Suasana siang hari ini matahari bersinar sangat cerah, Vanessa Antika Pratiwi gadis cantik asal kota Semarang itu kini sedang berjalan sendiri di terminal, ia sedang menunggu bus jurusan kota Jakarta, tujuan gadis cantik itu ke Jakarta karena ingin mencari kakak laki-lakinya yang setahun ini tidak pernah memberi kabar.
Nessa sekarang sedang duduk di kursi terminal, gadis cantik itu kini duduk sendiri mengunggu bus jurusan Kota Jakarta. Gadis itu membawa tas ransel berwarna merah dan satu koper besar.
Setelah kematian neneknya Nessa kini hidup sendiri di Semarang, dan permintaan terakhir nenek Nessa adalah agar Nessa mencari kakak laki-lakinya.
*Flash back*
Di dalam rumah seorang wanita tua sedang terbaring lemah di atas tempat tidurnya. "Uhuk, uhuk, Nessa kamu di mana?" ucap Nenek Nessa, suara wanita tua itu serak karena ia sedang sakit. Di usia yang sudah sangat tua wanita itu beruntung mempunyai seorang cucu yang sangat menyayangi dirinya, Nessa gadis itu dengan sabar dan telaten merawat neneknya.
"Iya nek, sebentar." ucap Nessa dari dapur, gadis cantik itu sedang merebus air dan membuatkan teh hangat untuk neneknya.
Tak lama kemudian kini Nessa datang dengan membawa secangkir teh hangat untuk neneknya.
"Ini nek teh hangatnya di minum dulu nek." ucap Nessa, kemudian gadis itu membantu neneknya duduk agar bisa meminum teh hangat itu.
"Terima kasih Nessa, kamu memang gadis yang baik, nenek selalu mendoakanmu agar suatu saat nanti ada seorang pangeran tampan yang akan menikahimu." ucap nenek Nessa dengan suara parau, karena wanita tua itu sedang sakit.
"Tidak usah berlebihan lah nek, Nessa hanya ingin nenek cepat sembuh dan bisa menemani Nessa lagi, karena mas Varrel tidak ada di sini." ucap Nessa, kini gadis itu sedih saat teringat dengan kakak laki-laki satu- satunya yang ia miliki tidak pernah ada kabar lagi.
Nessa sangat ingat sekali saat pertama kali Varrel pergi merantau ke Jakarta untuk mencari pekerjaan, karena saat itu keadaan keluarganya sedang tidak punya uang untuk biaya kuliah Nessa, dan Varrel memutuskan untuk pergi ke Jakarta mencari pekerjaan untuk biaya kuliah adiknya.
Setelah Varrel merantau ke Jakarta, setahun pertama ia selalu memberi kabar pada Nessa dan selalu mengirimkan uang setiap bulan. Tetapi tidak dengan setahun terakhir ini, Varrel tidak ada kabar, dan tidak pernah mengirimkan uang sepeserpun pada Nessa adiknya.
Setelah lulus kuliah Nessa bekerja keras demi mencari nafkah untuk makan ia dan neneknya, gadis yatim piatu itu hanya punya nenek dan kakak laki-laki. Kedua orang tuanya sudah lama meninggal sejak mereka masih kecil, hanya neneknya lah yang merawat mereka.
"Nessa, carilah kakakmu," ucap nenek Nessa.
"Tidak nek, kalau Nessa mencari mas Varrel, nanti siapa yang akan menemani nenek di sini." ucap Nessa, gadis itu tidak tega kalau ia akan meninggalkan neneknya sendiri di Semarang. Karena mereka di sini tidak punya siapa-siapa lagi.
"Berjanjilah Nessa, kalau nenek sudah meninggal kamu harus mencari kakakmu, Berjanjilah padaku Nessa, uhuk, uhuk."
"Iya, iya nek, Nessa janji sama nenek, tapi nenek jangan tinggalkan Nessa sendiri nek." ucap Nessa, gadis itu merasa sedih saat mendengar neneknya bicara seperti itu.
"Berjanjilah Nessa, uhuk."
"Iya, Nessa janji nek." kemudian kini Nessa memeluk neneknya yang sedang terbaring lemah di atas tempat tidurnya.
Seketika itu tiba-tiba saja Nessa tidak lagi mendengar neneknya batuk, Nessa yang masih memeluk erat tubuh neneknya ia pun tak lagi merasakan neneknya bergerak.
Kemudian gadis itu melihat neneknya dan ternyata neneknya kini sudah meninggalkan Nessa sendiri.
"Inalillahi, nenek!" seru Nessa, tangisan gadis itu pecah. Ia merasa begitu sedih karena sekarang ia sendirian di sini.
*Flash back off*
Setelah sekitar tiga puluh menit kini bus yang Nessa tunggu telah lewat dan berhenti di depan gadis itu.
Jakarta! Jakarta!
Suara kernet bus itu membangunkan Nessa dari lamunannya.
"Mau ke Jakarta mbak?" tanya kernet bus itu pada Nessa.
"Iya, mas." ucap Nessa, kemudian ia berdiri dan melangkahkan kakinya ke dalam bus jurusan Jakarta itu.
*****
Di sisi lain seorang pria muda tampan dan kaya. Revano Aditya Ardani pria tampan yang menjabat sebagai CEO di perusahaan NR GROUP milik keluarganya itu, kini sedang berada di Bandara, ia di temani kekasihnya Adellia dan juga sahabatnya Daniel.
Mereka bertiga sudah bersahabat sangat lama, sejak mereka masih sekolah dasar, karena ketiga keluarga itu adalah rekan bisnis jadi mereka sudah akrab sejak kecil.
"Adel, maaf ya aku harus pergi." ucap Revan pada Adel kekasihnya. Pria muda itu sangat mencintai kekasihnya, tetapi demi bisnis keluarganya yang hampir bangkrut, ia harus pergi ke luar negeri untuk mengurus perusahaan yang ada disana.
"Cepat pulang ya, jangan lama-lama di sana, kalau aku kangen gimana?" ucap Adel manja, gadis itu kini memeluk Revan kekasihnya, Adel tidak mau Revan pergi jauh darinya, mereka pacaran sudah dari bangku kuliah, dan sekarang mereka bekerja di perusahaan milik keluarganya masing-masing.
"Iya, aku janji akan cepat pulang Adel sayang." ucap Revan.
"Niel, gue titip Adel ya," lanjut Revan, pria muda itu kini bicara pada Daniel sahabatnya.
"Iya Bro, lo tenang saja, gue pasti jagain Adel dengan baik." ucap Daniel pada Revan. Kini mereka bertiga berpelukan.
Kemudian setelah selesai kini saatnya Revan harus pergi meninggalkan Indonesia, ia juga harus meninggalkan Adel kekasihnya.
Revan dan Adel saling mencintai, sejak saat mereka masih kecil, mereka jadian dan resmi pacaran saat mereka duduk di bangku kuliah.
Hingga saat ini mereka sudah bekerja di perusahaan keluarga mereka, tetapi mereka belum juga menikah.
Alasan mereka karena ingin belajar meneruskan bisnis keluarga dulu.
Sedangkan Daniel adalah sahabat Revan dan juga sahabat Adellia. Mereka bertiga selalu bersama walaupun Revan dan Adel pacaran, tapi persahabatan mereka lebih penting.
Setelah mengantar Revan pergi, kini Daniel dan Adellia pulang.
Sedangkan Revan yang saat ini berada di dalam pesawat, laki-laki muda itu kini terus saja memandang foto Adellia kekasihnya yang berada di dalam ponsel milik Revan. Perasaan cinta Revan sangat tulus untuk Adellia.
Senyuman kini menghiasi wajah tampan Revan saat memandang foto kekasihnya.
Rencana Revan pergi ke luar negeri untuk urusan bisnis, dan setelah urusan bisnis selesai ia akan segera melamar Adellia kekasih yang sangat di cintainya.
'Setelah pulang dari luar negeri, aku akan segera melamarmu Adel.' gumam Revan dalam hati. Pria muda tampan itu kini terus tersenyum sendiri saat melihat foto Adellia kekasih yang sangat di cintainya saat ini.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
90 Days Married To Mr. CEO
AcakPenghianatan cinta yang dirasakan oleh Revano Aditya Ardani kini membuat laki-laki itu berkelana mencari cinta sejati. Revan meninggalkan semuanya, kekayaannya dan jabatannya sebagai CEO di perusahaan milik keluarganya. Akankah Revan bisa mendapat...