First Daughter

62 7 9
                                    




Deg....

Semua perasaan tercampur aduk jika sudah dibentak sama bunda apapun terasa hambar tapi tetap semuanya harus didengar sesakit apapun itu

"Mau jadi apa kamu Anatha.....jaga mata kamu, kamu itu sudah dari jauh hari dipersiapkan menjadi abdi negara sama almarhum ayah kamu, masih aja main hp terus, baca buku terus, jalan-jalan terus" omelan part 1 dari bunda

"Jangan sok cantik kamu Natha, masih banyak cewek diluaran sana yang lebih cantik dari kamu, orang kayak kamu kalau gak pinter itu cuma jadi tukang pel di mall...mau kamu tambah menjatuhkan derajat keluarga hah!" omelan part 2 bunda

"Tega kamu merusak masa depan adik kamu dengan mempermalukan keluarga kalau kamu terus seperti ini dan gak mencapai cita-cita yang almarhum ayah sama bunda kamu inginkan, iya? Seneng kamu?" omelan part 3 bunda

"Kamu sudah besar Natha...mikir, kalo kakak kamu masih ada juga dia yang akan ditargetkan menjadi penerus ayah...dia jauh lebih baik dan cantik daripada kamu" part 4

" Liat tuh anak tetangga masih kecil udah menang olimpiade gak kayak kamu ikut doang tapi gak menang, dia juga udah belajar bahasa jepang gak malu apa kamu dia kecil-kecil udah sadar kalau zaman sekarang harus multitalent dan mahir minimal 3 bahasa" omelan bunda part 5 sambil keluar kamar gw

Anatha lemah sekali kalau bunda udah bawa-bawa almarhum ayah sama kakak, ngomelin gw kalo belum 5 part gak bakalan mau keluar kamar Natha

Sampai kadang kalau habis diomelin tiba-tiba air mata udah gak terbendung tapi didepan bunda harus tetep senyum dan nunduk gak boleh jawab apalagi natap matanya, karna pasti lebih menusuk hati kalo sambil natap matanya.

Setelah bunda keluar kamar, ia banting diri ke kasur dan udah gak asing lagi sama keadaan ini...NANGIS

Setiap malem atau setelah dimarahin bunda Natha pasti langsung ngadu sama bantal dan guling nya....mulai dari ngomong sendiri sampai nangis itu udah hal biasa yang disaksikan bantal guling dan seisi kamarnya

Dia gak pernah mau nunjukin ini semua apalagi ke Zaviell karna ia sadar kalo ini emang udah jadi tanggungan anak pertama apalagi anak perempuan yang terlalu perasa

Pukul 04.15

Kring...kring...kring

Pagi ini Anatha dibangunin sama alarm kesayangan dengan sigap dan langsung melakukan semua rutinitas pagi hari

Setelah semua selesai gw langsung pamit ke bunda berangkat sekolah dengan membawa macam macam peralatan untuk praktikum fisika hari ini

"Bawa apaan aja kamu sampe kayak orang piknik gitu, tas disana sini Natha" tanya bunda

"Ini alat praktikum fisika bunda....hari ini ada pelajaran fisika dan kebetulan ada praktikum yang perlu pakai beberapa barang ini" sahut Natha melupakan semua yang terjadi semalem

Bunda kalau abis ngomelin anaknya itu suka enggak sadar dan seolah lupa kata katanya itu menusuk hati dan bertingkah seolah gak terjadi apa-apa

"Natha pamit ya bun....Assalamualaikum" pamitan terakhir Natha sebelum ke sekolah sambil mencium tangan bunda

"Iya waalaikumussalam...hati-hati Natha" kata bunda

***

Disekolah

"Ayok anak-anak kita ke laboratorium fisika untuk praktikum" kata Pak Ardi mengajak semua murid kelas 11 IPA ke lab

Dengan sigap mereka langsung membawa perlengkapan praktikum dan menyelesaikannya dengan cepat

"Eh udah jam 5 sore aja nih, harus kerja kelompok dirumah Tiara" kata Natha dalem hati

"Tiaaraa......ayok kerkom" ajak Natha sambil meneriaki nama Tiara dari jauh

"Eh Natha....samper Vina dulu yuk Tha"

Waktu menunjukan pukul 19.00 kerja kelompok sudah selesai dan waktunya pulang ke rumah

Dirumah

Bunda sudah siap dengan menggenggam sapu lidi ditangannya biasanya menanyakan alasan kenapa Natha pulang malam

"Natha.....darimana aja kamu" tanya bunda Tami

"Natha habis rapat osis terus ke rumah Tiara untuk kerja kelompok bun"

"Sama cowok ya!! Dasar anak genit" kata bunda lagi yang nuduh Natha main sama cowok

"Enggak bunda....Natha gak jalan-jalan sama cowok, Natha beneran kerja kelompok" sahut Natha pelan tapi sebenernya sudah sakit hati karna dibilang genit

Badan Natha ngerasa gak enak dan kalo kayak gini biasanya dia langsung ke kasur tanpa peduli apapun lagi

Tiba-tiba ada suara mengetok pintu kamar

"Nathaaaa.....itu alat praktikum kamu berserakan dimana-mana beresin sekarang juga atau mau bunda sita hp kamu" teriak bunda dari balik pintu

Natha heran kenapa alat praktikumnya berserakan dan ternyata...

"Zaviell.....dek apa-apaan sih kamu main acakin alat praktikum kakak seenaknya, kalau mau pake beresin lagi dong kan jadi kakak yg kena omelan bunda jail banget si kamu" kata Natha sambil beresin alat praktikum

"Maaf kak gw gak sengaja....tapi niat ahahahahaha" ucap viell sambil lari dan menutup pintu kamar

Bunda Tami tetap memarahi Anatha tidak peduli siapa yang berulah tetap Anatha lah yang salah

Anatha menahan diri untuk tidak marah kepada adiknya dan kembali membereskan alat praktikum yang berserakan

Apapun yang dilakukan Zaviell pasti selalu Anatha yang dimarahi karena bunda Tami masih menganggap Zaviell anak kecil walaupun sekarang dia sudah menduduki bangku kelas 1 SMA dan umurnya hanya berbeda satu tahun dari Anatha


***

Author

Duh...sedih banget ya Anatha

Siapa nih yang jadi anak perempuan pertama?
Ada juga gak yang bundanya sama seperti bunda Tami?

Kalian harus kuat ya dan gak boleh cepet ngeluh karena kalian harapan keluarga

Happy Reading 🌻

[To be Continue]::::::::::::::::>

Who Make Me Fall [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang