1 : Insiden

396 58 6
                                    

"Jin, gue denger lo nyari data proyek 2 tahun lalu ya?" Tanya Yena

"Tau darimana hyung?" Yujin mikir, Yena pasti tau dari Chaewon.

"Sepupu lo" Yena ikut duduk disebelah Yujin

"Gue cuma denger aja sih, soalnya ga sengaja lewat saat Wonyoung dan Yuri ngobrol" jelas Yena

Yujin pun mengangguk, sudah tabiat Wonyoung untuk masalah pergibahan. Jadi, wajar aja.

Masalahnya, sampe saat ini proyek data itu belum ditemukan. Biasanya, data data penting proyek itu disimpan dengan rapi di divisi data.

Tapi, saat Yujin mencari tau beberapa staf di divisi data. Mereka bilang tidak tau dan tidak ada.

Aneh, tapi itulah yang terjadi sekarang.

"Emang perlu banget ya, Jin?" Tanya Yena lagi

Yujin yang tadinya lagi makan, kini sering berhenti untuk menjawab pertanyaan Yena yang tiada abisnya.

"Ga terlalu juga si"

"Yaudah gausah" ucap Yena

...

Setelah selesai dengan pekerjaan dan hiruk pikuknya dunia perkantoran, para karyawan di divisi iklan berencana untuk makan malam dan minum bersama di sebuah restauran langganan mereka.

"Yang ikut hari ini siapa aja?" Tanya Yujin

"Ini listnya" Eunbi menyerahkan list nama orang yang ikut makan dan minum.

Lumayan banyak sih, tapi ga serame biasanya.

"Yaudah, kak Eunbi bareng aku aja ya" Ucap Yujin

"Kamu ga dengan Chaewon?" Tanya Eunbi

"Hah?" Ucap Yujin

"Engga lagi kak, kami udah break-up lima bulan ya--" sambung Chaewon.

Eunbi barutau kalo Yujin dan Chaewon putus, wajar aja sih.
Di kantor mereka masih dekat-dekatan seperti biasanya.

"Hm-- jadi Yujin jomblo nih?" Ucap Eunbi

"Iya, gapapa deh jomblo itu asiq" ucap Yujin santai, padahal masih gagal move on.

"Hieh, padahal lo tiap hari curhatin kak Chaewon dengan gue"

"Wonyoung?!" Yujin menoleh ke pintu luar unit

"Memang sepupu gada akhlak" Batin Yujin.

...

Mereka pun akhirnya sampai di restoran langganan mereka, dan sayangnya rencana makan malam mereka di restoran tersebut kandas.

Tak biasanya restoran itu tutup secepat ini, biasanya restoran itu buka sampai larut malam.

Mereka pun akhirnya sepakat untuk pulang ke rumah masing-masing dan kembali bertemu di kantor esok pagi.

"Gue males banget nganter lo pulang" ucap Yujin ke Wonyoung

"Gapapa aku bisa naik bus" ucap Wonyoung

"Mana ada bus jam segini"

"Yaudah pake transportasi online" Wonyoung tak mau kalah.

"Siapa mau jadi supir malem gini? Mending mereka tidur dirumah" sahut Yujin lagi.

"Yaudah, aku jalan kaki"

"Kuat jalan kaki? Naik tangga dari lantai satu ke lantai dua aja ngeluh nya ga abis-abis"

Wonyoung kehabisan kata-kata,ia merasa menyesal udah bilang seperti itu didepan Chaewon dan para staff kantor divisi Yujin.

Akibatnya, Yujin marah dan ga mau anter Wonyoung pulang.

"Oppa maaf-- udah sepi nih, orang kantor udah bubaran dari tadi. Dan kita masih disini" rengek Wonyoung

"Kita? Maaf" Yujin pun menyalakan motornya, hanya perlu di-gas motornya udah bisa jalan.

"Oppa!! Janji deh ga bakalan begitu" Wonyoung semakin cemas

"Halah--" Tiba-tiba lampu sorot mobil di jalanan menyilaukan pandangn mereka.

"Oppa awas!!" Teriak Wonyoung

Tabrakan pun tak terelakkan, Wonyoung melihat sendiri kecelakaan itu dengan mata dan kepalanya sendiri. Untung saja, kecelakaan itu tidak terlalu fatal.

Mobil itu menabrak motor yang melintas di tengah jalan, seketika mobil itu menabrak, pengendara motor itu terpental tak jauh dari tempat Yujin dan Wonyoung berdiri.

Pengendara mobil itu langsung melarikan diri dan meninggalkan pengendara motor itu terlempar akibat tabrakan tadi.

...

"Santai kali ah, toh kita ga kena juga" ucap Yujin santai

"Iya, tapi ayo bantu korbannya!" Wonyoung langsung berlari ke tempat motor tersebut.

Jalanan sepi, dan untung saja beberapa meter disini ada rumah sakit. Jadi mereka bisa meminta pertolongan dengan cepat.

"Nih, hubungi medis. Gue cek korban" Yujin menyerahkan handphone nya ke Wonyoung.

"Ok!" Wonyoung pun menerima hp Yujin dan segera menelpon rumah sakit terdekat.

Yujin membuka helm pengendara motor itu dengan cepat, untung saja pengendara itu menggunakan helm

"Heh, bangun!" Yujin menggoyangkan kepala pengendara itu.

"Dia itu pingsan, oppa! Di gituan ya ga bakal bangun!" Wonyoung heran dengan kelakuan bodoh sepupunya itu, yang daritadi sibuk menggoyangkan badan pengendara motor itu.

"Ah iya" ucap Yujin

"Oppa, pengendaranya perempuan atau laki-laki?"

Yujin menatap pengendara motor itu, dan dia baru sadar.

"Dia perempuan Won! Woi dia perempuan!" Yujin kaget

"Yaudah! Tunggu, bentar lagi bantuan datang"

Yujin merasa ada yang janggal dengan tanah yang ia tapaki sekarang, terasa basah dan kental.

"Eh, anjir Won! Siku dan pahanya berdarah!" Ucap Yujin

Wonyoung pun menoleh dan segera mendekati sepupunya itu.

Yujin mengambil pena yang terselip di saku bajunya, dan ia tusuk pena itu ke bagian bawah kemejanya.

"Mau ngapain?" Tanya Wonyoung

"Pertolongan pertama, lah!" Yujin berhasil membuat pena itu menembus kain kemejanya, ia pun langsung merobek kemeja nya menjadi dua bagian panjang.

"Lo ikat paha, gue ikat siku" Yujin memberi potongan kemejanya ke Wonyoung

"Ga sayang apa? Itukan kemeja pemberian kak Chaewon pas anniv kalian ke 1 tahun" ucap Wonyoung sambil menerima robekan baju Yujin.

"Sabodo, dah jadi mantan juga" Yujin akhirnya selesai menghentikan pendarahan sementara.

"Kita hanya menunggu tim med--"

"Bagaimana kondisi korban, pak--ibu?" Ucap tim medis yang barusan datang

"Buset, datang kek setan. Ga denger apa-apa" celetuk Yujin.

Her Username Is MinguriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang