Pada awal masa pacaran, Katie sangat kebingungan dalam memanggil Helio. Helio bisa dengan mudah memanggil dia Kat, tapi 'Helio'?
"Hel. He—nggak. Eli...?" gumam Katie sambil meminum es teh manisnya.
Katie dan Helio baru saja menghabiskan dua piring tahu tek-tek, sekarang mereka bersiap-siap untuk pulang.Helio memperhatikan Katie sambil mengerutkan dahinya.
"Lagi ngapain lo?" tanya Helio heran.
Katie yang sedari tadi berselancar di imajinasinya terkejut. Lalu, Katie menatap Helio dengan tatapan serius.
"Gue bingung deh."
"Hm?"
"Lo kan manggil gue 'Kat'."
"Hm. Terus?"
"Gue harus manggil lo apa?"
Helio terdiam. Dia mencoba mencerna perkataan Katie. Helio pun memiringkan kepalanya sambil berkata "Helio?"
Katie menunduk sejenak. Katie sangat-sangat-sangat-sangat kesal kepada Helio sekarang. Dia pun mulai bergumam-gumam dan membuat Helio semakin kebingungan.
"...Helio. Lio. Li—HA!" sahut Katie dengan suara yang cukup keras sehingga satu tenda tahu tek-tek mengalihkan pandangannya kepada Katie.
"Kat! Diliatin orang, Katie!" kata Helio yang sedang mencoba menutupi wajahnya dengan tangan.
Katie hanya tersenyum bangga. Kedua tangannya ia taruh di pinggang. Sekarang ia terlihat seperti sudah memenangkan lotere 10 miliar.
Helio yang tak kuasa menahan malu segera berdiri dan berjalan menuju kasir. Katie dengan tanpa aba-aba mengikuti Helio ke kasir.
Sampai di kasir—yang sebenarnya tidak bisa disebut kasir—Katie tersenyum bangga. Helio menatap Katie heran sambil menyodorkan uang untuk membayar tahu tek-tek.
"Sekarang gue tau nama panggilan lo." kata Katie dengan senyum bangganya.
"Kat jangan bikin malu."
"Hehe, nama panggilan lo Li—hmph!" sebelum Katie menyelesaikan kalimatnya, Helio dengan cepat menutup mulut Katie dengan tangannya dan menarik Katie keluar tenda.
Sesampainya di luar tenda—tepatnya di depan motor Helio—Katie menatap Helio dengan tatapan kesal.
"Ihh tadi kan gue belom selesai ngomong." kata Katie dengan tangannya yang melipat di depan dada.
"Gue ngebantu lo biar lo ga malu-maluin." kata Helio sambil memakaikan helm berwarna putih di kepala Katie.
"Gak malu-maluin kok." kata Katie dengan wajah memelas. Helio hanya bisa terdiam sambil memakai helm hitamnya.
"Nama panggilan lo...."
Katie mengambil kuda-kuda. Kedua tangannya membentuk bentuk pistol. Alisnya dikerutkan dan tatapannya berubah menjadi tatapan seperti marah.
"Yo! Yo! Heli-Yo!" kata Katie dengan nada yang dimirip-miripkan dengan nada rapstar yang sok gaul. [jujur Kat, gue nulisnya juga malu]
Helio benar-benar malu dan tak bisa berkata-kata. Di balik helmnya, dia ternganga. Di otaknya terpampang tulisan 'Error 404'. Dia benar-benar tidak pernah semalu ini dalam hidupnya.
Tanpa berkata-kata, ia segera menancap gasnya dan meninggalkan Katie sendiri di trotoar.
"Yo? HELIO! JANGAN PERGI ANJIN*#&$*#$/!" teriak Katie kepada Helio yang telah pergi jauh bersama deru motornya.
Akhirnya, Katie dengan sedih pulang bersama abang gojek :(.
_(:з」∠)_
gadeng.
Karena kasihan, Helio kembali ke tempat Katie berada. Mata Katie sembab. Katie tidak menyangka Helio tega meninggalkannya sendiri di trotoar. Helio yang melihat Katie hanya bisa tertawa terbahak-bahak. Akhirnya, perjalanan pulang dihiasi dengan tawa puas Helio.