Tiba matahari tenggelam dan bulan mulai memunculkan dirinya, semua tim dan tenaga medis juga mulai mempersiapkan diri untuk makan malam.
Kini Lisa dengan tiga sekawannya plus anak kecil yang tak lain adalah Marsel, juga tak luput mengambil tempat duduk yang nyaman demi kelangsungan makan malam yang tentram.
Semuanya sudah bersih dan wangi serta terbebas dari noda membandel semacam tanah, debu ataupun darah(?)
Lisa sengaja memilih meja berisikan dominan makanan penutup dibanding dengan makanan berat. Satu-satunya alasan dibalik itu semua tentu saja karena ada lelaki mungil yang sangat menggemari berbagai manisan layaknya anak kecil pada umumnya. Yah, semua kunci dan pusatnya ada di Marsel.
Ketika semuanya mulai tenang dan duduk dalam tempat masing-masing, akhirnya mereka pun ikut juga mengunyah dan berakhir sibuk didunianya sendiri.
Terkecuali Lisa yang harus mengikuti permintaan beragam dari Marsel yang riang menunjukkan ini dan itu tentang makanan penutup.
Marsel mau yang ini, maka sesuai permintaan Lisa akan ambilkan yang ini. Sebaliknya juga begitu, dia mau yang itu maka Lisa harus mengambil yang itu pula.
Bahkan piring Lisa saja belum mendekati setengah. Marsel sedikit kasihan, namun tetap tidak menggoyahkan hatinya untuk iba sementara pada dokter muda itu. Seperti Rose, makan adalah yang utama.
Mereka mungkin famili yang sama dengan spesies yang berbeda.
Akhirnya setelah Marsel puas saat semua apa yang dia inginkan telah berada didalam genggaman dan juga kantong celana anak itu, sekarang waktunya mulut yang bekerja menggantikan tangannya yang sedari tadi sibuk menunjuk kesana kemari.
Suapan pertama masih terdiam,
Kali kedua juga demikian,
Ketiga? Sepertinya masih aman-aman saja.
Lalu yang keempat? Belum dilakukan, karena Marsel telah kembali dengan ocehannya yang bersemangat.
"Kak Lisa, disini ga ada yang jual roti sobek ya?" tanyanya,
"Roti sobek...kamu mau? Yang rasa apaan? Kebetulan tadi kakak liat tuh ada dimeja sebelah," tawar Lisa.
Jennie, Jisoo dan Rose ikut mendongak namun tak berniat mengikuti percakapan, masih fokus pada makanannya. Lapar banget soalnya meskipun tadi udah habisin masing-masing 4 roti sama teh anget, tetap aja itu kurang. Maklumin aja, namanya ciwi-ciwi.
"Mau!! Yang kaya punya kak Sehun kan?! 8 kotak..."
"Uhuk!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and My Specialty Love [HIATUS]
FanfictionAhn Lalisa, seorang wanita muda berprofesi sebagai dokter spesialis bedah yang bekerja disalah satu RS ternama di Korea Selatan, Severance Hospital. Berawal dari perjodohan konyol yang dilakukan oleh sang bunda. Terpaksa Lisa mengambil langkah nekat...