Dark side 18

185 23 7
                                    

Kyuhyun benar-benar marah. Terlihat bagaimana dia menggenggam gagang setir sampai buku jarinya memutih.
Sejak keluar dari bar dan mereka hampir sampai ke apartemen tidak sepatah pun Kyuhyun mengeluarkan suara.
Kabar baiknya Kyuhyun tidak berkendara cepat, 120 km/jam merupakan kecepatan normal, kamu masih dapat menarik paru-paru dengan baik selama itu.

Sungmin yang berada di samping beribu kali menimbang akan membuka mulutnya. Kyuhyun yang tengah marah bukan sesuatu yang baik di hadapi. Sungmin benar-benar terlatih dalam hal ini.
Intuisinya meningkat ketika Kyuhyun sedang di liputi amarah.

Dia tidak bicara. Aku juga tidak akan bicara.

Sungmin memandang lurus pada jalanan di depan mereka, mengeraskan hatinya membiarkan keadaan mereka tetap diam dalam kesunyian. Tetapi itu tidak menutupi bahwa keadaan beku membuat dia merasa kedinginan sampai ke tulang.

Dia benar-benar marah.

Sepuluh menit mereka sampai di basemen apartemen. Kyuhyun keluar diikuti Sungmin. Dalam lift mereka seperti orang asing. Kyuhyun berdiri di depan sementara Sungmin jauh berdiri di belakang hampir ke sudut lift tepatnya.

Sampai di rumah pun Sungmin seperti anak bebek setia mengikuti induknya dari belakang.
Berhenti melangkah Kyuhyun berdiri di tengah-tengah ruang tamu. Dia masih membelakangi Sungmin, menolak untuk melihatnya.
Sungmin kembali merasakan suasana beku ketika di mobil tadi merayapi punggungnya. Dia menggigil di tengah ruangan yang hangat.

Begitu Kyuhyun berbalik reflek Sungmin melangkah mundur. Dia hampir berpikir untuk lari jika tidak tatapan Kyuhyun memperingatkan nya untuk tetap diam.

Apa ini saatnya aku di hukum gantung.

Kali ini aku tidak akan bisa lepas dari maut.

Sungmin menjadi sangat dramatis.

"Jelaskan semuanya kenapa kau masih tetap bekerja di sana. Untuk apa kau hidup di sini berkecukupan tapi kau masih keras kepala tetap bekerja." Kyuhyun bicara hanya dengan satu kali tarikan nafas.

Tatapan matanya hampir membuat Sungmin terbakar di tempat.

Dengan nyali mengerut seperti kulit jeruk Sungmin menjawab,"Mau bagaimana lagi, sejak awal aku memang bekerja di sana. Tidak mungkin aku keluar begitu saja." Hampir seluruh katanya bergetar. Dia mengakui benar-benar takut saat ini.

Sungmin kesulitan meneguk Saliva seperti sesuatu tersangkut di tenggorokannya. Tanpa perlu di terjemahkan Sungmin sudah tahu Kyuhyun tidak puas dengan jawabannya.

Satu alis Kyuhyun naik menunggu jawaban lain tapi masih menolak bicara. Sungmin tertekan tidak memiliki pilihan selain harus jujur. Kyuhyun barang tentu tidak akan melepaskannya begitu saja.

"Baik-baik aku akan katakan." Tatapan Kyuhyun sedikit melunak.

Sungmin menggaruk tengkuknya sesekali dia mencuri pandang kearah Kyuhyun.

"Aku butuh uang untuk membeli rumah orang tuaku dari Sooyoung."

Aku benar-benar tidak ingin mengatakan ini.

Aku bukan pria materialistis.

Aku tidak suka mengemis belas kasih.

Harga diri Sungmin benar-benar hancur. Bahkan dia tidak memiliki kesempatan untuk mengumpulkan nya lagi ketika Kyuhyun bicara.

"Berapa yang kau butuhkan. Berjanjilah setelah ini kau tidak akan pernah datang ke bar itu lagi dengan alasan apapun jika tidak ingin aku patahkan kakimu itu."

Itu ketegasan tidak terbantahkan tetapi Kyuhyun mengatakannya dengan nada lembut. Membiarkan semua kata itu menyerap dalam hati Sungmin membuatnya jadi meleleh.

Dark SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang