Meski tak paham,
aku harus mengerti.
Aku gak bisa jadi egois.Seorang gadis kecil tampak lari mengejar seorang lelaki yang seumuran dengannya, dia dengan wajah kesalnya berteriak,
"Kak Aga, Ay nyerah deh" ucapnya
"Yahh, padahal kak Aga masih siap kalo Ay ngejar kak Aga lagi" jawabnya sambil menghampiri Ay.
"Masa sih Ay terus yang harus ngejar kak Aga, kapan kak Aga ngejar Ay nya ?" tanya Ay,
"Kak Aga kan ganteng, jadi Ay harus ngejar kak Aga" jawab Aga dengan polosnya.
"Yaudah deh, pokoknya Ay bakal selalu ngejar kak Aga, meski kak Aga gak mau dikejar," ucapnya dengan polos
"Janji ?" tanya Aga
"Janji." jawab Ay sambil mengkaitkan jari kelingkingnya dengan Aga.
Seorang gadis yang kini sedang duduk dicafe sendirian dengan ditemani susu vanilla hangatnya yang kini sudah dingin akibat tak tersentuh.
Sudah 2 jam gadis itu duduk ditempatnya tanpa ingin beranjak. Kenangan masa kecilnya yang merubah dia menjadi seperti sekarang. Aysa Putri A. Aysa yang kini menjadi gadis kuat, si polos yang dipaksa waktu mesti mengerti keadaan setiap orang. Si polos yang memiliki wajah cantik meski tanpa make up.
Waktu telah menunjukkan jam 17.00, menghela nafas, ia harus kembali ke rumahnya sebelum matahari terbenam.
Ia pun beranjak dari ay's cafe tersebut, setelah membayar bil-nya. Saat keluar dari pintu, sebelum memasuki mobil-nya, ia mendongkakkan kepalanya ke atas,
"Pupun, Ay rindu, " gumamnya,
lalu, ia menyalakan mobilnya dan beranjak dari sana.
...
Ay masuk tanpa mengucap salam, karena hanya ada dia dan keheningan. Tanpa Pupun atau Bubun.
Rumah yang besar tapi seperti tak berpenghuni.Ay memasuki kamar, lalu mandi selama 1 jam. Baginya, air adalah dunianya. Ia suka air tapi tak suka airmata.
Setelah mandi, Ay bergegas ke dapur untuk makan. Hanya keheningan yang menemaninya.
Pembatu dirumahnya hanya bekerja dari pagi sampai sore sekitar jam 16.00. Jadi, Ay setiap pulang sekolah akan singgah di ay's cafe sekedar duduk sambil melamun, karena jika pulang pun percuma, tak ada siapa siapa dirumahnya.Setelah selesai makan, Ay belajar lalu tidur.
"Aga, maafin Ay, Ay gak sengaja," ucap Ay sambil terisak berusaha menggapai tangan Aga.
"Gak sengaja lo bilang ? Lo gak liat kalo dia hampir aja mati karena lo" teriak Aga di depan Ay dengan tatapan tajamnya.
"Ay mohon maafin Ay, Ay bener-bener gak tau mengenai itu" ucap Ay yang masih berusah menggapai tangan Aga sambil terisak.
"Jangan sentuh gue, gue benci sama lo, dan gue gak pernah mau liat lo lagi muncul dihadapan gue !!" teriak Aga sembari mendorong Ay hingga Ay terjatuh dan terluka.
Setelahnya, Aga pergi meninggalkan Ay yang terluka. Terluka fisik dan batin.
Mimpi yang sama, yang datang setiap ia terlelap tidur. Mengharuskannya mengkonsumsi obat, agar bisa tidur.
...
Keesokan harinya, Ay bangun untuk berangkat ke sekolah
"Pagi Bun, Bi" teriak Ay yang masih menuruni tangga saat melihat Bubun sedang membaca ipad nya serta Bi Ani yang sedang menyiapkan sarapan.