8. Penantian

31 1 0
                                    

" Rasa sayang bukan sekedar diucapkan, namun dibuktikan♡🍃 "

-Indiana Putri Rosmala


Hari demi hari Indi selalu menanti kebersamaan bersama Bina, namun Bina semakin hari semakin menjauh darinya. Disaat seperti ini Ardiano yang selalu ada buat Indi, dan rasa yang ada pada Indi pun mulai bertambah padanya. Indi merasa nyaman sekali dengannya dan Indi pun menyukainya. Namun Indi memendam rasa ini sendirian karena tidak ingin yang lain tahu termasuk dia.

" Mengapa disaatku merasa terpuruk yang datang dia bukan sahabatku Bina, mengapa? " batin Indi pun selalu bertanya-tanya
" Lalu mengapa rasaku padanya semakin menjadi, mengapa? Mengapa rasa takut kehilangannya semakin besar, aku kan bukan siapa-siapanya hanya sebatas teman " lanjutnya

Beberapa menit kemudian Amira pun menghampiri Indi

" Indi, kamu kenapa semakin hari aku perhatiin kamu selalu melamun, kamu sebenarnya ada masalah apa? " rasa penasaran Amira pun semakin besar
" Aku ngga kenapa-napa, aku juga ngga ada masalah apa-apa, udah tenang aja " Indi pun meyakinkan Amira
" Kalau ada apa-apa cerita aja yah, aku kan udah seperti saudara kamu sendiri " Amira pun masih ragu dengan jawaban Indi, namun Amira akan bertanya pada Indi lain kali, mungkin Indi lagi ingin sendiri
" Iya tenang aja " jawabnya sambil tersenyum

Indi pun menulis dalam lembar diary nya
Mengapa disaat aku butuh sahabatku dia ngga ada buatku lagi.
Mengapa saat ini yang selalu ada Amira dan Ardiano.
Mengapa mereka berdua yang baru ku kenal beberapa bulan yang lalu.
Aku ingin seperti dulu dengan Bina.

Indiana♡

Indi merasa sekarang dia hanya bisa curhat pada diary nya itu.
Dia udah ngga bisa curhat lagi pada Bina karena sikap Bina padanya.

Bel pulang pun berbunyi, Indi bersiap-siap untuk pulang, Amira pun mendekatinya

" Indi, ayo kita pulang bareng "
" Iya Amira, aku masukin bukunya dulu yah "
" Sini aku bantu "
" Iya makasih yah "
" Iya sama-sama "

Saat diperjalanan Amira pun memulai percakapan

" Indi "
" Iya Amira "
" Aku boleh ngga jadi sahabat kamu sekaligus seperti saudara kamu? "
" Iya boleh ko Ra, kan kamu juga udah seperti saudaraku sendiri "
" Makasih yah Indi, tolong jangan lupain aku yah walaupun kamu nanti akan berteman dengan yang lainnya "
" Iya aku ngga akan lupa ko sama kamu, kamu juga jangan lupain aku yah "
" Iya pasti Indi "

Lalu mereka pun melanjutkan perjalanannya. Beberapa menit kemudian Indi pun sampai dirumahnya

" Aku duluan yah, ohh yh, ayo mampir dulu, main dulu ke rumahku "
" Iya makasih, tapi maaf lain kali aja yah, soalnya aku juga mau cepat-cepat pulang "
" Ohh, yah udah, hati-hati dijalan yah "

Amira pun menjawabnya dengan senyuman.
Amira pun merasa bahagia karena udah bisa lihat senyuman pada Indi dan Indi mulai dekatnya.

" Semoga Indi ngga lupain aku begitu saja, walaupun keadaan apapun semoga Indi ngga lupa sama aku " batinnya mulai berharap begitu besar
" Aku percaya dia pasti selalu ingat, aku tahu dia orang seperti apa walaupun kita baru dekat beberapa bulan yang lalu " lanjutnya lagi

Dan ia pun memutuskan untuk selalu dekat dan selalu ada buat Indi. Indi sangat bersyukur karena ada teman yang perhatian padanya, Indi berharap Amira selalu bahagia. Dia tidak memikirkan diri sendiri tetapi dia memikirkan kebahagiaan orang lain, dia hanya ingin melihat orang yang dia sayangi bahagia, termasuk sahabat-sahabatnya.

***

Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang