18

3K 344 26
                                    

Hujan di luar sana masih turun dengan derasnya. Sementara mobil yang ia naiki saat itu sudah berada di tepi jalanan semenjak beberapa menit yang lalu mobil itu telah menepi. Mengintip keluar jendela untuk memastikan seseorang yang menyuruhnya untuk menunggunya saat itu akan kembali atau tidak.

Rose menghela napasnya, mengecek ponselnya untuk melihat jam yang tertera di sana. Rasanya, sudah sekitar dua jam semenjak pertemuannya kembali dengan Mina saat itu. Dimana setelah ia mengucapkan semua kalimat itu, ia menarik pergi Jimin bersamanya dimana pria itu sama sekali tak menolaknya. Dalam hati begitu senang karena Jimin ternyata lebih memilih untuk pergi bersamanya daripada harus berbicara kembali dengan Mina.

Takut? Rose sungguh takut memang. Ucapan Jungkook saat itu saja masih terngiang olehnya. Ia sama sekali tak tahu bagaimana hubungan Jimin dan Mina dahulu. Bagaimana jika keduanya kembali bersama? Bahkan ia tahu, Jimin masih belum bisa untuk menerimanya karena hatinya masih terbayangi oleh sang mantan kekasih.

Lamunan gadis itu terpecah, menatap pada pintu kemudi yang saat itu terbuka dimana Jimin dengan cepat masuk ke dalam mobil. Sementara jaket yang pria itu kenakan sebelumnya ia gunakan untuk melindungi dirinya dari amukan hujan. Meletakkannya ke bangku belakang setelahnya.

"Ini. Maaf karena membuatmu menunggu lama."

Rose hanya tersenyum membalasnya, menerima botol kopi yang Jimin berikan padanya. Dan seolah tak bisa menahan dirinya sendiri, Rose menangkup wajah Jimin saat itu, mengecup bibirnya dan sedikit membuat pria itu terkejut akan apa yang Rose lakukan.

"Terima kasih, Oppa."

Jimin tak menjawab apapun di sana, hanya berdehem untuk menetralkan dirinya sembari mengalihkan pandangannya. Sementara Rose hanya tertawa pelan, sembari menyesap kopi itu dari botolnya.

"Tak perlu. Dan juga, aku minta maaf. Aku tak tahu jika mobilku akan berakhir dengan mogok. Kita sekarang harus terjebak di sana."

"Tak apa. Aku lebih senang berada dimanapun berdua dengan Oppa daripada hal apapun di dunia ini."

Jimin mengalihkan kembali pandangannya pada Rose, dimana gadis itu masih merunduk, menggenggam botol kopi di kedua tangannya.

"Kau pernah mengatakan padaku jika aku selalu mengeluarkan kata-kata manis. Tapi sepertinya, sekarang kau yang sering melakukannya." Ucapnya, sembari mengelus kepala gadis itu sejenak sebelum menjauhkan kembali tangannya.

"Itu karena Oppa akhir-akhir tak lagi melakukannya. Tidak setelah Oppa kembali bertemu dengan Mina eonni."

Ada hening antara keduanya saat itu, dan Jimin menghela napasnya untuk memecah keheningan itu, benar-benar menghadapkan dirinya pada Rose.

"Rose--"

"Mina eonni," lalu mengangkat pandangannya untuk menatap pada Jimin di sana. "Apa Oppa masih mencintainya?"

Pertanyaan itu begitu sulit bagi Jimin saat ini. Padahal, jawabannya begitu mudah untuk dijawab, bukan? Tapi Jimin masih diam, membuat Rose kembali menghela napasnya dan kembali merunduk saat itu.

"Aku bertemu dengannya sekitar enam tahun yang lalu. Ketika kami sama-sama berada di kampus yang sama, namun berbeda jurusan."

Rose melirik ke arah Jimin saat itu, yang juga mengalihkan pandangannya untuk menatap pada hujan di luar sana. Menyadari pula jika pria itu tengah menceritakan masa lalunya saat ini.

"Saat itu, aku tak sengaja berkunjung ke jurusannya untuk menemui salah satu temanku. Tak sengaja, aku mendengar dentingan piano ketika aku melewati ruang musik. Aku melihatnya di sana, bermain piano dengan begitu indahnya. Membuatku begitu terpana akan permainan pianonya."

Lil' TouchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang