Part 2

360 8 0
                                    

Istri?

Sebenarnya apa arti seorang istri?

Umumnya istri adalah pelengkap suami. Saling mengisi kekurangan masing-masing. Tempat berbagi rasa, kasih sayang, hasrat, cinta dan tanggung jawab.

Sedang Amira hanyalah pelaku pernikahan karena ia adalah seorang wanita. Tanpa cinta, kasih sayang, apalagi hasrat. Hanya tanggung jawab yang baru ia dapatkan sedangkan hak, entah kapan?

Mereka menikah karena dijodohkan? Bukan, bukan itu penyebab mereka menikah.

Apa mereka menikah karena ketahuan sedang berbuat mesum lalu dipaksa menikah agar tidak mencemari norma yang berlaku? Bukan juga!

Lalu apa?

Andra dan Amira menikah karena balas budi.

Kala itu, kerlip bintang terpaksa bersembunyi karena rintik hujan tak dapat dibendung lagi. Airnya yang deras memaksa sebagian orang menghentikan langkah mereka.

Amira yang baru selesai mengerjakan tugas untuk bahan skripsi harus mengurungkan niatnya untuk segera sampai ke rumah. Karena hujan semakin deras. Beberapa jam menunggu di halte bus dekat fakultas, tidak ada tanda-tanda hujan akan berhenti. Sedang malam semakin larut.

Amira memutuskan bergulat dengan hujan. Sebelumnya ia mengamankan hasil tugasnya tadi dengan membungkus semuanya dengan plastik. Sialnya hari ini dia tidak membawa kendaraan sendiri.

Ia memutuskan memesan ojek online dari aplikasi yang ada di ponsel miliknya. Beberapa menit kemudian ojek yang diorder menyambanginya di halte.

"Mbak Amira?" tanya sang pengemudi ojek.

"Iya, Mas," jawab Amira.

"Wah, saya cuma bawa jas hujannya satu, nih, Mbak! Apa tunggu sebentar lagi? Pas hujan reda?" tawar sang pengemudi kendaraan beroda dua itu.

Amira yang sudah bosan menunggu memutuskan ingin segera pulang ke rumah. "Biarlah, Mas. Nggak usah pake jas hujan."

"Waduh jangan, dong, Mbak. Ini," ucap tukang ojek seraya melepas jas hujan yang ia pakai.

Amira yang tidak biasa memakai pakaian orang lain apalagi sudah bekas pakai seperti itu walau hanya jas hujan menolak.

"Nggak usah, Mas. Biar basah-basahan aja. Mau mandi ini sampai rumah," tolak Amira.

"Beneran nggak apa-apa, Mbak?" tanya Mas-Mas Ojek. Amira mengangguk. Tanpa menunggu lagi ia menaiki motor yang ia pesan.

Amira menikmati air yang menyentuh kulit walaupun dingin menusuk. Motor mulai membelah jalanan malam. Melewati jalan besar yang ramai oleh lalu lalang kendaraan beroda empat, lalu beralih ke jalanan yang mulai sepi. Ada rasa was-was di hati Amira saat, jalan yang dilewati bukan jalan menuju rumahnya.

"Mas ... Mas, kenapa lewat sini?" tanya Amira seraya menepuk bahu sang pengemudi.

"Iya, Mbak, lewat sini lebih cepet sampenya," seloroh Kang Ojek.

Amira mengangguk pelan meski hatinya mulai cemas. Apalagi saat tangan Si Mas Ojek pura-pura salah pegang ke arah paha Amira.

"Mas jangan kurang ajar, dong! Berhenti di sini, Mas!" Amira membentak Si Mas Ojek. Bukan malah berhenti Kang ojek malah melajukan motornya dengan kencang.

"Maaf, Mbak, nggak sengaja," kilah laki-laki itu.

Gelagatnya sudah tidak baik dengan satu tangan ia mulai melakukan hal tidak senonoh. Amira berteriak berulang kali.

"Berhenti, Mas, berhentiiiii!" Laju motor semakin menggila.

"Tolong ... tolong ... tolong ...," jerit Amira seraya terus memukul badan pria mesum itu. Namun apa daya suasana sangat sepi.

Istri PerawanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang