Ara terbangun dari tidurnya. ini merupakan sebuah kebiasaannya sehabis ia melampiaskan kemarahannya. Mungkin, bagi orang lain hal tersebut merupakan hal yang sangat tak patut dilakukan karena bisa membahayakan diri. Namun, menurut Ara hal ini adalah salah satu caranya untuk menenangkan diri dari semua ujian yang diberi oleh Tuhan.
Ara menguap sambil memegang kepalanya, “ pening sekali kepalaku” ringisnya “ tapi ini semua tak lebih dari sakit hatiku.” lanjutnya
“ Tuhan sangat menyayangiku hingga aku selalu dilatih untuk bersabar. Tapi aku muak, aku sungguh tidak sanggup jika harus bertahan.” Ucapnya pelan, dengan satu kali kedip pun membuat butir-butir bening menurun melalui pipinya yang cubby.
Kemudian ia melirik jam bekernya di atas nakas. Terpampang pukul 12.45 di situ. Ia pun turun dari ranjangnya dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badan dan juga mengambil air wudhu.
Setelah selesai kemudian ia keluar dan menggelar sajadah serta mengenakan mukena untuk sholat dan memohon ampun pada Allah. Terlihat sangat khusyuk dan tenang, berbeda saat ia sedang melampiaskan masalahnya. Bagaimanapun sifat Ara dan kondisi Ara namun ia tak pernah lupa pada Tuhan.
“ Ya Allah, hamba mohon berikan hamba kesabaran dan kekuatan dalam menjalani ujian mu ya Allah. Maafkanlah dosa-dosa Ara dan dosa kedua orang tua hamba. Jadikanlah keluarga hamba keluarga yang harmonis dan bahagia. serta jadikanlah rumah ini saksi jika hamba pernah merasakan kebahagiaan dan kasih sayang.” Doa nya dengan diiringi isakan pilu.
Setelah sholat ia pun membereskan sajadah dan mukenahnya sambil tersenyum.
“ lega sekali rasanya setelah sholat. Seperti bertemu dengan Tuhan dan pikiranku menjadi tenang kembali” kata nya
KRUKKK,KRUKKK (suara cacing disko diperutnya karena dari pagi belum ada makanan apapun yang masuk ke dalam perutnya)
“ ehhh, bentar yaa cacing disko kuu. Aku sampe lupa nii nggak kasih kalian makan hehe” ucapnya sambil mengelus perut seakan-akan para sahabat nya mendengarkan apa yang ia katakan.
Ara sedang melangkah pergi ke dapur, namun langkahnya terhenti saat mendengarkan suara orang-orang yang tengah tertawa. Ternyata mereka adalah rekan kerja ayah dan ibunya. Sebenarnya ia ingin berbalik ke kamar karena tak sopan jika ia harus menimbrung para orang tua tersebut. Walaupun hanya sekedar mengambil makan.
“ Ara sayang sinilah nak, kita makan bersama” ucap seseorang yang sangat ia kenali suaranya. Siapalagi jika bukan bunda tercinta.
“ b b baik Bun” balasnya gugup
Akhirnya dengan langkah gugup ia duduk di samping sang bunda. Sebelum itu ia memutuskan untuk menyalimi 2 pasang suami istri yang tengah duduk manis sambil tersenyum menatapnya.
“ Ya Allah Ara, ternyata kamu udah gedhe ya nak. Tante udah lama ngga pernah jumpa kamu. Ehh taunya sekarang udah jadi remaja aja” puji teman bunda nya yang memakai gamis biru dongker dengan jilbab berwarna abu-abu. Sungguh terlihat sangat anggun dan cantik walaupun Ara tau beliau sudah berkepala 4.
“ ehmm, iya tante. Tante dan Om gimana kabarnya?” Jawab Ara
“Alhamdulillah kita sehat kog nak” jawab seseorang yang ara panggil dengan sebutan Om. Yang di anggukki oleh Ara tak lupa dengan tersenyum.
“ kamu mau lauk apa nak? “ Tanya Bunda Ara
“ ara mau sayur sup sama ayam aja bun”
Kemudian bundanya mengambilkan lauk dan sayur yang Ara ingin. Ara tersenyum haru karena saat-saat ini lah yang ingin ia rasakan. Walau hanya tipuan belaka. Setidaknya Ara masih bisa merasakan kasih sayang bundanya. Kenapa tipuan belaka? Karena orang tua Ara akan terlihat sangat menyayanginya jika terdapat orang lain di situ. Menurut kalian kejam? Ya, memang. Tapi mau bagaimana lagi ini semua adalah takdir.
ALHAMDULILLAH akhirnya bisa Updet lagiii 🤗
Jangann lupa tinggalkan jejakkk,
Pencet ⭐ nya sapa tau berhadiahMakasiiii ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Life me
Romancetentang seorang gadis yang bertahan hidup dengan ujian yang menguji adrenalin. lelah. itu yang ia rasakan. "kapan semua akan berakhir" slalu menjadi pertanyaan di dalam benaknya. hingga *dia* datang dan merubah segalanya!? Hy! Langsung baca ajh...