Chapter 6 : Sorry Taehyung

463 69 4
                                    

"Taehyung-ah, gwaenchana?" tanya Namjoon ketika melihat Taehyung melamun di panggung untuk gladi bersih sebelum konser malam nanti.

"Ne na gwaenchana. Aku hanya sedang banyak pikiran saja." jawab nya lalu tersenyum.

"Baiklah semangat. Mari lakukan seperti saat latihan."

Taehyung mengangguk, lalu melanjutkan latihan nya bersama member lain nya.

*

Waktu terasa begitu cepat, mengingat mereka juga berkeliling Busan tadi.

Malam konser hari pertama mereka dimulai. Sudah banyak orang berkumpul di stadium, beruntung kali ini tiket terjual habis karena BTS sudah mulai populer.

"Hari ini akan menjadi malam yang menyenangkan. Jadi jangan buat fans kecewa. Mari kita buat malam ini tak akan bisa mereka lupakan." ujar Namjoon sang leader untuk menyemangati anggotanya.

"Mikrofon sudah siap. Jangan lupa ikat tali sepatu dua kali."

"Ne!"

Dan akhirnya konser dimulai. Mereka menyanyi dan menari dengan stabil. Tak lupa mereka juga menghibur fans dengan tarian yang dibuat Hoseok untuk pembukaan konser.

Semua berjalan dengan lanacar dan Taehyung, dia bisa menyembunyikan perasaannya dengan baik.

3 jam berlalu dengan menyenangkan. Dan setelah selesai, para penonton mulai berjalan keluar. Tapi masih ada satu yang berdiri di tengah-tengah lingkaran besar stadium konser itu. Tak ada yang menyadari kehadiran nya, karena semua member BTS juga sudah menuju ke balik panggung.

Bruk!

"Hei! Bantu dia, ada yang pingsan."

*

*

Mata Indah itu terbuka perlahan, kepalanya masih terasa pusing tapi ia masih bisa melihat sosok pria yang ditunggu-tunggu nya ada di hadapan nya dengan tatapan penuh kekhawatiran.

"T-Taehyung?" tepat sekali. Gadis yang pingsan setelah konser selesai itu adalah Sana. Dia mendapat tiket masuk konser dari manajer yang mengambil barang ketinggalan di dorm.

"Nona Minatozaki, mengalami stres ringan, demam, dan juga mengalami Insomnia karena terbebani pikiran dan kelelahan berlebih." ujar sang dokter dijawab anggukan serius oleh Taehyung.

"Saya permisi dulu."

Kini hanya tersisa Sana dan Taehyung dalam satu ruangan.

Sana masih tak henti-hentinya tersenyum dengan bibir pucat nya itu walau air mata keluar dari pelupuk Netra coklatnya.

"Kenapa kau ini?! Kalau tahu sakit, kenapa harus datang?! Bagaimana jika terjadi sesuatu kepadamu?!!" bentak Taehyung habis-habisan. Ia benar-benar khawatir.

"Hiks... Mian."

"Mwo?" Taehyung masih belum mendengar nya dengan jelas.

"Mianhae, kau pasti marah padaku karena ucapanku kemarin. Kau bahkan tidak menghubungiku seperti biasanya, seolah-olah kau tengah menjauhiku. Hiks... Mianhae Taehyung-ah, aku tidak ingin kau marah padaku."

Sungguh diluar dugaan, alasan Sana benar-benar merobek hatinya. Jadi, Sana mengira dirinya marah karena ucapan bercanda nya kemarin? Berarti gadis itu belum tahu. Apa Jimin belum memberitahu nya?

"Anniya... Aku tidak marah karena itu. Aku bahkan tidak pernah kesal sampai sebegitu nya kepadamu." Taehyung memeluk gadis nya dengan penuh rasa bersalah. Sana yang tidak tahu apa-apa rela kesakitan hanya untuk bertemu dengan nya.

"Lalu kenapa? Kenapa kau menjauhiku? Aku sempat berfikir kau sudah tidak mencintaiku lagi."

"Tidak. Ada alasan yang lebih menyakitkan dari itu, lebih berat mengatakan nya karena kau belum mengetahui nya sebelum semua ini terjadi." Taehyung menangkup wajah Sana, memperhatikan wajah gadis favorit nya itu yang nampak menyedihkan.

"Katakan saja, aku akan menerimanya dengan rendah hati." mungkin jika itu orang lain, Sana tidak ingin mendengar nya, Ia tidak suka merasa sakit. Tapi ucapan Taehyung selalu membuatnya penasaran bahkan besarnya rasa penasaran itu lebih besar dari ego nya.

"Aku baru saja menyadari satu hal. Kita harus sedikit berjauhan, kita tidak bisa sedekat dulu lagi. Kita tidak punya alasan saat bertemu dulu, tapi kita sudah mempunyai banyak alasan sekarang. Kita berada di jalan yang sama untuk meraih mimpi, resiko nya pun juga sama. Kini aku sudah meraihnya. jika orang-orang meninggalkan ku karena aku adalah kekasih mu, itu tak masalah setidaknya mereka mengenalku dan aku akan mendapat banyak dukungan. Tapi aku tidak bisa membiarkan mu jatuh di tengah jalan sendirian, Aku tidak ingin kau jatuh, bahkan sebelum kau meraihnya."

Sana menunduk. Ia mengerti dengan jelas, mengarah kemana ucapan Taehyung itu. Seketika rasa Cintanya menutupi segala mimpi dan rencananya dulu. Bagaimana dia bisa begitu egois dengan menginginkan porsi Cinta yang lebih banyak? Sementara mimpinya tengah terancam saat ini.

"Kenapa aku tidak berfikir sampai ke inti dari hubungan ini? Aku seharusnya berfikir, kita berdua bisa terancam nanti nya. Mianhae, aku salah."

Taehyung merasa Sana memang tidak tahu apa-apa. Mungkin dia akan seperti Sana jika Hoseok tak memperingatkan nya. Ia tak bisa menyalahkan siapapun untuk saat ini.

"Tidak. Kau tak perlu minta maaf. Kita berdua yang telah mendirikan hubungan ini bersama, apapun resikonya. Memang kita harus berhati-hati, tapi kita juga harus tetap mempertahankan nya supaya tidak runtuh."

Pria itu tersenyum mengelus lembut Puncak kepala gadis nya. Ia senang memiliki kekasih yang pengertian seperti Sana. Berbeda dari yang sebelumnya ia pernah perjuangankan, Sana lebih layak dipertahankan.

"Aku mencintaimu. Siapapun dirimu? Kau adalah milikku."

*

*

*

Tak terasa tahun 2014 berlalu dengan cepat hingga tahun 2015 menyambut Sana untuk mengikuti sebuah acara survival untuk menentukan apakah ia debut atau tidak.

SIXTEEN

Ada 16 trainee JYP entertainment yang mengikuti ajang penentu ini dengan tujuan yang sama. Debut dan berhasil meraih impian.

Tak semua dari mereka Sana mengenalnya. Tapi ia berharap, ia bisa dekat dengan mereka. Walaupun pada akhirnya mereka akan tetap bersaing untuk merebutkan sesuatu. Supaya mereka bisa berjalan di jalan penuh bunga setelah melewati berbagai rintangan.

Acara ini benar-benar kejam. Dengan blak-blakan Park Jinyoung membagi dua dari semua trainee untuk menempati tempat Major dan Minor. Secara tidak langsung, mereka diutamakan dan direndahkan.

Nasib Sana benar-benar buruk ketika ia harus masuk sebagai trainee pertama yang menempati bagian Minor.

Hati nya penuh dengan rasa kecewa. Dia merasa kurang hingga harus masuk ke dalam bagian bawah dari survival ini. Tapi perlahan ia menguatkan hatinya untuk berusaha yang terbaik.

Sana tak mengerti kenapa Jihyo (Jisoo mengganti namanya) bisa masuk Minor. Dia adalah Trainee terbaik menurut nya. Dari itu ia berfikir, posisi ini hanya untuk mengecoh dan mengetes kesabaran. Mungkin itulah alasannya.

Kali ini ia harus benar-benar berusaha keras. Supaya tempat Major bisa ia tempati dan pertahankan setelah penderitaan ini. Ia akan melakukan yang terbaik, supaya tiga tahun nya tidak sia-sia. Ia mengorbankan banyak hal untuk ini. Ia sudah gagal sekali, ia tak boleh gagal lagi.

"Aku harus debut."



















Tbc!

Kalian lihat SIXTEEN, bener-bener nganggep Minor kayak anak tiri si babeh.

The Truth UntoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang