Hari Pertama Di Desa

224 10 0
                                    

Mereka berlima pun akhirnya menemukannya desa yang di maksud.

Rian dan Dimas dengan wajah gembira akhirnya dapat membuktikan apa yang mereka lihat semalam

" Apa ku bilang aku tidak berbohong kan " kata Dimas

" Iya..., kami percaya " ujar Habibah

" Yasudah ayo kita masuk " ajak Najwa

Saat mereka di dalam desa tidak ada hal yang aneh mereka melihat aktifitas desa pada umumnya yakni ada yang berjualan, menanam padi, dan lain lain.

Saat jalan mereka melihat seseorang wanita tua yang menjatuhkan gelang gelang emas miliknya

Lantas mereka pun langsung mengembalikan nya " Bu Ini gelangnya Jatuh..." kata Aryo

Ibu tersebut menoleh dan tersenyum namun muka nya itu terlihat amat pucat " matur suwon lek " ucap terima kasih nenek tersebut.

Sembari mengembalikan gelang nya mereka pun bertanya " Bu kita ada dimana ya ?? " Ucap Rian, namun ibu tersebut memberikan tatapan dingin dan tak menjawab pertanyaan tersebut

Merasa ibu tersebut tak paham Aryo yang merupakan orang Jawa asli bertanya " Bu dewe nandi yaa?? ( Bu Kita Dimana Ya ?? ) "

" Sampeyan ono nang deso sebelah Utara Seko Gunung ( kalian berada di desa sebelah utara gunung ) " jawab Ibu tersebut.

Dengan sedikit senyum dan masih dengan tatapan dinginnya ibu tersebut pun mengajak mereka berlima ke rumahnya " Ayo mlebu ndisek nak, sampeyan ketok sayah ( ayo masuk nak, kalian terlihat lelah ) ".

Aryo pun menjelaskan maksud ibu tersebut kepada teman temannya dan mereka pun setuju.

" Ayo mlebu ( ayo masuk ) " Ajak Ibu tersebut.

" Matur Suwon Bu " jawab Aryo

Ibu tersebut membuatkan mereka berlima segelas teh sambil menanyakan tentang mereka.

" Sopo nama sampeyan ?? ( siapa nama kalian "

Aryo pun memperkenalkan teman temannya " Aku Aryo Bu, Iki Dimas, Rian, Habibah, Najwa "

" Sampeyan teko Seko ndi ?? ( kalian ini dari mana ?? ) Tanya ibu itu lagi

" seko Jakarta Bu, Dewe meng arak mendaki gunung ( dari Jakarta Bu, kami hanya ingin Mendaki Gunung ) " jawab Aryo.

" Puncak gunung adoh banget Seko kene, Mendingan sampeyan istirahat ndisek sedino opo rongdino nang desa iki. ( puncak gunung amat jauh dari sini, lebih baik kalian istirahat sehari atau dua hari di desa ini ) " ucap Ibu tersebut.

Aryo pun memberikan pemahaman kepada teman temannya tenang maksud si ibu tersebut.

" Ibu Tersebut Menyuruh Kita Bermalam Disini Bagaimana Menurut Kalian ?? " Kata Aryo kepada teman teman nya...

" Aku sih setuju, lagi pun terlalu bahaya mendaki di tengah gunung seperti ini " jawab Habibah

" Baik lah nek ngono bu " kata Aryo kepada si Ibu tersebut.

Hari pun semakin malam...

Mereka makan bersama sang Ibu tersebut hasil masakan Habibah dan Najwa

" Ayo Bu Dimakan " Ajak Najwa

Namun ibu tersebut terlihat diam dengan raut muka datar dan tatapan kosong dan si Ibu langsung bergegas menuju kamar nya...

" Hadeuhh gak ada Listrik disini " keluh Rian

" Ya namanya desa terpencil bagaimana ada listrik sinyal pun tak ada " jawab Dimas

" Ehh tapi disini terasa ada yang aneh Dehh " Kata Habibah

" Aneh bagaimana ?? " Jawab Aryo

" Penduduk Disini mengapa sangat cuek dan bermuka dingin seakan akan..... "

" Dhuarrrrr " Suara Guntur Di langit yang amat keras membuat cerita Habibah terhenti

Di tengah Habibah bercerita Ibu tersebut tiba tiba ada di kursi belakang mereka dan menyuruh mereka tidur " Turu lek !! " Kata si ibu

Mereka pun akhirnya tidur...

Tepat dini hari Habibah terbangun dan ingin melaksanakan sholat malam, ketika ia ingin mengambil air wudhu ia malah melihat sesosok pocong yang berwajah ibu tadi sedang menatapnya dari bawah pohon yang amat besar.

Habibah yang masih dalam keadaan setengah sadar, Ia mencoba mendekat dan benar itu adalah wajah dari si Ibu tadi Ia pun langsung lari dan kembali tidur.

Misteri Desa TuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang