3: What Is Dream?

202 37 27
                                    

"One... Two... Three... Jump!"

"Tap... Tap... Perhatikan gerakan kaki! Iya! Silangkan! Silang!"

"One... Two... Twist! and tap... tap... Yup!" teriak Kim Sora lalu menjentikkan jari, sebagai aba-aba selesai. "KKEUT! Sampai sini dulu!"

"Terimakasih atas kerja kerasnya!"

Sora memberi tepuk tangan singkat lalu membalas, "ya, kalian juga sudah bekerja keras."

Kemudian sang pelatih Dance itu mengambil jaketnya dan sebelum meninggalkan ruang latihan, ia memberitahu, "Kita lanjutkan besok pagi."

Selepas kepergian Sora, keempat dari mereka langsung luruh di lantai, meluruskan kaki dan melemaskan otot. Jadwal mereka padat sekali. Hingga ruang latihan ini hanya berisi suara detik jam dan pendingin ruangan. Mereka semua terlalu lelah untuk berbicara. Tidak lama dari itu, mereka mulai bubar masing-masing. Irene pergi terlebih dahulu setelah mematikan speaker yang masih menyala. Disusul Joy yang kemudian pergi dengan wajah kelelahan.

Hingga akhirnya tinggal Seulgi dan Wendy. Sedari tadi, Keduanya tenggelam dalam pikiran masing-masing. Kemudian Wendy beranjak mengambil dua botol minuman isotonik yang ia bawa sebelum kesini tadi. Wendy melirik Seulgi. Gadis itu pasti sedang banyak pikiran karena padatnya jadwal saat ini.

Sudah sebulan sejak mereka debut, Seminggu yang lalu manager mereka memberi kabar bahwa mereka akan comeback lagi untuk Oktober yang akan datang.

Mendengar kabar comeback dalam waktu dekat itu, mereka kembali cemas. Pengalaman debut mereka yang tiba-tiba terus menjadi trauma tersendiri bagi Red Velvet.

Mereka semua jadi terus mempertanyakan kemampuan mereka juga mengendalikan rasa cemas itu adalah hal yang sulit. Sesuatu yang terburu-buru hanya akan mempersulit proses dan mengecewakan di akhir.

Irene sempat memprotes keputusan agensi perihal comeback mereka yang tiba-tiba ini, Bahkan ia hampir meledak-ledak dan emosional. Irene seperti mewakilkan member lain yang masih merasa kesulitan harus tampil diantara komentar buruk orang-orang.

"Apa tidak bisa memberi kami jeda? Beri kami waktu untuk mempersiapkan fisik terutama mental. Maaf Daepyonim, tapi aku benar-benar meminta solusi anda terkait kami, grupku, Red Velvet. Apa yang kalian inginkan dan apa yang publik inginkan ini bertentangan, lalu kami berada ditengah-tengah? Harus menerima kekecewaan orang-orang yang ekspektasinya tidak terpenuhi oleh group baru dari Agensi besar ini. Kita semua tau keinginan kita adalah menampilkan yang terbaik, tapi keputusan adalah milik agensi. Lalu kami harus bagaimana?"

Rapat hari itu cukup panas karena Seulgi yang biasanya hanya diam tiba-tiba mengeluarkan suara, "Maaf Daepyonim, tapi kuharap kalian memberi kami kesempatan untuk tampil lebih baik. Bukankah kami harus memiliki standar seperti para Sunbaenim?"

Orang-orang di dalam rapat cukup terkejut. Masalah yang terjadi dengan Red Velvet memang sangat merugikan mereka. Entah siapa yang salah disini, Publik kah, karena terlalu berharap banyak pada debut Red Velvet yang bahkan disiapkan dengan tiba-tiba? Ataukah Agensi yang mendebutkan mereka seperti sedang mengeluarkan kartu Joker ketika diambang kekalahan. Tergesa, tanpa pertimbangan, dan juga karena tidak ada pilihan.

Namun tetap saja. Rapat itu hanya seperti pengumuman internal, karena pada akhirnya Agensi sudah memberi keputusan bulat perihal comeback kali ini.

Wendy menghampiri Seulgi yang sedang berbaring terlentang ditengah ruang latihan.

"Minum?" tawar Wendy sembari menyodorkan sebotol minuman isotonik.

Seulgi langsung bangkit duduk dan menenggak minuman dari Wendy. Jelas saja ia haus, Seulgi yang paling lama latihan menari. Disamping ia suka, Sebetulnya dengan latihan akan menjernihkan pikirannya. Seulgi satu-satunya yang masih tetap khawatir dengan comeback mereka nanti.

Ice Cream CakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang