Bagian 42

1.1K 135 9
                                    

Nagisa dan Midoriya masih saling berhadapan. Belum ada satu pun diantara mereka yang mulai menyerang.

"Ya ampun.... Tak ku sangka Nagisa benar-benar akan terlibat pertarungan seperti ini...." Gumam Chiba.

"Chiba, Hayami, sebaiknya kita mendekat. Kalau sudah seperti ini, aku yakin Nagisa tidak akan main-main." Kata Karma.

Mereka bertiga pun berjalan mendekati area pertarungan.

"Mohon kerja samanya, ya, Midoriya-kun!" Ucap Nagisa sambil tersenyum.

"Panggil saja Izuku. Jangan menahan diri, ya, Nagisa-kun." Balas Midoriya juga tersenyum.

"Baiklah, Izuku-kun." Kata Nagisa.

Mereka terdiam sejenak. Sesaat setelah itu, keduanya melesat untuk saling menyerang. Tak ada yang mau mengalah diantara mereka. Nagisa mengayunkan pisaunya. Midoriya menghindarinya denagn sigap. Tak mau kalah, Midoriya mencoba untuk melancarkan sebuah tendangan pada Nagisa. Nagisa pun langsung menghindarinya. Mengetahui serangannya gagal, mereka berdua pun mundur dan saling menjauhi. Nafas mereka tersengal.

"Benar-benar pertarungan yang hebat! Padahal kita daritadi sudah mencoba menyerang secara bersamaan." Gumam Uraraka.

"Pantas saja Nagisa-kun berusaha mengalahkan Midoriya terlebih dahulu." Sambung Kaminari.

'Kelemahan terbesar Nagisa-kun ada pada fisiknya. Satu-satunya cara untuk mengalahkannya adalah dengan menyerangnya secara fisik. Tapi, Nagisa-kun pasti sudah menebaknya. Dan dia pasti juga sudah melatih kekuatan fisiknya. Argh..... Bagaimana ini?!' Batin Midoriya.

'Izuku-kun itu suka mencatat kebiasaan yang dilakukan orang lain. Dia pasti juga sudah memahami pola seranganku. Dia pasti juga sudah tahu titik kelemahanku. Kalau gegabah, dia pasti akan memanfaatkan kelemahanku itu. Tapi aku yakin dia tidak akan melakukannya. Lalu, bagaimana caraku agar bisa mengunggulinya?!' Batin Nagisa.

Mereka berdua tampak sedang berpikir keras. Masih belum ada yang menyerang. Suasana tegang pun menyelimuti. Bahkan beberapa murid dari kelas lain pun turut menyaksikan pertarungan hebat ini.

"Ah, banyak yang juga ikut menonton, ya?" Gumam Kirishima.

"Tapi Midoriya cukup hebat karena bisa mengimbangi Nagisa-kun!" Puji Lida.

"Entah kenapa hawa disekitar sini jadi sangat panas." Celetuk Chiba.

"Ini menarik. Disinilah mereka akan beradu kekuatan, kecerdasan, strategi, bahkan kelicikan. Aku merasa kalau sebenarnya mereka itu cukup seimbang. Yang kurang dari Midoriya hanya pengalaman bertarung. Sementara yang kurang dari Nagisa hanya kekuatan fisik. Namun, keduanya juga punya kekurangan yang sama, yaitu pengendalian emosi dan penyusunan rangkaian pertarungan." Gumam Karma.

"Bagaimana kau bisa tahu, Karma-kun?" Tanya Todoroki yang berada tak jauh dari Karma.

"Hmm.... Aku cukup menguasai semua kelemahan mereka. Jadi aku bisa paham tentang hal itu. Sebelum kami datang, kalian pernah terlibat beberapa pertarungan dengan villian, kan? Namun, pengalaman kalian itu masih sangat minim. Disitulah titik kelemahan terbesar Midoriya. Dia masih belum punya pengalaman dalam menghadapi musuh seperti Nagisa. Sedangkan Nagisa sendiri, terlihat sangat jelas kalau fisiknya itu lemah. Sangat berbeda dengan Midoriya yang sering menggunakan serangan fisik. Sebenarnya kalau saja mereka saling menyerang titik lemah itu, sepertinya keduanya akan kalah. Tapi aku masih mempertimbangkan kelebihan mereka berdua. Mereka itu sudah sering bersama. Jadi diam-diam, mereka pasti mengamati satu sama lain. Jadi mereka pasti sudah saling memahami." Jelas Karma.

"Wah, sepertinya si setan merah ini banyak bicara." Ejek Hayami.

"Diam saja kau, Hayami." Balas Karma.

Together [Hiatus Sementara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang