Bagian Dua

2 1 0
                                    

"Ntar main ke rumah gue ya borr" ucap Donna menolehkan muka kearah Selena.

Selena membalas "oke" dengan menempelkan ibu jari dan telunjuk kanan di tangannya. Ia kembali mencatat materi di papan tulis. Ia pusing melihat deretan angka dipapan tulis, ia agak tidak paham dengan materi kali ini. Selena memang lemah di pelajaran, kalau di olahraga jangan tanyakan lagi Selena sangat menyukai nya.

Walaupun Selena tidak pandai dalam pelajaran, tapi nilainya tidak pernah dibawah 8. Ia tetap rajin mempelajari semua materi-materi, baginya nilai itu penting tidak boleh jelek. Setidaknya ia harus mencapai angka 8 agar bunda puas. Dulu bunda selalu berpesan bahwa ia harus mendapat nilai minimal delapan, bunda tidak menuntut anaknya untuk mendapat nilai tinggi. Karena ia faham anaknya itu lebih unggul di bidang olahraga.

Siang ini Selena, Safira dan Donna berada di Minimarket dekat rumah Donna. Mereka membeli beberapa makanan ringan dan minuman bersoda untuk menemani mereka nanti.

"Turut berduka cita ya Selena, maaf tante kemarin tidak bisa datang." ucap seorang wanita yang tidak dia mengerti namanya. Tapi ia pernah bertemu dengannya sewaktu acara arisan dirumahnya.

"Iya tante gapapa." balasnya dengan senyum ceria.

Setelah wanita itu melanjutkan kegiatannya kedua temannya menghampiri Selena dan bertanya
"Siapa yang meninggal borr"

"Bunda," lirih nya sambil menahan air mata nya.

"Lo ga bilang ke kita?" balas Safira terkejut.

"Maaf, gue bingung." lirihnya. Sebenarnya Selena ingin menceritakan semua kepada temannya, tapi dia bingung ingin cerita bagaimana.

Sebenarnya Selena ingin menceritakan tentang kepergian ibunya di rumah Donna nanti. Tapi teman-teman nya tahu duluan, dan sekarang mereka pun asyik membahas liburan mereka dan hal-hal random lain nya. Selena ingin bercerita tapi ia urungkan karena ia tidak mau merubah suasana kecerian disini. Ia hanya diam dan sesekali ikut tertawa yang dibuat-buat.

"Gue balik dulu bor, gue mau ke rumah Tante Ika." ucap Selena sambil berdiri dan mengambil slingbag.

"Okei" balas Donna dengan nada tertawanya karena ia sedang bercerita hal konyol.

Selena menuju rumah Tante Ika, Tantenya menyuruh ia kerumahnya untuk makan malam. Ia datang lebih awal untuk membatunya memasak, ia merasa tidak enak jika datang hanya menumpang makan.

"Assalamu'alaikum." ucap Selena seraya memasuki rumah tantenya. Ia memang terbiasa nyelonong masuk di rumah ini. Ia lalu menuju dapur dan seperti dugaan nya, tantenya ada disana.

"Masak apa tan?" tanya Selena basa basi.

"Masak banyak." jawab Tante Ika yang tidak sesuai harapan Selena. Ia bertanya masak apa yang seharusnya dijawab masak sayur sop, ayam goreng, prekedel kentang, dan sayur kangkung.

"Iyain tan, ada yang bisa dibantu?" tanya Selena.

"Ga ada, mending kamu nonton tv aja. Raka disana juga." balas Tante Ika seraya mengibaskan tangan pertanda mengusir Selena.

Selena lalu menuju ruang tamu, dan benar Raka selonjoran di sofa sambil menonton ftv. Selena meraih remote dan mengganti channel tv menjadi kartun spongebob kesukaannya.

"Anjir main ganti-ganti aja lo." ucap Raka sambil melotot ke arah Selena.

"Lagian lo tontonan nya kaya gitu." balas Selena kepada cowok satu tahun lebih tua dari nya.

"Dasar bocil udah enambelas tahun tontonan nya spongebob." balas Raka.

"Suka-suka gue dong." balas Selena seraya menjulurkan lidahnya.

"Cil lo ga ngasi tau Nanda kalo bunda ga ada?" tanya Raka.

"Gue belom ngomong, tadi disekolah juga tumben ga liat" balas Selena.

"Sibuk pacaran tu orang." celetuk Raka.

"Pacaran?" balas Selena mengernyitkan dahi.

"Lo gatau dia jadian sama Rena? Udah seminggu padahal." kata Raka dengan nada terheran-heran. Setau nya Selena dan Nanda itu teman baik dari kecil, mereka lengket kemana-mana. Bahkan orang yang melihat mereka pun mengira kalau pacaran.

"Ohh.." balas Selena dengan cuek. Melihat respon Selena, Raka lalu menimpuk Selena dengan bantal di samping nya. Terjadilah perang antara kedua manusia tersebut selama beberapa menit. Merasa lelah Selena mengalah dan ia pun mendaratkan punggung nya di sofa. Ia pun tertidur lelap.

-

Hari ini SMA Harapan Jaya mengunjungi SMA Tunggal Cipta. Di sana mereka sparing basket antar SMA. Selama 1 tahun ini Selena menduduki posisi sebagai kapten basket SMA Harapan Jaya.

Selena dan rekan nya memasuki gedung yang indah, gedung yang jauh lebih indah dari sekolah mereka. Mereka memasuki lobby yang besarnya 2 kali lipat dari lobby sekolah mereka dan tentu saja jauh lebih mewah dan indah.

Mereka memasuki lapangan basket,  lalu melakukan pemanasan. Lalu mereka mengitari lapangan basket sebanyak 3 kali dan setelah itu ada yang istirahat dan ada yang bermain ringan bola basket sembari menunggu Pak Bayu selaku coach dan lawan mereka datang. Padahal sekolah ini kedatangan tamu, masa dari tadi tidak terlihat batang hidung penghuninya. Biasanya kalau di sekolah lain mereka akan pemanasan bersama dan saling berkenalan.

"Udah pemanasan?" tanya Pak Bayu yang baru saja memasuki lapangan basket sambil melirik jam di tangannya, karena sudah jam segini dan lawan sparingnya belum kunjung terlihat.

"Udah pak, jadi sparing ga sih pak? Kok lawannya ga nongol-nongol. " gerutu salah satu rekan Selena.

Selang beberapa menit orang-orang yang di obrolkan memasuki lapangan dan menempatkan diri masing-masing di posisinya dan diikuti coach nya yang mengarah ke arah Pak Bayu.

"Ayo mulai!" ujarnya sambil menggigit peluit di mulutnya.

Pak Bayu tidak merespon sama sekali, karena sikapnya yang tidak sopan tanpa salam, perkenalan. Pak Bayu langsung menyuruh anak didiknya menempatkan diri diposisinya.

"Lihat siapa kapten basket ini." bisik Rena selaku kapten basket SMA Tunggal Cipta. Selena menganggap Rena teman, tapi sebaliknya dia sama sekali tidak menganggap pertemanan itu ada.

"Hai" sapa Selena dengan senyum yang sedikit dipaksakan. Hanya kata itu yang mampu ia ucapkan.

Pritt... Bola melambung dan kedua manusia itu saling memperebutkan bola.

Bola berhasil didapatkan oleh Selena.

Dugg.. Dugg.. Passing

Passing..

Bola berhasil direbut oleh Rena dan langsung di oper ke rekan nya dan Shot bola masuk ke dalam keranjang. Senyum smrik di wajah Rena terukir.

Pertandingan begitu sulit, kedua tim saling semangat memperebutkan bola dan berlomba-lomba memasukkan bola ke dalam keranjang.

"Gue jadian sama Nanda," ucap Rena dengan senyum meremehkan seraya mendribble bola di depan Selena.

"Selamat," balas Selena senyum seraya melirik papan skor dan waktu. Dengan gerakan cepat ia merebut bola dan mencetak angka kemenangan.

"Good job, sel." teriak Pak Bayu kegirangan melihat aksi Selena mencetak tripple point.

Akhirnya pertandingan selasai, pertandingan di menangkan olah SMA Harapan Jaya. Selena dan rekan nya berpelukan membentuk lingkaran dan memajukan tangan mereka untuk saling menindihkan tangan. Dan menyerukan nama SMA mereka dengan suara yang begitu lantang untuk merayakan kesuksesan.

🌜

Happy Reading! 💚

SELENOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang