Cerita Kami

Orang Ter-Sayang

Orang Ter-Sayang
Karya : Elsa Maharani

       AKU melihat ada seseorang yang memanggilku, dan aku pun beralih mendekatinya.

Ternyata, dia laki-laki. Dia terlihat seperti Abang. Ya, seperti abang yang selalu kuharapkan.

Aku pun bertanya, "Ada apa?"

"Kamu sekarang sudah besar. Aku senang melihatmu tumbuh jadi wanita cantik."

"Terima kasih pujiannya." Aku tersenyum saat dia memujiku. Sebenarnya dia siapa? Aku belum pernah melihatnya.

"Panggil saja aku Abang. Kamu tidak usah takut. Aku memang abangmu."

Mataku terbelalak kaget saat dia mengatakan itu. 'Abang?'

"Aku tidak punya abang," lirihku.

"Siapa bilang kamu tidak punya? Buktinya aku benar-benar abangmu."

Aku terdiam.

"Aku merindukanmu. Aku juga merindukan ayah dan bunda. Mereka apa kabar?"

"Mereka baik."

"Syukurlah. Kamu jaga mereka, ya. Jangan membangkannya."

Aku mengangguk paham seolah mengerti.

"Abang tahu selama ini kamu ingin punya abang. Kamu selalu menangis dan sedih saat melihat temanmu bersama abangnya. Asal kamu tahu, abang selalu bersamamu."

"Da-dari mana A-bang tahu?"

"Apa yang nggak abang tahu tentang kamu. Sudah, mulai sekarang jangan sedih lagi. Ingat, Abang selalu bersamamu."

"Bohong. Buktinya aku tidak pernah melihat abang ada di dekatku."

"Kamu saja yang tidak menyadari. Kamu terlalu sibuk dengan dunia yang sekarang kamu jalani."

"Maaf," lirihku sambil tertunduk.

"Sudah jangan sedih." Dia mengacak rambutku. Tapi, aneh, aku hanya diam saja. "Kalo gitu abang pergi, ya."

"Abang mau ke mana?"

Dia tersenyum. "Tempat abang bukan di sini," ucapnya.

"Di mana?"

Dia tidak menjawab. Dia hanya tersenyum dan sekilas mencium puncak kepalaku lembut.

"Jaga diri baik-baik di sini," ingatnya.

Dia pun pergi meninggalkanku. Sendiri. Lagi.

Bengkulu, 29 Mei 2020.

#Challenges2
#CeritaKami
#RamadhanTahunIni
Elsamhra