NAK | 03

38 5 0
                                    

Setelah mereka makan, mereka memutuskan untuk pulang karena hari sudah mulai gelap. Tapi, sebelumnya Iqbaal mengantar (Namakamu) pulang ke rumahnya, barulah Iqbaal kembali kerumanya.

•••

Saat diperjalanan (Namakamu) meminta Iqbaal untuk berhenti sebentar untuk membeli martabak manis. “Baal, nanti di depan komplek rumah berhenti dulu ya. (Namakamu) mau beli martabak manis dulu buat Umma, dia katanya kepengen. Tapi, pas kemarin mau beli hujan malemnya, ga jadi deh, kasihan, padahal udah kepengen banget.”

“Oke, Iqbaal juga sekalian beli deh, buat temen nyemil di rumah, hehe. Sekalian beliin Teteh juga, katanya mau mampir kek rumah, kangen rumah.” Kata Iqbaal.

Oh iya, Umma, dia adik kandung (Namakamu). Selisih 3 tahun, jadi sekarang Umma sudah kelas 8 SMP. Umma tidak jauh berbeda dengan (Namakamu), dia manis, cantik, sederhana, dan pintar dalam bidang akademik.

Setelah sampai di tukang martabak manis, akhirnya mereka turun setelah adu mulut di dalam mobil. Sebenarnya Iqbaal sudah melarang (Namakamu) turun, karena diluar gerimis. Tapi, (Namakamu) tetap nekat, katanya biar dia aja yang pesen karena akhir-akhirnya pasti yang bayar Iqbaal.

Tapi, walau begitu, kini akhirnya Iqbaal juga yang membayar. “Ini kang uangnya,” ucap Iqbaal sambil memberi satu lembar uang biru dan hijau. Penjual martabak itu menerima dan berterima kasih, Iqbaal pun menganggukan kepala.

“Ih, Iqbaal ga usah, biar (Namakamu) bayar sendiri aja” tolak (Namakamu) dan mengeluarkan uangnya.
Tapi, Iqbaal malah mengambil uang tersebut dan membawa (Namakamu) ke mobil yang sudah terparkir sedari tadi. “Ih, kenapa sih, Baal!” geram (Namakamu).

“Nih uangnya, simpan, anggap aja kali ini Iqbaal jajain Umma. Bilang ke Umma, ini ucapan maaf dari Bang Iqbaal karena 1 minggu ini enggak bisa main kerumah.” Jelas Iqbaal agar (Namakamu) tidak protes lagi.

“Huh, ya udah deh, ga papa. Tapi, lain kali biar (Namakamu) yang bayar ya!” ucap (Namakamu) sambil mengacungkan jari telunjuknya ke Iqbaal.

Iqbaal hanya tersenyum sambil menganggukan kepala. “Iya-iya, lain kali (Namakamu) yang bayar,” jawab Iqbaal. “Tapi kalo Iqbaal ga lupa.” kata Iqbaal sambil berlari ke arah kemudi dan masuk ke dalam mobil.

(Namakamu) yang ingin memukul Iqbaal karena geram tidak jadi karena Iqbaal sudah terlanjur masuk mobil, akhirnya ia juga masuk mobil dan langsung menyerang Iqbaal. Tetapi, karena Iqbaal sigap dan lebih kuat, akhirnya tangan (Namakamu) di kunci oleh Iqbaal dan tidak bisa memukul Iqbaal lagi.

Iqbaal mendekatkan dirinya pada (Namakamu). (Namakamu) yang terkejut hanya memundurkan kepalanya dan menelan ludah. “I... Iq... Iqbaal mau ngapain?” tanya (Namakamu) gugup.
Iqbaal yang melihat (Namakamu) gugup seperti itu hanya tertawa dan akhirnya melepaskan tangan (Namakamu). (Namakamu) yang merasa ia dipermainkan Iqbaal langsung memukul Iqbaal bertubi-tubi dengan muka yang merah padam menahan malu. “Ih, Iqbaaaaaaaalll! Kesal (Namakamu) kesal sama Iqbaal!” ucap (Namakamu) dan membuang muka ke arah jendela.

“Hahahahah, iya-iya maafin Iqbaal. Jangan marah dong, masa pacarnya Iqbaal marah.” goda Iqbaal sambil mencolek dagu (Namakamu).

“Ih, apaansi! Ga usah colek-colek!” jawab (Namakamu) ketus.
Iqbaal yang gemas akhirnya merangkul (Namakamu) dan meminta maaf.

“Uhhh, gemasss, iyadeh, maafin Iqbaal ya? Jangan marah dong.” Bujuk Iqbaal.

“Iya-iya (Namakamu) maafin. Tapi, besok di sekolah Iqbaal harus beliin (Namakamu) dua es krim rasa coklat sama green tea ya!” ucap (Namakamu) sambil memicingkan matanya pada Iqbaal.

“Iya, janji besok Iqbaal belikan es krimnya, tapi jangan marah lagi okei?” final Iqbaal dan (Namakamu) menganggukan kepalanya sambil tersenyum manis.

Setelah itu, Iqbaal segera melajukan mobilnya menuju rumah (Namakamu) dan ia pulang kerumahnya tanpa mampir ke rumah (Namakamu) karena Iqbaal harus segera pulang karena teh Ody akan mampir ke rumah. Iqbaal hanya menitip salam kepada ayah, bunda, dan adik (Namakamu)

•••

Sesampai di rumah, Iqbaal dikejutkan oleh teh Ody yang sedang menonton tv di ruang keluarga. “Teh Ody... Udah dateng dari tadi? Bunda mana?” tanya Iqbaal sambil menyalimi tangan teh Ody.

“Iya! Teteh udah dari tadi, nunggu kamu lama! Yeuuu, pacaran terus yaaa!” jengkel teh Ody. “Eh, tapi gimana kabarnya (Namakamu)? Lama Teteh ga ketemu dia, tambah cantik pasti. Kamu gak apa-apain dia kan! Adek Teteh tuh, Baal. Dijaga! Jangan disakitin!” bela teh Ody.

Iqbaal hanya memutar bola malas. Sudah tidak heran lagi kalo teh Ody seperti ini. Tapi, Iqbaal tidak keberatan, malah Iqbaal senang, keluarnya dan keluarga (Namakamu) mendukung satu sama lain. “Sebenernya adik Teteh itu aku atau (Namakamu)? Ngomel mulu, Ale gak nyakitin (Namakamu) ya! Enak aja main tuduh! Nih, mending Teteh makan ini! Dari pada ngomel mulu, dah lah, Ale mau nyari Bunda, Bunda kemana teh?” tanya Iqbaal sambil menyerahkan martabak manis.

Bersamaan Ale bertanya, ternyata bunda sudah turun dari atas, mungkin bunda dari kamar. “Ada apa ini? Kalian kalo ketemu kok ribut terus! Tapi kalo gak ketemu kangen katanya!” ucap bunda.

“Gak papa kok bun, oh iya, tuh Ale beli martabak manis sekalian tadi Ale beliin adiknya (Namakamu). Ya udah Bun, Ale ke atas dulu ya, mau bersih-bersih. Teh, Ale ke atas dulu” Izin Iqbaal.

“Iya.” Jawab bunda dan teh Ody bersamaan.

•••

Setelah membersihkan diri dan melaksanakan sholat magrib, Iqbaal mulai membaca novel, dan mencatat inti dari novel itu, ia di beri waktu oleh bu Hanas 5 hari. Dan hari ini hari Jumat, itu berarti tugas akan dikumpulkan hari Rabu depan. Novel yang ia beli memang tidak tebal, karena untuk menyingkat waktu jadi Iqbaal beli novel yang jumlah halamannya sedikit, ia membaca novel tersebut hingga larut, sampai-sampai Iqbaal tidak sadar kalau ini sudah jam 21.26 dan Iqbaal belum mengabari (Namakamu) sama sekali.

Sedangkan, di rumah (Namakamu) khawatir akan terjadi apa-apa oleh Iqbaal. Karena, sejak Iqbaal mengantarkan (Namakamu) pulang, Iqbaal tidak menghubungi (Namakamu) dan saat (Namakamu) mencoba menelepon Iqbaal nomornya tidak aktif. Dan akhirnya....

•••

BERSAMBUNG

Haiii, gimana part 3 ini? Kurang wah? Kurang uwu? Atau kurang apa? Xixixi

Jangan lupa vote, comment yawww. Makasih udah ngikutin sampai sekarang :)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Novel atau Aku?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang