Semenjak hari itu, jaemin menjadi semakin tak acuh padaku. Terhitung sudah selama seminggu ini jaemin menjadi sangat cuek padaku
Awalnya aku tahu dia memang bersikap dingin kepadaku tetapi saat itu dia masih dapat dikataan menghargaiku sebagai seseorang yang ingin membantunya. Tetapi keadaannya berbeda sekarang, Dia sama sekali tak menganggapku
Dia sama sekali tidak menjawab pesan dan panggilan ku, dan sudah kupastikan ini ada sangkut pautnya dengan kejadian malam itu, karena semuanya berawal setelah jeno mengunjungiku tiba-tiba
Tentu aku sangat ingin memperjelas hubungan antara aku dan jeno, tapi selalu saja jaemin tidak memberikan waktu yang tepat, seolah-olah dia sedang menghindariku dan menyibukan dirinya sendiri
Tapi tetap saja, aku seperti sudah diracuni oleh seseorang bernama na jaemin itu, sehingga apapun akan kulakukan demi memperjelas hubunganku dengan jeno kepada jaemin. Menegaskan bahwa aku dan jeno tidak ada atau tidak mempunyai hubungan yang khusus seperti yang ada dipikirannya, mungkin.
Hari ini aku kembali menunggu didepan fakultas kedokteran untuk menemui jaemin yang sekali lagi dan lagi sedang menyibukan dirinya didalam lab
Setiap hari aku selalu menunggunya, menunggu jaemin walau berakhir dengan teman jaemin yang menyuruhku untuk pulang terlebih dahulu, dengan alesan jaemin akan lembur dikampus.
Aku menghela nafas untuk yang kesekian kalinya dan hanya bisa pasrah melihat keadaan kampus yang sudah sangat sepi dikarenakan jam malam yang telah datang
Tapi kali ini aku tak akan lengah, selama apapun aku akan menunggu jaemin nanti, yang terpenting aku bisa berbicara dengan jaemin dan menjelaskan semuanya.
Jam sudah menunjukan pukul 7.30 malam dan benar dugaanku, teman jaemin keluar dari fakultas tanpa bersama jaemin. Dan sekali lagi mereka melihat kearah ku.
Seseorang yang kutahu bernama renjun, melihatku dan berjalan mendatangiku dengan mimik muka yang pasrah, dan aku sudah tahu kata apa yang akan diucapkannya.
"Na.. pulang dulu aja jaemin bakal lembur lagi"
"Oh iya gapapaㅡ"
"Itu yang jaemin titipin kalo aku ketemu kamu, tapi kali ini beda.. tunggu aja jaemin-nya, sekitar setengah jam lagi dia juga bakal keluar"
"Makasih ya jun"
"Aku gak tau gimana bisa kalian jadian, tapi kalo boleh saran.. sebelum kamu mencintai seseorang, kamu harus bisa mencintai diri kamu sendiri na"
"Ren.. jun.."
"Sampai kapan pun, hati jaemin cuma buat grace"
"Aku tahu, maka dari itu sebelum grace kembali biar aku yang jagain jaemin untuk sementara"
"Kalo begitu aku adalah orang yang akan menilai seberapa kuat seorang brianna"
"Sangat kuat, semoga"
"Kita liat aja nanti.. good luck"
"Terimakasih sekali lagi renjun"
"Gak masalah"
Aku menunggu sampai 30 menit lebih lama setelah aku bertemu renjun, seperti yang dikatakan oleh renjun tadi bahwa setengah jam lagi jaemin akan keluar maka dari itu aku akan tetap menunggunya sekarang.
Belum sampai 30 menit, rintik hujan turun secara tiba-tiba dan perlahan, buru-buru aku lari menuju teras fakultas kedokteran untuk meneduhkan diri.
Aku mengambil payung dari dalam tasku sambil berjaga-jaga bila jaemin sudah terlihat nantinya.
Dan benar saja 30 menit aku menunggu, jaemin terlihat baru saja keluar dari lift sambil memainkan ponselnya, dia melihat ke arah luar sebentar tapi tak melihat dan mengetahui keberadaanku.
Baru saja aku ingin menenghampirinya, tiba-tiba saja jaemin berlari kearah keluar dan menghampiri seseorang yang membuatku malah pergi menghindar untuk bersembunyi dari pandangan jaemin dan orang itu.
Dari belakang dinding fakultas aku melihat jaemin berbincang dengan orang itu, terlihat dari raut wajah jaemin bahwa dia masih mengharapkan perempuan itu
Cukup sakit untuk mengetahui bahwa perasaan jaemin memang belum hilang untuk grace. Tapi sekali lagi, aku tidak bisa untuk membenci seorang na jaemin walau aku ingin.
Percakapan mereka diakhiri dengan jaemin yang memberikan payung kepada grace untuk dipakenya sendiri, sedangkan jaemin masih tetap fokus melihat arah jalan grace yang kian menghilang dari pengelihatannya.
Untuk kali ini aku merasa ingin sekali menangis sepuas-puasnya agar menuntaskan rasa sakit ini. Untunglah ada hujan yang menemaniku kali ini, jadi seberapa deras air mata yang ku keluarkan tidak bisa dilihat oleh mata orang yang melihatku sedang berjalan diderasnya air hujan.
Another side
"Jaem nih dari anna"
"Anna? Dia ada disini?"
"Eh- eum.. eng-ngak tadi sore dia nunggu kamu didepan fakultas terus nitipin payung, soalnya keliatan udah mendung"
"Oh makasih"
"Sama-sama, jangan lupa bilang makasihnya sama anna jaem"
"I-iya"
Jaemin menatap kearah hujan sebentar untuk meratapi perasaan bersalahnya kepada anna saat ini yang semakin bertambah dan juga perasaan cintanya terhadap grace yang tidak bisa hilang dari hatinya
Jaemin berdiri dan membuka payung yang diberi oleh anna untuk digunakannya, tetapi tepat didalam payung tersebut ada pesan yang anna tuliskan dikertas stick notes...
Jaemin aku tau kamu menghindar, dan aku tau aku lah penyebabnya, maka dari itu aku minta maaf jaem.. sungguh aku dan jeno hanya berteman, dia selalu datang padaku ketika ada masalah tolong jangan salah paham..
Jaemin kembali lagi tersadar bahwa entah sudah untuk keberapa kalinya, dia menyakiti hati seorang brianna.
KAMU SEDANG MEMBACA
No Longer : Na Jaemin
Fanfictionmenjalin hubungan dengan seseorang yang masih sulit untuk melupakan masa lalunya bukanlah hal yang mudah, kita hanya akan dianggap sebagai pelabuhan sementaranya. Briana Lee.