To be love you 4 (End)

963 78 8
                                    

Maafkan Typo...


Setelah dua Minggu kepergian Mark yang bak ditelan Bumi..
Tak menyulutkan hati saint maupun Perth untuk tetap mencari Mark..

Perth sudah menanyai ke semua teman terdekat Mark..tapi mereka pun tak tau dimana keberadaannya..

Sedangkan saint,..
Dia merasa jika sesuatu terjadi pada Mark..
Entah itu apa..
tapi yang jelas hatinya begitu resah,..
disaat lagi-lagi ia tak bisa menemukan Mark..

"Perth..apa kau sudah menemukan keberadaan Mark..??" Tanya saint setelah Perth sudah duduk dihadapannya..

"Belum...karena mereka juga tidak tau dimana Mark berada..?"wajah saint berubah menekuk karena sampai hari ini mereka belum juga mengetahui dimana Mark..

" sudah jangan murung seperti itu..besok kita cari lagi..?!" Saint pun mengangguk lemah dan memakan makan siangnya yang sudah dingin karena sedari tadi hanya dipandanginya..

"Apa kau tidak makan siang..??" Tanya saint karena melihat tidak ada sama sekali makanan dihadapannya kecuali dua Cup minuman dan makanannya sendiri..

"Barusan aku sudah makan,saat mencari keberadaan Mark..! Saint pun mengangguk..

"Terimakasih..??" Perth yang sedang menyedot minumannya pun menyergit..

"Untuk..??" Tanyanya

"Karena sudah membantu ku mencari Mark..!" Perth meletakkan cup minumannya lalu mengelus kepala kekasihnya..

"Mark juga temanku..aku juga ingin tau dimana ia sekarang.."

"Perth..turunkan tangan mu dari kepala ku.."

"Kenapa..kau adalah kekasih ku..apa salah jika aku melakukannya seperti ini.." hingga akhirnya saint sendiri lah yang menurunkan tangan Perth dari kepalanya..

"Perth ini di kantin..kau jangan melakukan hal bodoh..!!" Perth pun akhirnya sadar setelah mengitari sekeliling tempatnya dengan matanya..

Memang itulah Perth..jika sudah dihadapkan dengan saint-nya..maka ia akan lupa dengan segala isi didalam bumi..

-
-
-
-

Jerman...
🕒 19.57, Jumat, 12 Juni 2020 GMT+2..

Tubuh lelaki terbaring lemas dengan wajah pucat pasi bagaikan kapas,dengan beberapa selang tertempel didada dan juga hidungnya guna memberikan kestabilan pernafasannya,serta bunyi monitor yang menampilkan bagaimana kondisi detak jantungnya saat ini..
Bunyinya yang naik turun menghiasi kesunyian kamar itu..

Kini ia pun harus Memakai topi Beanie guna menutupi kepalanya yang sudah tak memiliki rambut..

Sebetulnya bukan diharuskan,..
Tetapi dia memang lebih memilih memakainya..karena, terlihat sangat menyeramkan jika ia melepaskan topi nya..

Tubuhnya yang semakin hari semakin kurus,kini hanya bisa tidur di ranjang..satu persatu organ tubuhnya perlahan lumpuh dikarenakan penyakit leukemia yang ia derita..

Matanya belum terpejam,mata sendu nya masih setia memandang kearah dinding kaca dimana ia bisa menatap lampu-lampu dengan berbagai warna serta gedung-gedung yang menjulang tinggi...

Matanya memang menatap lurus,tetapi pikirannya selalu ter-arah pada seseorang yang sudah sangat ia rindukan...

"Phi saint..??aku merindukanmu.."Lirihnya pelan..

Ketukan pintu kamarnya,tak membuat ia berpaling dari tatapan nya..seolah orang yang ia rindukan sedang berdiri tepat dihadapannya..

Wanita dengan senyum memancar terarah pada anak satu-satunya setelah meletakkan beberapa buah tepat disamping ranjang anaknya..

Perthsaint (One Shoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang