7

35 26 6
                                        

"  dania kemana ? Kok gak keliatan ?" Tanya toni sedari tadi tak melihat sosok dania di sekolah

" dania sakit, kemarin kehujanan " ucap darren datar  sembari  setia dengan bacaan bukunya

Trio alay itu mengernyitkan  dahi mereka tak percaya

" beneran sakit?" Tanya toni menghampiri  darren untuk meyakinkan apa yang  darren katakan

" masa sih pacar gue sakit ?" Tanya  faro menyusul apa yang dilakukan  toni

" gak percaya, ya udah  gue gak maksa " ucap darren kembali membaca buku

" pulang sekolah kita harus jenguk  dania " usul joni

" gue ikut  , sehari  tanpa  dania serasa hari gue  gak ada artinya  " faro alay

" kita harus semangatin dania biar cepet sembuh trus kembali sekolah lagi " ucap joni semangat

Sedangkan berbeda dengan geng inces, mereka malah merasa leluasa karena ketidak adaanya dania , mereka melakukan apa yang mereka inginkan tanpa takut adanya  tegoran dan ancaman dania

" baguslah kalau dania sakit, mati aja sekalian , gak ada  dia tuh serasa hati gue seneeeeeng banget " ucap yana

" gue juga seneng kalau si cewek penghancur gak ada, seakan sekolah ini milik gue " ucap amel  meminum  jusnya

Mendengar hal itu tania merasa bersalah, mungkin ini adalah karena dia , tania berjalan menghampiri darren yang memainkan  game yang ada di handphonenya

" darren " panggil tania pelan

Kini mereka saling berhadapan walaupun jarak mereka hanya terhalang oleh meja

Darren menoleh

" dania  sakit ? "

" seperti yang loh denger dari orang orang " jawab darren  kembali fokus pada handphonenya  " oh ya dania bilang kalau setelah pulang sekolah loh harus kerumahnya " lanjutnya

" buat apa ?" Tanya dania yang membuatnya sangat menyesal mengajukan pertanyaan itu

" loh tanya buat apa ? Emang loh gak mau jenguk dia ? Dania kan lagi sakit , sudah  kewajiban loh juga  sebagai temen buat jenguk dia "  bentak darren dengan raut  muka yang menyebalkan

" iya gue ngerti gak usah bentak gitu kali" gumam tania yang  tak terdengar darren

" kalau gitu  , gue minta alamatnya dania " pinta  tania

" loh berangkat sama gue , jadi gak usah Tanya alamat " ucap darren sangat jutek

" kalau gitu makasih " tania  berusaha ramah

" jangan  dulu  makasih gue belum lakuin apa apa "

Ucapan darren membuat tania merasa menyesal pernah menyukainya

Tania menahan amarahnya di depan darren

" bahkan gue nyesel banget udah pernah suka sama loh "gumam tania

" kenapa? Loh ngomong apa?" Tanya darren mendengar tak jelas gumaman tania

Tania tak karuan harus apa, " gak kok gue gak ngomong apa apa " ucap tania  langsung pergi meninggalkan darren tak mau merperkeruh keadaan

Darren hanya menatap  tania heran dengan tingkah anehnya

......

Mereka  dalam mobil yang sama dan duduk saling bersampingan namun bagaikan larut malam yang sangat sunyi tak ada kata yang di lontarkan darren maupun tania

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pergi Yang MenyakitkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang