Naya mengerjapka matanya perlahan hingga terbuka.cewe itu memegang kepalanya yang terasa sakit dan berdenyut-denyut.
Ia mengendarkan pandangannya keseluruh penjuru ruangan yang persis seperti sebuah rumah sakit.Naya mencoba melepaskan alat pernapasan yang menutupi hidung dan mulutmunya, belum saja alat itu lepas sudah ada tangan yang menghentikan lengan naya.
"Ngapain di lepas"tanya gema yang sudah ada di pinggir brankar naya dan tangannya memegang tangan naya yang berusaha melepas alat pernapasan
"L_lepas"naya berusaha berbicara meski lemah
"Jangan di lepas"
"Le_lepashh"
"Gak"
"Le_"
"GAK BOLEH AYA"gema membentak naya dengan keras.
Gema hanya ingin naya berhenti untuk melepas alat pernapasannya karna naya baru sasar dari pingsannya.
Naya berhenti memberontak ketika gema membentak naya,buka karna bentakan gema yang membuat naya berhenti memberontak.
Namun kalimat terakhir yang di lontarkan gema membuat naya bungkam dan segera mengalihkan pandangannya.
Setelah membentak naya gema bergegas keluar dari ruangan naya.gema merasa sesak karna telah mbentak naya.
Gema menyandarkan punggungnya di dinding luar ruangan naya,dengan mata terpejam.
"Gua kangen sama lo,gua butuh penjelasan"batinnya
-------------
Setelah tiga hari naya di rawat di rumah sakit.pagi ini naya menyusuri koridor sekolah dengan pelan.saat sampai di kelasnya ia segera menuju kursinya yang sudah ada gema di samping kursi naya.
Belum saja naya duduk di kursinya suara anin yang cempreng menghentikan pergerakan naya.
"Nayaaaaaa......ya ampun gua kangen sama lo"teriak anin di balik pintu dan segera menghampiri naya
"Gua juga kangen sama lo"jawab naya lalu memeluk anin
"Lo ga pa-pa kan nay,sumpah gua khawatir banget tau"ucap anin
"Gua gak papa ko nin,citra mana tumben gak bareng?"tanya naya
"Citra gak sekolah,lagi ada urusan kluarga katanya"anin meletakan tasnya di kuri miliknya dan citra yang ada di depan meja naya dan gema
"Nay gua ke toilet dulu yah"ucap anin
"Iya,mau gua anter?"tanya naya
"Gak usah"jawab anin
Setelah kepergian anin,suasana menjadi hening.di kelas hanya ada gema dan naya karna siswa yang lain belum datang ke sekolah.
Naya melirik gema yang ada di sampingnya sedang membaca buku denga earphone di telinganya.
Ketika naya ingin berdiri dari duduknya gema mencekal lengan naya lalu berdiri di samping naya.
"Ikut"gema menarik tangan naya agar mengikutinya.sedangkan naya hanya mengikuti kemana gema mebawanya.
Gema membawa naya ke roptop sekolah di yang tida banyak orang tau bahwa sma santeresa memiliki roptop.sma santeresa memang sangat luas bahkan untuk mengelilingi seluruh bangunan sma santeresa saja membutuhkan waktu berjam-jam.
Gema menarik naya untuk duduk di kursi kayu yang menghadap langsung ke pembatas roptop.
Hanya ada keheningan yang menghiasi keduanya gema yang menyandarkan punggungnya di kursi kayu dengan mata terpejam,dan naya yang terus diam tidak berbicara.
"Makasih"naya memberanikan diri untuk berbicara pada gema.
Gema mengalihkan tatapannya kesamping untuk melihat naya,alisnya terangkat menandakan,ada apa.
"Makasih karna udah nolongin gua kemarin"lanjut naya
Gema hanya diam tidak menjawab ucapan naya,pandangannya masih menatap wajah naya dengan lekat.
Naya yang di tatap begitu lekat segera mengslihkan pandangannya agar tidak melihat wajah gema.
"Bentar lagi bel"gema berdiri dari duduknya lalu menarik tangan naya agar berdiri mengikutinya.
------------
Naya sedang berdiri di depan gerbang sma santeresa,ia menunggu taksi untuk pulang ke rumahnya.biasanya ia akan ikut dengan faldi untuk pulang bersama namun hari ini faldi tidak pergi ke sekolah.
Sudah tiga puluh menit lamanya naya berdiri namun tidak ada taksi atau angkutan umum lainnya yang lewat.
Tiba-tiba saja sebuah motor berhenti tepat di pinggir naya,naya mengernyit kenapa motor itu berdiri di hadapannya.naya juga tidak tau siapa pengendaranya karna ia memakai helem yang menutupi wajahnya
"Naik"ucap pengendara motor
"Lo siapa"tanya naya
"Gema,ayo naik"akhirnya naya tau siapa pengendaranya motor itu
Gema yang melihat naya hanya terdiam mengangguk kan kepalanya,segera gema menarik tangan naya agar menaiki motornya
Setelah naya duduk di kursinya gema tidak langsung menyalakan motornya,naya yang duduk di belakang gema hanya dia tidak berani berbicara apa pun.
Setelah lima menit dalam keheningan akhirnya gema menyalakan mesinnya sebelum menancap gas gema membuka jaket nya lalu di berikan pada naya.
Naya hanya diam tidak mengambil jaket yang berikan gema padanya.
"Kenapa di lepas jaketnya"tanya naya
"Pake,paha lo keliatan"jawab gema
Naya melihat pada paganya dan benar saja pahanya terlihat karna motor gema yang tinggi dan naya mengenakan rok sekolah yang pendek jika duduk di motor gema yang tinggi.
"Makasih"naya segera mengambil jaket gema danelingkarkannya di pinggangnya untuk menutupi pahanya.
Di sepanjang jalan hanya ada keheningan di antara keduanya baik naya maupun gema tidak ada yang membuka suara.
Seakan mengerti dengan suasana kecanggungan hujan turun secara tiba-tiba mengguyur jalanan jakarta.gema menepikan motornya di sebuah halte untuk berteduh.
Sudah dua puluh menit lamanya mereka berteduh di halte,naya yang merasakan dingin luar biasa karna angin seketika tubuhnya menggigil menandakan bahwa naya tidak tahan dengan udara hujan yang dingin.
Gema yang melihat naya menggigil segera merapatkan tubuhnya dan memeluk naya dari pinggir,gema tau naya merasa lebih dingin dua kali lipat yang ia rasakan,gema ingat bahwa tubuh naya lebih lemah dari tubuhnya.
"Masih dingin?"tanya gema yang masih mengeratkan pelukannya pada naya
Neya mengangguk lemah atas pertanyaan gema,mulutnya terasa lemah hanya untuk memgucapkan kata iya,
Gema semakin mengeratkan pelukannya pada naya dan membenamkan kepala naya pada dada bidang miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka dan kecewa
Teen FictionWanita cantik berkulit putih,rambut tergerai di bawah bahu dan postur tubuh yang tinggi menambah kesan sempurna pada dirinya.dia kanaya putri pernando Kepindahan naya ke sma santeresa milik keluarganya membuat naya harus membuka kenangan masa lalun...