naura ia bersorak senang kotak itu berisi baju dan sepatu yang bagus².

" Sepertinya dulu kak Naura pernah hidup seperti orang normal tapi kenapa sekarang dia memilih hidup seperti ini?! " bingung melody
Kemudian ia menyimpan barang² yang di belinya tadi ke kotak besar itu

Melody cepat² mengganti pakaiannya dengan pakaian yang tadi di pakai Naura. Begitu melody terbaring rohnya langsung terlempar keluar dari tubuh Naura.

Melody duduk bersandar di sudut kamar jam masih menunjukkan pukul 22.50.

" keliatannya aku keluar lebih cepat dari tubuh kakak. " batin melody ia merasa bosan di kontrakan.

Melody ingin pergi keluar ia mencoba membuka pintu kontrakan Naura tapi tidak bisa melody bingung lalu dia menekan tombol darurat di ponselnya tidak lama kemudian davindra muncul tepat di depan melody.

" Ada apa? Kenapa kamu memanggilku " tanya davindra dengan wajah datar khas nya.

" Aku pengen keluar tolong bukain pintu ya " rengek melody

" Hahh Kamu ingin aku membukakan pintu untukmu?? Bentak davindra kesal.

" Ehmm iya dev aku kan ga bisa - " belum selesai menyelesaikan perkataannya davindra langsung membentaknya lagi.

" Kamu mengganggu waktu pribadiku yang berharga hanya untuk membuka pintu itu Hahh!!" Kesal davindra

" Ta - tapi menurut aku itu darurat Dev " rengek melody

" Kamu tidak bisa membuka atau menyentuh benda apapun melody rain Agatha!! " Tegas davindra

Melody semakin bingung dan tidak mengerti " bukannya aku ini roh seharusnya roh bisa menembus pintu dan tembok kan kenapa aku ga bisa gitu ?? "

" Kamu belum benar² mati melody jadi kamu bukan roh yang sempurna. " ujar davindra

" ohh gitu ya " balas melody kemudian dia memegang lengan davindra dan mengajak Dev keluar.

" ayo antar aku keluar " tapi davindra tidak mau dia menarik lengannya kembali.

" Skeduler tidak di perbolehkan ikut campur urusan manusia!!" Kata davindra kemudian dia menghilang begitu saja .

" Jangan pergi DAVINDRAAAA!! " Kesal melody frustasi terpaksa ia menunggu Naura bangun dari tidurnya dan membuka pintu kontrakannya untuk bekerja.

••••

Naura bangun dari tidurnya, Melody melihat Naura membuat mie untuk makannya kemudian ia mandi ganti baju dan keluar.

Melody mengikuti Naura dari belakang sekarang mereka ada di pinggir jalan Naura melanjutkan perjalanannya menuju toko tempat kerjanya dia jalan kaki sedangkan melody menunggu bis untuk pergi kerumah sakit Melody terlihat senang karna bisa naik bis dengan gratis.

" Enak juga jadi roh " senang melody

••••

Melody sampai dirumah sakit ia melihat Dafa berdiri di jendela menghadap keluar melody bisa masuk ke ruang rawatnya karna ada seorang perawat yang sempat mengecek keadaannya.

" Dafa, apa ini benar aku? Aku takut ngeliat tubuhku seperti ini " ujar melody sambil menatap tubuhnya yang penuh dengan alat bantu medis.

Tiba² Dafa berbalik menghadap tubuh melody ia mengatakan sesuatu pada melody wajahnya masih terlihat sangat sedih dan terpukul.

" Melody apa yang harus aku lakuin? " Ujar Dafa berbicara sendiri.

" Menangis! Menangislah untukku daf, Dan bilang ke fyara sama Alya suruh mereka memikirkan ku dan menangis juga untukku tolong!! " ucap melody tapi percuma Dafa tidak bisa mendengar permohonan melody

••••

Naura pergi bekerja seperti biasanya tiba² ada pria datang ke toko tempat Naura kerja pria itu adalah Ryan dia yang menyelamatkan Naura saat ia mencoba bunuh diri.

Waktu itu Ryan sudah mencoba mencari keberadaan Alya tapi tidak bisa menemukannya Alya. keluarganya juga sudah pindah rumah setelah kejadian Ryan meninggalkannya di hari pertunangannya.

Ryan memilih tetap bertahan mencari Alya karna dia merasa bersalah dan ingin meminta maaf kepada alya.

Ryan melihat Naura di toko itu ia bertanya pada naura.

" Kamu gadis yang mau bunuh diri itu kan? Gimana keadaan kamu sekarang ? udah baik² aja. " tanya Ryan Naura ingat pria itu yang menyelamatkannya waktu dia mencoba bunuh diri.

" Anda siapa? " Tanya naura singkat

"Aku Ryan, kamu ? Balas Ryan memperkenalkan dirinya Naura tidak menjawab pertanyaan Ryan melainkan bertanya kembali.

" Berapa biaya rumah sakit waktu itu, saya bakal ganti " tanya Naura dengan wajah datar

" Aku gak butuh uang kamu, aku cuman pengen bantu aja waktu itu

" kalau boleh tau kenapa kamu mau bunuh diri?? " Tanya Ryan.

" Bukan urusan anda!! " Tegas Naura singkat.

Ryan mencoba mengerti.

" mungkin gadis itu sedang ada masalah lebih baik gue pergi saja " bantinnya

" Ohh ehmm yasudah aku pergi dulu ya " ujar Ryan dengan sedikit senyuman pada naura tapi Naura tetap diam dengan wajah datarnya tanpa membalas senyumanya.

Kemudian Ryan pergi meninggalkan toko Naura tapi Ryan masih penasaran dengan gadis yang ia selamatkan itu kenapa dia begitu pendiam dan dingin sebenarnya masalah apa yang sedang di alami wanita itu sampai ingin mengakhiri hidupnya " batin Ryan.

~~~~

Jangan lupa vote!!
Makasih ya❤️

49 Days MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang