Semenjak dinner malam itu, aku dan jaemin berhubungan seperti layaknya seorang yang sedang berpacaran. Walaupun sebenernya ada sedikit kecanggungan yang masih menyelimuti tapi kita berdua sama-sama seperti memaksakan.
Mungkin bukan kita berdua yang canggung, justru malah aku yang merasa sangat canggung karena tidak biasa menerima semua perlakuan manis yang lebih dari jaemin, tatapan lembutnya dan juga senyuman manis yang sekarang ia sering tunjukan pada ku.
Aku senang, jujur aku senang..
Alangkah lebih senang lagi bahwa itu semua murni dari perasaannya, bukan keterpaksaannya yang mengharuskannya begitu.
Hari ini jaemin seperti biasa datang ke appart ku, dia memang orang yang sibuk tapi dia selalu menyempatkan dirinya untuk datang ke appart ku.
"Bosen gak? Mau pergi?"
"Kemana?"
"Suatu tempat mungkin"
"Gimana kalo pantai?"
"Boleh"
"Oke aku siap-siap dulu"
Untung hari ini adalah hari aku dan jaemin kosong untuk kelas, jadi sepertinya berpergian ke pantai akan sedikit menetralkan pikiran kita berdua yang sama-sama sibuk akan tugas.
Sesampainya di pantai aku dan jaemin hanya menikmati air yang datang dan pergi dari kaki kita, melihat betapa indahnya pemandangan dan mendengarkan suara kicauan burung menyambut datangnya senja.
Sunset kali ini lebih indah dari pada yang aku lihat kemarin bersama jeno padahal aku melihatnya sambil membawa kegembiraan karna mendapatkan nilai terbaik untuk mata kuliah yang paling sulit.
"Na.."
"Kenapa jaem?"
"Aku ini apa menurut mu?"
"Kamu? Kamu ya.. jaemin"
"Hehe bukan itu, maksud aku kamu menganggap aku seperti apa?"
"Seperti.. pelangi?"
"Kenapa pelangi?"
"Karna kamu muncul kembali setelah hujan dan badai menerjang"
"Kenapa bisa?"
"Kamu mendatangiku ketika sedih bersamaan dengan hujan deras melanda dan esoknya, kamu kembali membawa sinar matahari yang paling hangat disertai indah kilau matamu yang seperti pelangi"
"Sebegitunya kah? Tapi menurutku na.. aku tak lebih dari sekedar ombak air laut"
"Kenapa ombak air laut?"
"Karna aku bisa saja menghanyutkan mu, membawamu pergi bersama ku lalu tenggalam didalam dekapanku atau menghanyutkan mu dan membiarkan mu terdampar sendiri"
"Jaem.."
"Na.. apapun yang terjadi kedepanya, ku mohon bisa kah kamu memaafkan ku?"
"Kenapa kamu bicara seperti itu jaem?"
"Maafkan aku na.. yang telah membuatmu masuk kedalam sendunya hidupku"
"Jaemin.. aku yang mengiyakannya, itu berarti aku juga yang harus menanggung resiko itu jaem"
KAMU SEDANG MEMBACA
No Longer : Na Jaemin
Fanfictionmenjalin hubungan dengan seseorang yang masih sulit untuk melupakan masa lalunya bukanlah hal yang mudah, kita hanya akan dianggap sebagai pelabuhan sementaranya. Briana Lee.